Berita NTT Terkini
BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme NTT Selenggarakan Workshop
BNPT bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme menggelar workshop video pendek BNPT 2018 di Kupang, ibukota Provinsi NTT.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme menggelar workshop video pendek BNPT 2018 di Kupang, ibukota Provinsi NTT.
Workshop bagi siswa sekolah lanjutan tingkat atas se-kota Kupang ini digelar di Aula LPMP Provinsi NTT, Kamis (25/10/2018).
Workshop video pendek dengan tema besar "Menjadi Indonesia" ini diikiuti sebanyak 150 siswa beserta guru pendamping sekolah.
Baca: KPK Usulkan Rp 1,245 Triliun untuk Anggaran 2019
Kegiatan ini dibuka oleh Mohamad Chairil Anwar, Pejabat mewakili Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI.
Dalam sambutannya saat membukan kegiatan, Chairil Anwar menegaskan workshop video pendek BNPT 2018 dengan tema menjadi Indonesia dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi ancaman radikalisme dan terorisme khususnya di kalangan generasi muda.
Chairil Anwar menjelaskan, para pelajar sebagai generasi milenial yang akrab dengan teknologi informasi diarahkan untuk memanfaatan teknologi secara positif terutama untuk terlibat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
"Pemilihan tema 'menjadi' Indonesia sangat tepat di tengah makin maraknya aksi yang mencoba untuk mendegradasi keberagaman Indonesia dewasa ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Chairil Anwar menjelaskan bahwa workshop dan lomba yang telah berlangsung selama tiga tahun ini terus dipertahankan karena ada dampak positif yang luar biasa. Selain itu juga, workshopdan lomba ini telah menjadi atensi Presiden Jokowi karena muatannya yang mampu membangkitkan nasionalisme.
"Lomba video pendek BNPT ini dipertahankan untuk dilaksanakan dalam tiga tahun terakhir, karena kami memandang ada gambaran positif dalam pelaksanannya. Selain itu, lomba ini dipertahankan untuk terus dilaksanakan karena ada atensi luar biasa dari Presiden karena muatannya mampu membangkitan nasionalisme di kalangan generasi muda," tegasnya.
Chairil Anwar menyebut, sejak tahun 2016 sebanyak 1.200 video yang sudah dihasilkan sudah disebarluaskan melalui media sosial dan disaksikan lebih dari 22 juta orang di Indonesia dan di luar negeri.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT, Sisilia Sona, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa workshop video pendek bagaimana menjadi Indonesia merupakan kegiatan yang sangat strategis untuk generasi muda.
Sisilia juga mengingatkan bahwa pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara. Bahkan menurut Sisilia boleh dikatakan bahwa di tangan pemudalah dititipkan bangsa ini.
Persoalannya, ada sebagian kecil pemuda yang terpapar paham radikal bahkan menjadi pelaku-pelaku terorisme. Ini yang kemudian membuat miris.
"Jadi harapannya adalah bagaiamana yang terpapar ini, secara perlahan tapi pasti berubah menjadi pemuda pemuda baik yang bangga akan bangsanya, bukan sebaliknya merongrong wibawa bangsanya sendiri," ujar Siailia.
Oleh karena itu, Sisilia mengajak pemuda untuk memahami terorisme dan paham radikal yang menjadi ancaman nyata yang membahayakan disintegrasi bangsa sehingga dapat melakukan pencegahan sedini mungkin.
Sisilia juga mengingatkan pelajar sebagai kaum muda yang melek teknologi informasi agar mempergunakan media secara bijak dan arif untuk tujuan tujuan positif. Selain itu, para guru pun diharapkan dapat membimbing siswa untuk melakukan hal-hal baik dengan media, terutama media sosial.
Workshop dan lomba video Menjadi indonesia ini menghadirkan aktor kawakan Mathias Muchus serta penulis naskah film Swastika Nohara. (*)