Berita Entertainment
Ratna Sarumpaet Ternyata Pernah Dekat Dengan Ahok, Inilah 5 Kehebohan yang Pernah Dibuatnya
Ratna Sarumpaet Ternyata Pernah Dekat Dengan Ahok, Inilah 5 Kehebohan yang Pernah Dibuatnya
POS-KUPANG.COM - Aktivis Ratna Sarumpaet pernah mengungkapkan, berkat Ahok lah, anaknya, Atiqah Hasiholan bisa menikah di Pulau Seribu.
SEDERET tingkah kontroversial Ratna Sarumpaet sejak zaman Ahok. Mulai dari tudingan kepada Basuki Tjahaja Purnama hingga mobilnya diderek oleh Dishub DKI Jakarta.
Aktivis Ratna Sarumpaet baru-baru ini tersandung masalah karena berita bohong kabar dirinya dianiaya.
Intip Ramalan Keuangan Berdasarkak Zodiak Minggu ini, 8-14 Oktober 2018: Capricorn Ada Pemasukan!
5 Zodiak Ini Paling Agresif di Ranjang, Bagaimana dengan Kamu?
Ingin Punya Gebetan Romantis? Ini Dia 5 Zodiak Paling Romantis Abad Ini
Kabarnya Ratna dikeroyok oleh tiga orang pria sebelum akhirnya meninggalkannya di pinggir jalan.
Namun belakangan terbongkar kabar tersebut ternyata hoax atau kabar bohong semata.
Sebelumnya beredar hasil penyelidikan polisi yang menyebutkan lebam yang didapatkan oleh Ratna Sarumpaet karena operasi plastik, bukan karena penganiayaan.
Penyelidikan melibatkan dua Polda yakni Jawa Barat dan Metro Jaya menyebutkan Ratna operasi plastik di sebuah klinik bedah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Selain itu hasil penyelidikan Polda Jabar pada tanggal 21 September 2018 tak ada konferensi dengan negara asing di Bandung.
Padahal sebelumnya dalam pemberitaan disebut, Ratna dianiaya usai menghadiri konferensi dengan beberapa peserta dari luar negeri.
Selain itu, tidak ada saksi mata di Bandara Husein Sastranegara Bandung yang melihat aksi pengeroyokan dan tidak ada daftar manifes atas nama Ratna Sarumpaet.
Hasil penyelidikan Polda Metro Jaya menguatkan penyelidikan Polda Jabar yang menyebutkan nomor telepon seluler Ratna dinyatakan aktif di Jakarta pada tanggal 20-24 September 2018.
Pengecekan rekening Ratna dan anaknya ada tiga kali dana keluar yang didebet di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika.
Uang tersebut masing-masing sebesar Rp 25 juta pada tanggal 20 September 2018, Rp 25 juta pada tanggal 21 September, dan Rp 40 juta pada tanggal 24 September 2018.
Polisi juga sudah meminta keterangan ke RS Bina Estetika dan diperoleh keterangan bahwa Ratna Sarumpaet merupakan pasien di rumah sakit tersebut pada tanggal 20, 21 dan 24 September 2018.
Hal ini diperkuat dengan rekaman CCTV di klinik tersebut dan buku daftar pasien.
Keterangan tersebut akhirnya diperkuat dengan pengakuan Ratna secara langsung mengakui kalau dirinya melakukan operasi plastik saat menggelar konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (03/10/2018).
Ratna juga mengakui kalau dirinya telah melakukan kebohongan dan menyebarkan hoax terkait isu pengeroyokan dirinya.
Sebelum menceritakan apa yang terjadi, Ratna sempat mengucapkan harapan agar wartawan tak menjauhinya setelah mengetahui fakta yang sebenarnya.
"Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran para wartawan, semoga pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan kalian tidak menjauh," ujar Ratna.
"Saya mohon apapun yang saya sampaikan kali ini sebuah hal yang akan menjatuhkan karier saya ini mereda dan membuat kita semua bisa saling memaafkan," sambung Ratna, seperti yang dikutip dari Grid.ID.
Ratna pun membuat pengakuan kalau isi pengeroyokan yang dia buat hanyalah sebuah kebohongan.
Foto wajah bengkak Ratna yang beredar di dunia maya ternyata merupakan efek operasi plastik yang dia jalani pada 21 September 2018 di sebuah rumah sakit bedah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Tanggal 21 saya mendatangi rumah sakit khusus bedah, menemui dokter Sidik ahli bedah plastik, kedatangan saya kesitu katena beliau sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri dan kanan saya," tuturnya.
"Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya yang saya sudah 3 atau 4 kali kesana, tetapi pada saat setelah operasi bedah plastik saya tanya muka saya kenapa begini dia bilang itu biasa," tuturnya lagi.
Pulang ke rumah dalam keadaan wajah lebam, Ratna mengatakan pada anaknya kalau dia dikeroyok.
"Intinya begitu jadi apa yang akan saya katakan ini akan menyanggah adanya penganiayaan. seperti ada kebodohan yang saya tidak pernah banyangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya," ujarnya.
"Saya membutuhkan alasan pada anak saya di rumah dia menanyakan kenapa muka saya lebam dan saya jawab saya dikeroyok," ucap Ratna.
Mendengar jawaban kalau Ratna dikeroyok, pihak keluarga pun terus menanyakan hingga akhirnya menyebar ke publik.
"Jawaban pendek itu dalam seminggu ke depan terus dikorek namanya juga anak melihat muka ibunya lebam-lebam,"
Ratna sendiri mengaku tak tahu kenapa dirinya bisa terjebak dalam sebuah kebodohan dengan mengarang cerita yang akhirnya berkembang dan menjadi perbincangan hangat.
Tak cuma kali ini Ratna Sarumpaet melakukan aksi yang mengundang kontroversi.
Dilansir dari Tribun Medan, berikut rangkum dari berbagai sumber.
1. Debat Panas Dengan Luhut Pandjaitan di Pinggir Danau Toba
Aktivis Nasional Ratna Sarumpaet malah terlibat cekcok dengan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan di Tiga Ras, Senin (2/7/2018).
Ratna tiba-tiba datang ke pertemuan Luhut dengan keluarga korban.
Dia mengklaim sebagai perwakilan keluarga dari penumpang KM Sinar Bangun dan masyarakat Tapanuli saat hendak berbicara dengan Luhut Panjaitan di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun Pelabuhan Tigaras.
Kondisi ini sampai membuat keluarga korban menangis melihat Ratna cekcok dengan Luhut.
Hingga satu diantara keluarga korban tidak tahan sampai memarahi Ranta Sarumpaet dalam pertemuan tersebut.
2. Parkir di Ruang Jalan Ratna Sarumpaet Tak terima mobil Diderek Dishub DKI Jakarta
Ratna Sarumpaet tak terima ketika mobil yang diparkirnya diderek oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.
Saat itu mobil Ratna Sarumpaet parkir di ruang jalan di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (3/4).
Ratna yang tak terima mobilnya diderek lalu menyebutkan bakal menelopon Gubernur Anies Baswedan
Tak sampai disitu Ia juga melayangkan somasi terhadap Dishub DKI Jakarta.
3. Ratna Sarumpaet gugat KPK
Ratna Sarumpaet menggugat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Reklamasi Pulau dan Rumah Sakit Sumber Waras.
Menurut Ratna dua kasus itu turut menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
4. Tolak penggusuran warga
Ratna Sarumpaet menolak rencana Pemprov DKI menggusur permukiman warga di sekitar Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Dia mengkritik langkah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang tak henti-hentinya melakukan penggusuran.
Ratna juga menuding penggusuran Ahok tersebut kental dengan kepentingan bisnis para cukong.
5. Ditolak di Palembang
Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung batal menggelar diskusi publik di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (1/9/2018).
Kedatangan keduanya mendapat penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat di Palembang.
Alhasil Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung harus mendapat pengawalan ketat.
Keduanya hanya diberi waktu tiga jam di Palembang sebelum akhirnya membatalkan diskusi.
Keduanya diminta kembali ke Jakarta.
Pernah Dekat Dengan Ahok
Sebelum akhirnya berseberangan, awalnya hubungan Ratna Sarumpaet dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sempat akrab.
Dilansir dari Tribunjambi.com dari Warta Kota, Ratna Sarumpaet dulunya merupakan pendukung Basuki Tjahaja Purnama saat menjadi pasangan Joko Widodo pada Pilkada DKI Jakarta 2012.
Saking dekatnya Ratna dengan Ahok pernikahan putri Ratna yakni Atiqah Hasiolan pun bisa dilangsungkan di Pulau Seribu, salah satu kawasan wisata DKI Jakarta.

Namun seiring berjalannya waktu Ratna menjadi salah satu penentang Ahok paling depan.
Saat Pemprov DKI Jakarta hendak menggusur kampung Pasar Ikan dan Kampung Aquarium di Jakarta Utara, Ratna tampil membela warga.
Ratna menampik bila kritik keras yang dilontarkannya selama ini kepada pemprov DKI lantaran ketidaksukaannya secara pribadi kepada Ahok.
Menurut Ratna pada awalnya ia berhubungan baik dengan mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Tahun 2012, Ahok pernah mendatangi rumah Ratna meminta dukungan untuk maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Joko Widodo.
Pada Pilkada 2012, Ratna mendukung pasangan Jokowi-Ahok melawan Fauzi Bowo.
Hasilnya, Jokowi-Ahok menang meski melalui dua putaran.
Ratna juga mengakui, berkat Ahok lah, anaknya, Atiqah Hasiholan bisa menikah di Pulau Seribu.
“Saya sebenarya dulu baik, Pak Ahok datang ke rumah aku dulu meminta dukunganku,” katanya.
Ia mengatakan, saat itu ia sangat mendukung Ahok menjadi pimpinan DKI.
Alasannya Ahok merupakan bagian dari minoritas, dan dalam memimpin suatu daerah tidak dinilai dari latar belakangnya, melainkan dari kemampuannya.
“Saya dukung banget karena dia minoritas. Dan saya kira Indonesia harus menerima pemimpin berdasakan kemampuan, tidak peduli latar belakangnya,” katanya.
Ratna mengaku mulai muncul ketidaksukaan pada Ahok pada saat kegiatan keagamaan Idul Qurban tahun 2014.
Ahok menurut Ratna justru tidak menghormati keberagaman dengan melarang pemotongan hewan qurban di sembarang tempat dan harus di RPH (Rumah Potong Hewan).
Ketidaksukaan tersebut ditambahlagi saat kasus penggusuran Kampung Pulo, Jakarta Timur.
Menurut Ratna, Ahok tidak bisa memberikan alasan yang kuat dalam melakukan penggusuran Kampung Pulo ketika itu.
Manurut Ratna, kekurangan ahok yang paling mendasar adalah antikritik.

Mereka yang mengkritik langsung dicap sebagai musuh.
“Pak Ahok menurut saya apabila dibilang salah dia akan marah besar. Menurut saya seperti itu kurang tepat. Manusia itu pasti ada salah salahnya lah. Dari situ lah kita belajar,” katanya.
Ratna mengaku sadar Ahok memiliki watak yang keras.
Namun bukan berarti dengan watak keras tersebut tidak dapat berdialog dengan warganya.
Menurut Ratna, ia pun juga berwatak keras, namun dalam membahas atau menyelesaikan persoalan, membuka ruang dialog.
“Bukan berarti saya selalu benar ya dan bukan berarti pak Ahok benar juga ya, tapi itu kan bisa didialogkan. Jangan kita kritik, kemudian kita dicoret dari daftar teman,” kritik Ratna. (tribunnews/fik)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pernah dekat dengan Ahok, 5 Fakta Ratna Sarumpaet hingga Heboh Kasus Penyebaran Hoaks