Berita Tsunami Palu

Aksi Heroik Gunawan Agung, Petugas ATC Bandara Palu yang Selamatkan Pesawat dari Gempa Palu

Aksi Heroik Gunawan Agung, Petugas ATC Bandara Palu yang Selamatkan Pesawat dari Gempa Palu.

Editor: Bebet I Hidayat
bangkapos
Aksi Heroik Gunawan Agung, Petugas ATC Bandara Palu yang Selamatkan Pesawat dari Gempa Palu 

Aksi Heroik Gunawan Agung, Petugas ATC Bandara Palu yang Selamatkan Pesawat dari Gempa Palu

POS-KUPANG.COM - Guncangan gempa Donggala dan Palu, Jumat (28/9/2018) menelan korban.

Gempa berkekuatan 7,4 SR itu, satu di antaranya meregang nyawa Anthonius Gunawan Agung.

Anthonius Gunawan Agung adalah seorang petugas Air Traffic Controller (ATC).

Getaran yang ditimbulkan gempa, membuat petugas di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu, berhamburan.

Mereka menyelamatkan diri dari dahsyatnya guncangan gempa.

Jembatan Kuning Palu Hancur Diterpa Gempa, Rumah Warga di Bawahnya Ludes Terbawa Tsunami Palu

VIDEO : Video Amatir Detik-detik Tsunami Palu Usai Gempa 7,7 Magnitudo, Mengerikan

BNPB Sebut Korban Tewas akibat Gempa dan Tsunami di Palu 384 Orang

Gunawan Agung, petugas ATC Bandara Palu
Gunawan Agung, petugas ATC Bandara Palu (Facebook)

Namun, Anthonius Gunawan Agung justru menahan diri dari guncangan gempa.

Anthonius Gunawan Agung tak buru-buru menyelamatkan diri.

Ia memilih menuntaskan pekerjaannya terlebih dahulu membantu pesawat take off dari bandara.

Setelah pekerjaannya tuntas, Athonius Gunawan Agung pun langsung angkat kaki dari menara pengatur lalu lintas udara.

Ia kemudian melompat dari lantai empat menara lalu lintas udara tersebut.

Namun, lompatannya itu justru berakhir mengenaskan.

Tubuh Anthonius Gunawan Agung mengalami patah tulang.

Ia sempat dilarikan ke rumah sakit menggunakan helikopter.

Namun, nyawa Anthonius Gunawan Agung pun melayang.

Ia meninggal dunia menjadi korban tragedi gempa Donggala dan Palu.

Tempat Anthonius Gunawan Agung bekerja pun mengalami kerusakan parah akibat gempa tersebut.

Kabin tower lantai 4 roboh hingga peralatan pun rusak.

Hal itulah yang menyebabkan aktivitas bandara sementara ini ditutup.

Di sisi lain, sang pilot yang membawa pesawat lepas landas atas bantuan Anthonius Gunawan Agung merasakan kesedihan.

Ia terkajut atas kabar meninggalnya rekan kerjanya itu.

Sang pilot merasa berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada Anthonius Gunawan Agung.

"Oh Tuhan, ini beliau meninggal? Ya ampoon jadi netesin air mata. Last transmisision was ' Batik 6231 R/W 33 clear for take off' and i replied. Thank you for letting me take off. God be with you. So sad and so sorry," ujarnya, dikutip dari Tribun Timur.

Dalam tulisan Birgaldo, disebutkan sebenarnya sebelum menuntaskan tugas membimbing Batik Air nomor penerbangan ID6231 mengudara, teman-teman Agung sudah mengingatkan ada gempa.

Namun Agung bertahan menuntaskan tugasnya.

Ini postingan Birgaldo:

Patriot Bangsa Anthonius Gunawan Agung

"Pilot Batik Air ID 6231.. Allowed to take off.. Copy", ucap Agung dari menara ATC Bandara Mutiara Al Jufri, Palu.

"Copy. Crew attendant.. Air flight ready to take off", ucap pilot

Capt. Ricosetta Mafella, dari ruang kemudi.

Pesawat Batik Air itu mulai bergerak perlahan lalu melaju semakin kencang.

Brrakkk... Bummmm.. Brakkk... Bummm...

Tetiba gempa berkekuatan 7.7 skala richter mengguncang Palu. Bandara Mutiara Al Jufri ikut terguncang.

Puluhan orang berteriak ketakutan sambil menyelamatkan diri keluar dari dalam gedung bandara.

Petugas menara control bandara, Anthonius Gunawan Agung juga merasakan getaran gempa yang mengguncang menara air traffic controller.

Agung dalam posisi bertugas memandu pilot Batik Air untuk lepas landas dari landasan. Saat itu jam menunjukkan pukul 17.55 Wita.

Saat gempa terjadi, pesawat masih bergerak kencang di landasan terbang . Pesawat belum terbang penuh. Roda pesawat masih tampak di badan pesawat. Belum menutup.

Live MNCTV, Timnas U-16 Indonesia vs Australia di Piala Asia U-16 2018, Waspadai Peran Wasit

Sementara di bawah menara, banyak teman2 Agung berteriak ada gempa. Mereka berteriak meminta Agung agar turun dari menara. Agung tidak bergeming meski goncangan tempat duduknya semakin keras.

Ia kukuh bersikap tenang memandu pilot Batik Air. Tugas harus dituntaskannya. Memastikan roda pesawat Batik Air masuk dalam badan pesawat.

"Safe flight Batik Air..Take care", ucap Agung menutup komunikasinya dengan Pilot Batik Air yang sudah posisi aman mengudara.

Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih.

Brakk.. Brummm...

Menara ATC roboh. Agung terlambat menyelamatkan diri. Ia tewas dalam tugas mulia untuk memastikan semua penumpang dan pilot benar2 sudah mengudara dengan aman.

Ia menjadi patriot yang sungguh2 mengemban tugas sepenuh tanggung jawab meski harus kehilangan nyawanya sendiri.

Kami menaruh hormat dan bangga padamu kawan..

Selamat jalan Pahlawan..

Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa menerima arwahmu dalam damai dan tenang.

Salam hormat

Birgaldo Sinaga

Kesaksian Pilot Batik Air

Detik-detik terakhir menjadi momen dramatis dialami oleh Capt Ricosetta Mafella, pilot penerbangan Batik Air penerbangan ID6231.

Pesawat Airbus A320 yang diawakinya tinggal landas (takeoff) saat gempa bumi melanda Palu pada Jumat (28/9/2018) petang lalu, sebelum menara ATC bandara roboh.

Ali Zainal Sebut Try Out Sangat Membantu Pelamar CPNS 2018 di Nagekeo

Pulang Kampung, Presiden Jokowi Temani Jan Ethes Bermain di Mal

Liga Inggris Malam Ini, Live RCTI dan Beinsport 1, Chelsea vs Liverpool Pukul 23.00 WIB

Cerita tersebut beredar di sejumlah grup percakapan instan, KompasTekno telah menghubungi Capt. Fella pada Sabtu (29/9/2018) pagi dan mendapat izin untuk menuliskannya.

Kisah ini juga dituliskan Birgaldo Sinaga di akun facebooknya.

Diceritakan oleh Capt Fella, hari itu adalah hari terakhirnya terbang di Batik Air, lusa ia sudah kembali ke Lion Air (Batik Air dan Lion Air tergabung dalam Lion Group).

Saat di Bandara Mutiara, Palu, sesaat sebelum keberangkatan, Capt. Fella meminta quick handling, sesuatu yang tidak biasa ia minta kepada ground handling.

"Entah kenapa kayak diingetin harus buru-buru terbang," tulisnya.

Penerbangan Batik Air ID6231 melayani rute Palu-Makassar, dijadwalkan terbang pada pukul 5.55 waktu setempat.

Bagaimana Gempa dan Longsor Berduet Memicu Tsunami Palu? Simak Penjelasannya

Pengurus Orwama Politeknik Negeri Kupang Semangat Ikut Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar

Ini Daftar Kerusakan Pasca Tsunami di Palu dan Donggala

"Pilot Batik Air ID 6231.. Allowed to take off.. Copy", ucap Agung dari menara ATC Bandara Mutiara Al Jufri, Palu.

"Copy. Crew attendant.. Air flight ready to take off", ucap pilot Capt. Ricosetta Mafella, dari ruang kemudi.

Saat mendapat izin untuk takeoff, pesawat mulai rolling di runway, Capt Fella merasakan pesawat bergerak ke kanan dan kiri, getaran terasa mendatar, bukan vertikal.

Ia belum menyadari bahwa apa yang dialaminya saat rolling untuk takeoff itu adalah gempa yang sedang melanda di bandara Mutiara, Palu.

"Tetapi karena di cockpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena gak mengganggu," tulisnya.

NTT Punya Kelimutu, Nihiwatu, Bena dan Reba, Wae Rebo dan Komodo

Fakta-fakta Gempa Donggala dan Penjelasan Mengapa Gelombang Tsunami di Teluk Palu Bisa Dasyat

Menara ATC di bandara Mutiara, Palu yang rusak akibat gempa bumi 7,7 SR pada Jumat (28/9/2018) petang.

Menara ATC di bandara Mutiara, Palu yang rusak akibat gempa bumi 7,4 SR pada Jumat (28/9/2018) petang.(Istimewa)

Pada mulanya, Capt Fella mengira goyangan itu disebabkan oleh permukaan runway yang bergelombang. Setelah pesawat mengudara, awak Batik Air ID6231 menghubungi tower, sesuai prosedur yang berlaku.

Namun saat itu sudah tidak ada jawaban dari menara ATC bandara Palu.

Panggilan ke tower ATC Palu dilakukan beberapa kali, namun tetap tidak ada jawaban.

Rupanya, saat itu, tower ATC bandara Palu sudah roboh akibat guncangan gempa, namun hal itu belum disadari awak Batik Air ID6231.

Saat pesawat mencapai ketinggian antara 2.000-3.000 kaki, dan checklist setelah takeoff selesai dilakukan, Capt. Fella melihat gelombang-gelombang aneh di pesisir pantai Palu.

Ia pun mengaku sempat merekam video pendek gelombang tersebut. Namun masih belum sadar apa yang terjadi.

"Tahu ada gempa setelah ada info di radio," tulis Capt. Fella.

Akhirnya, semua kru penerbangan diberi tahu kalau mereka adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu, persis saat gempa terjadi.

Penelusuran KompasTekno dari situs Flightradar24, penerbangan Batik Air ID6231 pada 28 September, tinggal landas dan tertangkap radar pada pukul 18.17 WITA.

Sementara gempa bumi yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitarnya, tercatat oleh BMKG pada pukul 18.02 WITA. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved