Haringga Sirila Korban Pengeroyokan Oknum Bobotoh, Ini Pesannya Untuk Persija Sebelum Meninggal

POS-KUPANG.COM -  Haringga Sirila ternyata sempat memposting unggahan 4 hari sebelum meninggal, isinya satu kalimat pesan untuk Persija.

Meninggalnya Haringga Sirila membuat ajang sepak bola Indonesia berduka.

Pemuda berusia 23 tahun, suporter setia Persija Jakarta tersebut harus meregang nyawa ketika hendak menyaksikan laga Persib Bandung vs Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018) sore.

Haringga dikeroyok oleh sejumlah oknum Bobotoh di sekitaran Stadion GBLA, Bandung.

Menurut keterangan dari suporter yang berada di GBLA, sekitar pukul 13.00 WIB ada seorang suporter yang dikejar oleh oknum suporter Persib Bandung.

Para oknum tersebut meneriaki korban yang merupakan anggota The Jakmania.

Baca: BREAKING NEWS: Menpora Imam Nahrawi Hentikan Sementara Pertandingan Liga 1 2018 untuk Haringga Sirla

Korban pun lantas segara berlari menyelamatkan diri, tapi berhasil terkejar dan tak dapat menghindari pengeroyokan onum suporter Persib yang banyak.

Haringga sempat minta pertolongan pada seorang tukang bakso yang ada di sekitar stadion.

Nahas, oknum suporter Persib tetap beraksi brutal dengan melakukan pengeroyokan.

Bahkan, mereka menggunakan benda-benda seperti balok kayu, piring, botol, hingga benda -benda lainnya untuk menghabisi nyawa Haringga.

Nyawa Haringga akhirnya tak bisa diselematkan.

Peristiwa tragis ini mendapat banyak kecaman dari masyarakat Indonesia.

Baca: Link Live Streaming RCTI Timnas U-19 Indonesia vs China PSSI Anniversary Cup, Sudah Kick Off

Sejumlah tokoh politik, selebritis, dan publik figure mengungkap duka cita mereka atas meninggalnya Haringga.

Dari penelusuran TribunStyle.com, Haringga memiliki akun Instagram dengan nama @khepen162.

Di akun tersebut, Haringga kerap kali mengunggah kegiatannya sebagai suporter Persija.

Postingan terakhir Haringga sebelum meninggal dunia ia unggah 4 hari yang lalu.

Dalam unggahan itu, Haringga masih menunjukkan rasa cintanya pada Persija.

Ia memposting foto ketika Persija tengah berada di lapangan hijau.

Tak banyak caption yang ia tuliskan.

Hanya satu kalimat berisi pesan untuk Persija.

Haringga mengungkap rasa percayanya pada pelatih Persija, Stefano Cugurra Teco.

"But, in teco we trust!" bunyi kalimat dalam caption unggahan itu.

Berikut unggahannya:

Syal dan kaus Persija antar pemakaman Haringga

Sementara itu di media sosial, beredar foto dan video saat pemakaman Haringga ke peristirahatan terakhirnya.

Video tersebut diunggah di akun Instagram @video_thejak_mania.

Terlihat rekan dan keluarga berkumpul di sekeliling pusara Haringga.

Mereka terlihat takzim mengantarkan kepulangan Haringga.

Beberapa di antaranya tak bisa menyembunyikan raut sedih.

Tanah kuburan yang masih basah tampak masih dipenuhi bunga.

Pelayat juga sengaja meletakkan kaus dan syal khas Persija untuk mengantarkan Haringga berpulang.

"Selamat jalan saudara ku

Semoga kau tenang di tempat mu yang baru

Jika kalian bertanya mau sampai kapan seperti ini , tanyakan pada diri kalian sendiri !

Sudah siap buat damai ? Atau masih ingin berperang ? hingga terjadi korban2 berikut nya ?

Mari kita bayangkan jika yang menjadi korban anak cucu kita nanti

Keputusan ada di tangan kalian," bunyi caption yang tertulis.

Unggahan video itu pun dibanjir doa netizen.

"Semoga amal ibadah nya diterima disisi Allah SWT. Aminnn,"

"Turut berduka cita saya dari suporter bobotoh persib bandung saya juga punya hati nurani tidak tega melihat ada korban. Mohon maap atas nama bobotoh yg sudah menghilangkan nyawa alm , saya harap tidak ada lagi korban selanjutnya nya aminn,"

"Tenang di dalam sana saudaraku # salam dari Aremania Jember,"

(TribunStyle.com/Galuh Palupi)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Postingan Terakhir Haringga Sirila Sebelum Meninggal, Diunggah 4 Hari Lalu, Pesan untuk Persija, http://style.tribunnews.com/2018/09/24/postingan-terakhir-haringga-sirila-sebelum-meninggal-diunggah-4-hari-lalu-pesan-untuk-persija?page=all.
Penulis: galuh palupi
Editor: Delta Lidina Putri