Berita Pahlawan dari Perbatasan

Johny Kala Pemanjat Tiang Bendera Segera Miliki Rumah Baru, Hari ini Rumahnya Dibongkar

Johny Kala Bocah Pemanjat Tiang Bendera Segera Miliki Rumah Baru, Hari ini Rumahnya Dibongkar Aparat Gabungan

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Foto Polres Belu untuk POS-KUPANG.COM
pembongkaran rumah Johny Kala oleh aparat gabungan TNI-Polri Belu 

Namun di balik aksi heroiknya, ada kisah pilu terkait kehidupannya sehari-hari di perbatasan RI-Timor Leste.

Kisah pilu ini diungkap oleh seorang saudaranya yang juga Ketua Lembaga Peduli Masyarakat Timor Barat Indonesia (LPMTI), Mariano Parada.

Kepada POS-KUPANG.COM di Atambua, Sabtu (18/8/2018) malam, Mariano Parada mengungkapkan, Johny Kala lahir dari sebuah keluarga yang serba kekurangan secara ekonomi.

Johny adalah anak dari seorang pejuang Timor-Timur (sekarang Timor Leste, red). 

"Ya...nasionalisme Jhony sebagai anak perbatasan apalagi anak pejuang integrasi (Timor-Timur) tentu tidak diragukan. Darah integrasi dan darah juang yang mengalir dari sang Ayahnya itu dibuktikan Jhony," kata Mariano.

Menurutnya, keberadaan Johny sebagai anak pejuang integrasi timor-timur tentu rakyat senusantara juga mengetahui keterbatasan hidup terutama kehidupan ekonomi selama ini yang sangat memprihatinkan.

Keterbatasan ekonomi dan keterbatasan dalam segala apsek kehidupan anak pejuang Timor- Timur yang boleh dibilang selama hampir 20 tahun sengaja dipandang sebelah mata bahkan sengaja didiamkan baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Bahwa meski kehidupan ekonomi pejuang dan anak pejuang integrasi timor-timur sungguh sangat memprihatinkan namun semangat nasionalisme dan patriotisme tidak pernah surut terhadap NKRI.

"Aksi Jhony yang secara spontan dan nekad memanjat tiang bendera untuk meraih ujung tali yang putus agar dapat kembali mengibarkan bendera Merah Putih bukanlah sebuah kebetulan, ada misteri di balik itu semua," ujar Mariano.

Didihan darah pejuang Jhony mendorongnya untuk bertekad nekad tanpa memikirkan resiko yang harus dibayar dengan nyawanya sekalipun. Bagi Jhony, apapun yang terjadi, Merah Putih harus dikibarkan.

"Joni menjadi Heroik karena patriotismenya. Berkat melalui seorang anak yang lugu dgn latar belakang sosial ekonomi yang sangat memprihatinkan," tambah Mariano.

Dikatakannya, peristiwa yang menyadarkan bahwa bukan hanya Jhony, tapi masih ada ribuan anak khususnya anak pejuang timor-timur dan anak Belu yang kondisi ekonomi sosialnya masih memprihatinkan namun sangat memeliki rasa nasionalisme yang tinggi.

"Saya berharap aksi heroik Jhony tidak hanya mendapat apresiasi dengan pujian Nasionalisme, tetapi menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk tidak lagi mengabaikan kondisi kehidupan Jhoni sebagai anak perbatasan terutama anak pejuang," tegasnya.

Kondisi keterbatasan secara ekonomi keluarga Johny Kala ini diperkuat lagi oleh Siqito Umberto yang merupakan Suami Octaviana Bete Kakak perempuan Jhony.

Menurut Siqito, Jhony merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara. Mereka ada empat orang laki-laki dan lima orang perempuan. Satu saudari Johny sudah meninggal dunia.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved