Berita Kota Kupang
IKADA Berangkatkan Bantuan Gelombang I Ke Gurusina Melalui Feri Aimere
Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) Kupang berangkatkan bantuan gelombang I berupa pakaian layak pakai, dan bahan makanan ke Gurusina melalui Feri Aimere
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG. COM |KUPANG-- Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) Kupang berangkatkan bantuan gelombang I berupa pakaian layak pakai, dan bahan makanan ke Gurusina melalui Feri Aimere, hari ini, Kamis, (16/8 /2018).
Hal tersebut diungkapkan Vincentius Repu, selaku ketua IKADA, saat dihubungi POS-KUPANG. COM, pada Kamis, (16/8 /2018).
Bantuan ini akan tiba di pelabuhan Aimere pada Jumat, (17/8 /2018) pagi dan akan dilanjutkan ke kampung adat Gurusina.
Proses distribusi bantuan ini diakomodir oleh anggota Ikada sendiri. Untaian doa dan dan harapan anggota Ikada Kupang, semoga bantuan ini dan tim distribusi bisa sampai ke tempat tujuan dalam keadaan selamat.
Tak lupa anggota Ikada menitipkan salam dan rasa prihatin mendalam untuk sanak saudara di kampung Gurusina.

Posko bantuan Ikada di Debitos hotel masih dibuka mengumpulkan bantuan, untuk dikirim ke Gurusina pada gelombang berikutnya.
Pesona Kampung adat Gurusina
Menurut Vinsentius, Obyek wisata perkampungan adat Gurusina Di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu'u, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, memiliki daya tarik tersendiri.
Perkampungan adat Gurusina ini dilatari dengan Gunung Ineria, juga dalam lokasi pemukiman. Sebanyak 33 rumah adat itu terbuat dari bambu dan atap alang-alang.

Pada beberapa rumah induknya, terdapat hiasan rumah di atas atapnya. Hiasan rumah di atas atap ini menandakan bahwa rumah adat ini merupakan rumah adat utama. Pada bagian depan setiap rumah adat juga, terdapat pajangan tanduk kerbau.
Tanduk kerbau ini menandakan kejayaan dan kebesaran akan harta dan kekayaan setiap warga penghuni rumah adat disini.
Selain itu lantai rumahnya pun tanpa semen, melainkan menggunakan pelepah bambu. Dann di setiap papan penyangga lantai terdapat ukiran berbentuk bunga dan binatang.
Keunikan lainnya pada rumah adat ini ialah, di setiap pintu utama tepatnya di bagian atas pintu masuk depan, diberi ukiran kayu dengan nama rumah.

Di kampung adat ini setiap warga berusia lansia, dan pekerjaannya diantaranya memecahkan buah kemiri dan menjemur hasil bumi lainnya di halaman rumah.
Pada bagian tengah perkampungan adat Gurusina ini, terdapat tiga buah rumah kecil, yang bahan bangunannya sama persis dengan bahan bangunan rumah adatnya.
Fungsi dari ketiga rumah ini, adalah sebagai tempat penyimpanan harta benda serta kekayaan suku Gurusina.
Disamping itu pula, di tengah perkampungan ini juga terdapat tiga buah lopo yang dipercaya warga kampung Gurusina sebagai tempat peristirahatan para leluhur mereka.
Kampung Adat Gurusina Terbakar
Tapi, Senin (13/8/2018) lalu, kampung adat ini terbakar. Sebanyak 27 (rumah adat) dari 33 Sa'o hangus terbakar.
Apakah, kampung rumah adat ini akan dibangun kembali seperti dulu?

Kita hanya berharap hal itu bisa dilakukan sehingga sejarah dan budaya daerah ini tidak hilang akibat kebakaran itu. Semoga pemerintah, masyarakat dan berbagai lembaga swasta bisa bahu-membahu membantu sanak saudara kita di Gurusina.(*)