Breaking News

Berita Kebakaran Gili Lawa NTT

Gili Lawa Terbakar, Ini Testimoni Traveler Tentang Keindahan Kawasan itu. Bagai Setitik Surga?

Gili Lawa Terbakar, Begini Testimoni Traveler Tentang Keindahan Kawasan itu. Benarkah Bagai Setitik Surga?

Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Fredrikus Royanto Bau
miraafianti.com
Pemandangan di Gili Lawa, Pulau Komodo, Kabupaten manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

POS-KUPANG.COM - Gili Lawa Terbakar, Begini Testimoni Traveler Tentang Keindahan Kawasan itu. Benarkah Bagai Setitik Surga?

Terbakarnya hutan di Gili Lawa Darat, Pulau Komodo sontak menjadi berita heboh.

Betapa tidak, meski Gili Lawa Darat adalah kawasan yang didominasi padang savana itu bukanlah habitat komodo, kawasan itu menjadi penting karena menjadi salah satu detinasi wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT.

Puncak Gili Lawa dan sekitarnya merupakan trekking spot bagi siapa saja yang ingin mendapatkan foto terindah dalam hidupnya.

Baca: Enam Bulan Nikahi Gadis Berusia 10 Tahun, Pria Ini Kemudian Membunuhnya

Baca: Kebakaran Gili Lawa Labuan Bajo Kawasan Taman Nasional Komodo Diduga Karena Puntung Rokok

Baca: Pasang Kamera Video, Pasangan Muda Ini Lakukan Aksi Bunuh Diri Secara Sadis

Di Gili Lawa juga anda akan berkesempatan menyaksikan sun set terindah.

Berikut ini, ada sebuah testimoni seorang traveler sejati yang kemudian dituliskan dalam blog pribadinya, lengkap dengan foto-fotonya.

Dikutip dari blog.miraafianti.com traveler Mira Afianti ini menuliskan pengalaman yang sangat menyenangkan saat dirinya bersama rombongannya mendatangi Gili Lawa pada tahun 2014 lalu.

Dia bahkan menyebut Gili Lawa dengan sebutan setitik surga. 

Baca: Ini Pesan Dandim Rudi Usai Bertemu Bupati Tote dan Jajarannya

Baca: Puskesmas Kopeta Maumere Jadi Penyangga RSUD dr.TC Hillers

Baca: Gili Lawa Labuan Bajo Terkenal dengan Padang Savananya, Yuk Intip Keindahannya Sebelum Terbakar

Simak ulasan berikut:

Gili Lawa atau Gili Laba, salah satu tempat di daerah Kepulauan Komodo yang membuat saya kekeuh untuk menyewa kapal live on board instead of ikut rombongan tour.

Kebanyakan tour dari Labuan Bajo memang tidak menyertakan tempat ini di daftar tujuannya karena letaknya yang cukup jauh.

Tapi sayang banget kan kayaknya jauh-jauh terbang ke sini tapi tidak melihat langsung pemandangan yang (menurut saya) paling indah? Sejak pertama kali melihat Gili Lawa di blog Wira saya bertekad dalam hati bahwa suatu hari saya akan ke sana. Sejak awal sms-an dengan Pak Mat saya sudah berpesan,

"Pokoknya gimana pun caranya di 3 hari 2 malam itu saya bisa ke Pink Beach, Gili Lawa, sama liat Komodo, Pak. Tujuan lain nggak terlalu penting." Dan Alhamdulillah semuanya terpenuhi.

Peta Gili Lawa
Peta Gili Lawa (http://blog.miraafianti.com/)

Lumayan jauh ya

Setelah melihat Komodo dan leyeh-leyeh di Pink Beach, kapal pun langsung bertolak ke Gili Lawa.

Targetnya adalah mengejar matahari tenggelam dari atas bukit.

Sebelumnya kami mampir sebentar di Manta Point, spot di mana ikan pari manta sering ditemui.

Manta-nya benar-benar banyak! Beberapa kali terlihat gerombolan hitam besar berenang di sekitar kapal.

Beberapa teman saya nyebur untuk berenang bareng manta.

Tapi saya, yang punya pengalaman buruk diserang banyak ubur-ubur saat berenang di Manta Point Raja Ampat, memilih untuk diam saja di kapal.

Karena memang makanan utama si manta adalah ubur-ubur, jadi ya gitu deh.

Teman-teman yang lagi pada 'memburu' manta (blog.miraafianti.com/)
Pak Mat lengkap dengan wetsuit sedang mencari manta. Si Pak Mat ini licensed diver loh (blog.miraafianti.com)
Yang item itu bukan plastik kresek, tapi manta (blog.miraafianti.com)
Giant mirror. Bahkan kapal juga bisa ngaca (blog.miraafianti.com)
Tipikal pemandangan di kepulauan komodo. Bukit-bukit kece. (blog.miraafianti.com)

Puas main dengan manta, kami pun segera menuju tujuan terakhir di hari itu.

Gili Lawa! Tapi untuk mendapatkan pemandangan yang super duper mega ultra ciamik, kami harus mendaki untuk ke atas bukit.

Mendakinya bukan mendaki ecek-ecek kayak di Pink Beach.

Miringnya tanjakan mungkin sekitar 70 derajat.

Sebenarnya ada dua jalur untuk menuju ke atas, jalur cepat tapi nanjak banget, jalur selo yang landai tapi nyampenya lama.

Karena niatnya mau berburu matahari tenggelam, jadi kami pakai jalur cepat untuk perginya, dan jalur landai untuk pulangnya.

Mengantisipasi kalau-kalau nanti pas pulang udah gelap, kayaknya lebih save kalo pulang lewat yang landai.

Sampai di Gili Lawa (miraafianti.com)
Awal perjalanan. Bukit paling tinggi itu yang kami tuju (miraafianti.com)

Awalnya agak sepele sama jalurnya tapi ternyata nanjak banget broooh! Lumayan bikin ngos-ngosan dan ditambah teriknya matahari Flores, perjalanan ini tidak bisa dibilang mudah.

Tapi setiap kali merasa capai dan putus asa untuk melanjutkan perjalanan ke atas, lihatlah pemandangan di sekitar, dan yakinkan diri bahwa di atas sana pasti pemandangannya akan berkali-kali lipat bagusnya.

Pak Mat mengambil kamera saya lalu berlari ke atas untuk motret kami yang sedang mendaki. He's good, right? (miraafianti.com)
(miraafianti.com)

Setelah sekitar 45 menit mendaki, akhirnya sampai juga di atas.

Pemandangannya magical! Garis-garis Pulau Komodo dan Pulau Gili Lawa Darat membentuk pemandangan yang luar biasa sekali.

Merinding rasanya saat rombongan lain mengibarkan bendera merah putih sambil bernyanyi Indonesia Tanah Air Beta.

Indonesia tanah air beta,
Pusaka abadi nan jaya.
Indonesia sejak dulu kala,
Slalu dipuja-puja bangsa.

Dalam hati saya sedikit mensyukuri mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk berwisata ke Indonesia Timur.

Sedikit egois memang, tapi melihat pemandangan yang begitu alami yang masih jauh dari usikan tangan-tangan jahil turis yang (seringnya) lupa untuk menjaga, membuat saya bersyukur.

Biarlah terus seperti ini, agar menjadi pusaka bangsa yang abadi. Kamera saya tidak berhenti mengabadikan setiap sudut Gili Lawa.

Setiap sudutnya sangat fotogenik. Ratusan foto saya ambil sembari tak henti mengucap kagum kepada Sang Pencipta.

Saya percaya, Dia menaruh banyak 'surga' kecil di Indonesia, dan salah satunya bernama Gili Lawa.

Sisihkanlah sebagian uang dan waktumu untuk pergi ke surga-surga itu. Maka kamu (mudah-mudahan) tidak akan menyesal.

Notes:
- Pakai sendal gunung atau sepatu untuk mendaki
- Bawa topi dan juga sunblock!
- Opsi untuk mengunjungi Gili Lawa selain dengan menyewa kapal, bisa ikut tour live on board dengan rute Lombok - Labuan Bajo atau sebaliknya. Durasinya 4 hari 3 malam.

 (miraafianti.com)
(miraafianti.com)

Kami menggunakan jalur landai untuk turun. Sedikit terlambat untuk melihat matahari terbenam.

Tapi tak mengapa, karena semuanya sudah dibayar lunas. These pictures sure will explain.

(miraafianti.com)
(miraafianti.com)
Foto Keluarga
Foto Keluarga (miraafianti.com)
Prewed(?) by @barokahfoto
Prewed(?) by @barokahfoto (Miraafianti.com)
(miraafianti.com)

Bagiamana menurut kamu, apakah setujukah jika Gili Lawa setitik surga?

(pos-kupang.com/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved