Catatan Sepakbola
Akhir Kisah Klasik, Awal Sebuah Dongeng
Gareth Southgate sang penyihir membawa para bangsawan Liga Primier melangkah sangat jauh. Melakukan penaklukan
Ulasan Dewa Putu Sahadewa
Masgibol Flobamora
POS-KUPANG.COM - Bahwa Inggris kaya akan sejarah kerajaan yang bahkan bertahan sampai kini, dibumbui tutur klasik Shakespeare yang bukan hanya soal kerajaan, pangeran dan bangsawan , tapi juga soal perang, dendam, kepahlawanan dan diselipi bumbu mistik lewat tokoh sihir dan peri hutan kita semua sudah tahu.
Pun kisah petualangan tim Tiga Singa di ajang Piala Dunia 2018 bak kisah klasik Pangeran Mc Arthur dengan sekondannya Merlin sang penyihir.
Gareth Southgate sang penyihir membawa para bangsawan Liga Primier melangkah sangat jauh. Melakukan penaklukan jauh ke Kolombia, Skandinavia, dan kini harus head to head dengan penguasa semenanjung Balkan, Kroasia.
Masih tajamkan pedang Kane untuk mengoyak jala Subasic, kiper Kroasia atau sebaliknya sang jendral kancil Modric yang akan mengobrak-abrik benteng Buckingham dan melangkah ke final untuk merebut mahkota melawan Prancis yang sudah lolos dengan meyakinkan mengalahkan Belgia, spesialis semifinalis Piala Dunia.
Kroasia menapak semifinal dengan mental baja yang teruji dan keberuntungan. Dua kali adu penalti dimenangi bahkan melawan tuan rumah Rusia. Bukannya ciut nyali dalam adu penalti malah merekalah yang lebih sakti.
Mandzukic dan Perisic akan dimanjakan tandem Barca-Madrid Rakitic-Modric di tengah. Semua pemain Kroasia punya cadangan tenaga tanpa habis.
Inggris juga punya pemain muda dan kreatif, bertenaga kuda jantan, berhati singa, namun menghadapi fase krusial ini harus mampu tampil lebih terutama soal mental.
Meskipun rekor pertemuan kedua tim di Piala Dunia didominasi oleh Inggris sebaliknya di ajang piala Eropa Kroasia yang unggul. Ajaib? Iya
Kedua tim menunjukkan keajaiban. Sebelum putaran final digelar, sangat sedikit yang menjagokan Inggris dan Kroasia. Bisa apa mereka menghadapi tim-tim langganan juara?
Tapi sekali lagi tempaan liga yang keras, kematangan bermain yang meningkat tajam membawa kedua tim mencapai level ini.
"Kami semua menikmati petualangan ini dan kami datang untuk menikmati sepakbola." ujar manajer Inggris Gareth Southgate, yang akan menjadi ikon model Marks and Spencer ini dalam jumpa pers menjelang laga hidup mati menuju tahta dunia yang akan mencatatkan sejarah kedua bagi Inggris.
Sejarah juga akan ditorehkan oleh Kroasia jika mampu melewati hadangan Inggris dan kemudian menyingkirkan Prancis. Tentu juga Modric sang kapten dan konduktor permainan punya peluang besar untuk meraih tropi Ballon d or supremasi pemain terbaik dunia.
"Bagi saya kesuksesan Kroasia jauh lebih penting daripada gelar pribadi, daripada apapun saat ini." Tampik pemain tengah 32 tahun yang terbukti sukses meraih trofi Liga Champions Eropa bersama Real Madrid.