Catatan Sepakbola

Prancis vs Belgia: Menikmati Tontonan Kelas Dunia

Statistik kedua tim dalam sejarah Piala Dunia: Prancis dua kali mengalahkan Belgia dalam dua pertemuan.

Editor: Putra
AFP Photo
Gelandang Belgia, Kevin De Bruyne, merayakan gol yang dicetaknya dalam laga babak perempat final Piala Dunia 2018 melawan Brasil, 6 Juli 2018 di Kazan Arena. 

Ulasan Dewa Putu Sahadewa

Masgibol Flobamora

POS-KUPANG.COM - Adakah yang lebih mengerikan di putaran Final Piala Dunia 2018 dari tim Belgia dan Prancis? Kedua pasukan ini mengandaskan mantan dan favorit juara yang wakil Amerika Latin di perempatfinal.

Kedalaman skuat mereka terbukti, skema permainan yang fleksibel, hantaman serangan yang variatif dan pertahanan yang dingin dan lugas telah mereka peragakan.

Anggota pasukan muda usia tapi rata-rata jam terbang di kompetisi level tertinggi Eropa mereka genggam. Tengoklah nama nama yang selalu menghiasi line up klub di liga Inggris, Prancis dan Spanyol.

Kini kedua negara adidaya sepakbola Eropa itu harus bertemu. Banyak yang menyayangkan kenapa pertemuan ini tidak terjadi di final saja.  Banyak yang menjagokan Belgia. Generasi emas sebutannya.

Di kubu Belgia ada nama Romelu Lukaku (Manchester United/MU) dan Kevin de Bruyne (Manchester City).  Lukaku yang dibeli sangat mahal oleh Manchester United dan walau belum membawa MU ke puncak Liga Primier, peranannya sangat menonjol.  

Lukaku dikenal sebagai bomber yang masih belum stabil.  Yang paling perlu diwaspadai adalah Eden Hazard.  Di Chelsea memang permainannya sering terbaca lawan yang memberi pengawalan ekstra dan mengambil di saat tepat dan kadang-kadang dengan kekerasan.

Satu lagi yang bercokol di MU adalah Marouane Felainni. Postur dan gaya permainannya menggiurkan tapi sering terlihat lemah saat berduel. Namun di putaran Final Piala Dunia kali ini penampilannya sangat baik. Satu gol vital disarangkan dalam rangka memulangkan Jepang. Banyak memenangkan duel di lapangan tengah.

Di pihak lain dua nama yang sangat vital peranannya yaitu Antoine Griezmann dan Kante. Ya gelandang pengangkut air yang sangat efektif. Hampir semua perebutan bola dimenangkan pemain yang termasuk berpostur kecil ini (sekali lagi pemain Indonesia tak perlu minder).

Bukan hanya menghentikan aliran bola lawan tapi juga sodoran bola pertama dalam skema penyerangan sering berawal dari kaki dan kepala Kante. Bukan hanya kuat tapi Kante sangat cerdas membaca permainan lawan.

Griezmann? Dia panglima Napoleon Prancis di putaran Final Piala Dunia 2018 ini. Tidak ada serangan Prancis tanpa peranannya. Open play, set piece, semua dari kakinya. Mobilitas sangat tinggi.

Lihat jejaknya di lapangan, bukan hanya sepertiga lapangan depan tapi semua jengkal dilaluinya. Cepat dan ulet. Ditopang Ousmane Dembele di tengah dan Blaise Matuidi di bek sayap lapangan tengah Prancis menurut saya lebih tebal. Belum lagi palang pintu muda dengan postur tinggi dan mental juara teruji: Varane!

Bukan hanya memenangkan duel untuk mengusir serangan lawan tapi juga duel untuk mengancam gawang lawan. Terbukti kecepatannya membaca bola set piece Griezmann terkonversi menjadi gol ke gawang Uruguay. Luar biasa.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved