Piala Dunia 2018
Pembuktian di Jalur Mudah Swedia vs Inggris Malam Ini. Live Trans TV Perempat Final Piala Dunia 2018
Inggris memiliki peluang melaju ke semi final Piala Dunia 2018, Namun, sebuah kesalahan apabila berpikir akan berlangsung mudah.
POS-KUPANG.COM -- Ada dua skenario yang bisa dipilih oleh Inggris setelah memastikan lolos dari fase grup Piala Dunia 2018. Menjadi juara Grup G dengan risiko bersua Brasil atau rela menyandang status runner-up demi jalan lebih mudah di fase gugur.
Seperti diketahui, pasukan Gareth Southgate kemudian lebih memilih "jalur mudah". Caranya, "mengalah" kepada Belgia di laga pemungkas fase grup Piala Dunia 2018.
Hasilnya, banyak yang menilai peluang Inggris kini lebih besar ketimbang Belgia di fase gugur Piala Dunia 2018. Setelah menyingkirkan Kolombia, Harry Kane dan kolega hanya bersua Swedia. Sementara Belgia ditunggu Brasil di perempat final Piala Dunia 2018 setelah mengalahkan Jepang.
Andaipun Belgia bisa mengalahkan tim Samba pada laga dinihari tadi, mereka sudah ditunggu pemenang duel Uruguay melawan Prancis di babak semifinal. Sementara Inggris jika bisa mengalahkan Swedia, mereka "hanya" akan menghadapi pemenang partai Kroasia melawan Rusia.
Baca: Perempat Final Piala Dunia 2018 Swedia Vs Inggris, Ibrahimovic Ajak Bertaruh, ini Jawaban Beckham
Baca: Prediksi Perempat Final Piala Dunia 2018 Inggris vs Swedia, Jurnalis Radio ini Unggulkan Swedia
Baca: Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kupang Dukung Belgia Jadi Juara Piala Dunia

Namun apakah benar jalannya akan semudah itu? Jika hal itu ditanyakan kepada Sven-Goran Eriksson, maka dengan tegas dia akan menjawab tidak. Pria yang sempat menukangi The Three Lions pada periode 2001-2006 itu tak sepakat dengan hitung-hitungan tersebut. Bagi Eriksson, laga melawan Swedia di Samara Arena, Sabtu (7/7/2018) malam ini justru bakal menyulitkan Inggris.
"Inggris memang memiliki peluang melaju ke semifinal. Namun, sebuah kesalahan apabila mereka berpikir pertandingan nanti bakal berlangsung mudah. Ini akan menjadi laga tersulit mereka di turnamen," kata Eriksson seperti dilansir oleh Sky Sports.
"Untuk Inggris, mengalahkan Brasil akan lebih mudah ketimbang Swedia."
Pendapat Eriksson mungkin akan terlihat subjektif. Sebab, sosok 70 tahun itu memang berasal dari Swedia dan sempat menukangi dua klub lokal di sana, Degerfors IF dan IFK Goeteborg. Namun, kalau ditilik lebih jauh, Swedia memang memiliki modal untuk menjegal Inggris.
Keberhasilan Emil Forsberg dan kawan-kawan menjadi juara grup, mengangkangi Meksiko (apalagi Jerman), lalu menumbangkan Swiss tanpa babak perpanjangan waktu, seharusnya menjadi peringatan serius bagi Inggris yang belum juga menunjukkan performa mengesankan.
Secara tradisional Swedia juga merupakan lawan tangguh bagi Inggris. Selama 43 tahun atau sejak 1968 hingga 2011, Inggris tanpa kemenangan menghadapi Swedia. Dalam pertandingan kompetitif, Inggris hanya memenangkan satu dari delapan pertemuan terakhir melawan Swedia.
Pertemuan terakhir mereka di turnamen besar adalah di Piala Eropa 2012, di mana Three Lions memenangkan pertandingan dramatis 3-2 berkat gol Andy Carroll, Theo Walcott, dan Danny Welbeck. "Bawa mereka! Sebagian besar dari mereka menghormati kami dan kami merasa aman terlepas dari siapa kami bertemu," kata striker Swedia, Marcus Berg kepada wartawan menatap laga 8 besar, seperti dilansir Reuters.
Buruknya rekor pertemuan Inggris dan Swedia juga diakui manajer Inggris, Gareth Southgate. Pria yang selalu tampil necis saat meracik taktik Inggris di pinggir lapangan itu menegaskan tak akan membuat kesalahan serupa yang dibuat para pendahulunya: meremehkan Swedia.
"Selama bertahun-tahun kita (Inggris) selalu meremehkan mereka (Swedia). Namun, Swedia melahirkan kisah mereka sendiri dan membuat sejarah. Kami tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi. Kami tidak mau pulang dulu dari Rusia," ujar Southgate seperti dikutip Telegraph.
Inggris melaju ke perempat final setelah memulangkan Kolombia lewat drama adu penalti. Itu kali pertama Inggris melaju setelah menang via adu penalti sejak Piala Dunia 1990. "Ini (kemenangan) spesial, tapi saya mau Inggris terus melaju," ujar Southgate.
Di sisi lain, Swedia melaju ke perempat final setelah menundukkan Swiss dengan skor tipis 1-0 di perdelapan final. Lolos ke babak knock out dengan mengantongi empat poin, Swedia mencukur Meksiko 3-0 di laga terakhir mereka di Grup F. Dari empat laga yang dijalani hingga saat ini, Swedia hanya sekali kebobolan. Sejak fase grup sampai 16 besar, mereka mencatatkan 3 kali clean sheet dan cuma menderita kemasukan saat kalah dari Jerman.
Sebaliknya, clean sheet justru menjadi tabu untuk Inggris sejauh Piala Dunia 2018 bergulir. Mereka menderita masing-masing 1 gol saat melawan Tunisia, Panama, Belgia, dan Kolombia. "Swedia kini menjadi tim yang sangat sulit ditembus. Saat bertahan, para striker bisa menjadi bek. Begitu hebat mereka melindungi kotak penalti," kata Eriksson. "Mencetak gol melawan mereka sangat sulit.
Italia mencobanya saat kualifikasi selama 180 menit dan mereka tidak mencetak gol. Jerman hanya mencetak gol dari hasil tendangan bebas di akhir pertandingan. Tapi Inggris memiliki sejumlah pemain yang mampu melakukan sesuatu yang istimewa," ujar Eriksson.
Kapten Swedia, Andreas Granqvist mengamini skuat Inggris jauh lebih berkualitas ketimbang Swedia. Namun demikian, ia meyakini Swedia bisa menghadapi hadangan Harry Kane dan kawan-kawan sehingga bisa melaju ke babak selanjutnya. Apalagi, sejarah dalam satu dekade belakangan memihak tim Swedia.
"Ada yang berkata, dari 100 kali, 99 kali Inggris bakal menang. Ya, mari kita bermain dan lihat hasilnya. Kami tahu Swedia biasanya bermain bagus ketika berhadapan dengan Inggris. Kami selalu mendapat hasil yang baik, jadi tidak begitu berarti meskipun mereka punya pemain yang kualitasnya lebih bagus," ujar Granqvist. (tribunnews/dod)