Jurnalisme Warga

Drivers for Change: Catatan Inspiratif Anak Muda Mollo dari Inggris (1)

Catatan berikut dan beberapa catatan lainnya akan berisi pengalaman saya mendapat kesempatan hadir di sebuah kegiatan orang muda

Editor: Putra
ISTIMEWA
Dicky Senda 

Oleh: Dicky Senda

POS-KUPANG.COM -- Saya Dicky Senda, seorang penulis, pegiat makanan dan sejak dua tahun terakhir bergiat di sebuah komunitas warga bernama Lakoat.Kujawas yang mengintegrasikan kewirausahaan sosial dengan perpustakaan warga, ruang berkesenian, toko online produk khas Mollo dan ruang arsip.

Komunitas ini terletak di desa Taiftob di Kapan, kecamatan Mollo Utara, Timor Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Catatan berikut dan beberapa catatan lainnya akan berisi pengalaman saya mendapat kesempatan hadir di sebuah kegiatan orang muda bernama Drivers for Change selama 11 hari di 8 kota besar di Inggris, yang berlangsung sejak tanggal 21 Juni 2018 di Liverpool dan akan berakhir tanggal 2 Juli di London.

Dicky Senda bersama teman-temannya
Dicky Senda bersama teman-temannya (ISTIMEWA)

Saya menulis catatan ini ketika sedang transit dua jam di bandara Hamad International Airport di Qatar. Pesawat Qatar Airways yang membawa saya dan teman saya Sisca asal Temanggung dari Jakarta dalam waktu 8 jam.

Melelahkan. Naik pesawat tiga jam dari Kupang ke Jakarta saja sudah sangat membosankan. Kami berangkat dari Jakarta jam 00.40 WIB, tiba jam 5 waktu Doha, dan sepanjang 8 jam perjalanan saya cuma bisa tidur ayam.

Sedikit nyenyak, banyak kaget bangunnya. Kami akan singgah 2 jam di Doha dan melanjutkan perjalanan ke London yang ditempuh 7,5 jam.

Tapi dibalik itu saya juga senang. Ini pertama kali saya singgah di Qatar, dengan perjalanan pesawat terlama dan akan hidup lebih dari 11 hari di 8 kota di Inggris Raya.

Saya dan Sisca lolos seleksi Drivers for Change dan kedatangan kami ke Inggris ini dibiayai oleh British Council. Prosesnya lumayan panjang, terjadi beberapa bulan lalu.

Singkatnya saya dikontak kak Ita dari British Council Indonesia yang memberikan alamat website seleksi DFC. Saya hampir saja batal ikut karena kurang dari 1 jam sebelum penutupan, saya baru kirim aplikasi.

Mengisi aplikasi online di Mollo yang akses internetnya mengerikan itu juga bukan sebuah pekerjaan yang muda.

Ketika saya merasa hampir selesai mengirim aplikasi, saya baru sadar kalau ada satu anjuran di aplikasi itu yang belum saya lakukan: menjawab satu dari sekian pertanyaan itu dalam bentuk video, mengirim ke Youtube dan memberikan link Youtube ke panitia seleksi lewat aplikasi yang akan saya kirim. Dan, waktu saya tinggal 30 menit kurang lebih.

Saya ingat malam itu, Mollo sedang berkabut dan dingin sekali, saya harus keluar dari teras rumah, merayap di antara tiang-tiang teras supaya mendapat jaringan internet yang bagus hanya untuk mengirim video pendek berdurasi 2 menit ke Youtube.

Singkat cerita video itu terkirim, aplikasi lengkap terkirim dan beberapa bulan kemudian saya mendapat surat elektronik dari British Council Indonesia dan Drivers for Change kalau saya diterima dan akan berangkat ke Inggris dengan berbagai salah satu syarat yang tidak kalah ribetnya: mengurus visa!

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved