Sedih! Kepsek di Nangaroro Ini Curhat Soal Fasilitas Sekolah Tidak Lengkap

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Antonius Seka, SP, curhat soal fasilitas sekolah yang tidak memadai.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Kepsek SMK Negeri I Nangaroro, Antonius Seka, SP 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY - Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Antonius Seka, SP, curhat soal fasilitas sekolah yang tidak memadai.

Baca: Viral di Facebook! Foto Dua Pengancam Bom Makorem Kupang yang Sedang Makan. Ini Komentar Netizen

Anton begitu ia akrab disapa mengaku sekolah yang ia pimpin selama kurang lebih 6 tahun itu banyak memiliki kekurangan.

Siswa SMK Negeri I Nangaroro
Siswa SMK Negeri I Nangaroro (POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN)

Di antaranya tidak memiliki ruangan guru, guru PNS yang basic Kejuruan tidak ada, gaji guru honorer yang hanya dibayar Rp 550 ribu per bulan, fasilitas komputer hanya belasan, jaringan internet tidak ada.

Kepada POS-KUPANG.COM, Anton mengaku sedih karena sekolah berstatus negeri tapi fasilitas tidak memadai.

"Ya kalau guru honorer ada 18. Guru yang berstatus PNS 9 orang itu bukan basic kejuruan sedangkan sekolah ini Kejuruan dan honorer 18 orang, yang baru masuk gaji Rp 550.000 yang sudah lebih dari dua tahun Rp 650.000," ungkap Anton, di sekolah SMKN I Nangaroro, Jalan Nangroro-Maunori Desa Woewutu Kecamatan Nangaroro Nagekeo, Sabtu (19/5/2018).

Anton mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena uang komite tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan-kegiatan lain-lain.

"Ya mau bagaimana lagi uang tidak cukup. Tapi kita bisa upayakan supaya uang komite yang 140 lebih juta itu pas," ungkap Anton.

Anton mengatakan, uang sekolah persiswa sebesar 1.780.000 rupiah. Saat ini jumlah siswa 82 orang. Yang tamat tahun ini ada 18 orang.

Sedang jurusan di SMK Negeri tersebut ada 3. Dan dua jurusan yang sudah menamatkan siswa.

"Kami ada tiga jurusan diantaranya Nautika Kapal Penangkap Ikan dan Teknik Komputer dan Jaringan yang sudah ada siswa yang tamat atau lulus. Sedangkan Akomodasi Perhotelan dan Pariwisata belum ada siswa yang tamat, " ungkap Anton.

Anton mengaku karena fasilitas tidak tidak memadai. Dan siswa sulit praktek sehingga sulit untuk bisa mendapatkan skil kompetensi yang baik dari siswa.

"Bagaimanapun sarana praktek perlu dipenuhi sehingga standar minimal perlu dimiliki anak dan skil untuk bisa menghidupkan diri sendiri. Dengan semboyan SMK Bisa maka harus bisa dibuktikan," ungkap Anton. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved