Masih Syok dan Sulit Berkomunikasi, Begini Kondisi Saat Ini Ayah Wanita Pengebom Gereja
hingga saat ini kondisi pengusaha jamu itu masih shock dan belum bisa diajak berbicara.
POS-KUPANG.COM|MAGETAN -- Keluarga almarhumah Puji Kuswati di Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan belum mendapat kabar kepastian pemakaman jenazah Puji Kuswati bersama suami dan keempat anaknya di Magetan.
"Yang pasti sampai detik ini belum ada pernyataan resmi dari keluarga besarnya di Desa Krajan untuk pemakaman Puji Kuswati dan keluarganya. Informasi masih simpang siur," kata Mujiono, Kepala Desa (Kades) Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan kepada SURYA.co.id, Jumat (18/5-2018).
Puji Kuswati merupakan pelaku bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018) bersama kedua putrinya.
Sementara suaminya, Dita Supriyanto meledakkan diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuno Surabaya di hari yang sama.
Dua anak laki-lakinya juga melakukan serangan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi.
Menurut Mujiono, Anam sepupu Puji Kuswati yang disuruh koordinasi dengan keluarga, menyerahkan keputusan kepada ayah Puji, H Kusni.
"Kata Anam, sampai sekarang keluarga besar Puji Kuswati mengaku belum mendapat respon apa pun dari Pak Kusni," kata Kades Krajan ini.
Baca: Sadis! Mata Pria Ini Dicungkil hanya Karena Ingin Menikahi Kekasihnya
Baca: Tembak Mati 3 Teroris, Polisi Ini Langsung Naik Pangkat Jadi Brigjen Bro, Keren
Baca: Aman Abdurrahman Masih Bisa Tebar Senyum Saat Dituntut Pidana Hukuman Mati
Bahkan, lanjut Mujiono, istri Anam melarang berangkat ke Banyuwangi menemui Kusni, karena hingga saat ini kondisi pengusaha jamu itu masih shock dan belum bisa diajak berbicara.
"Jadi kepastian dimakamkan di Krajan atau Banyuwangi belum jelas. Ini keluarga juga tidak berani mengajak bicara Pak Kusni,"katanya.
Dikatakan Mujiono, kalau warga di Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan tetap mengizinkan jenazah Puji Kuswati dan keluarganya dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.
"Pak Kusni, asli Desa Krajan, Ibunya, Bu Minarti Isfain asli Dusun Ngampru, Desa Mangunarjo Kawedanan, Magetan. Keduanya meski sudah berdomisili di Banyuwangi, tapi tetap memberikan sumbangan untuk pembangunan desanya," kata Kades Mujiono.
Bahkan, Kusni membangun masjid di Desa Mangunarjo, Kawedanan, Magetan dan juga di Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.
"Masjid Jami' Desa Krajan, yang pembangunannya baru selesai 25 persen itu dibiayai Pak Kusni. Meski sudah tidak di Magetan, sifat dermawan kepada desa asalnya masih sangat tinggi. Makanya kami tetap menganggap mereka warga disini (Desa Krajan)," pungkas Kades Krajan Mujiono. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ayah Wanita Pengebom Gereja Masih Syok dan Sulit Berkomunikasi, Begini Nasib Jenazahnya, http://www.tribunnews.com/regional/2018/05/18/ayah-wanita-pengebom-gereja-masih-syok-dan-sulit-berkomunikasi-begini-nasib-jenazahnya.