Polisi Tembak Warga Sumba Barat
Poro Duka Sempat Berteriak Saya Tertembak Sebelum Meregang Nyawa di Marosi
Poro Duka masih semnpat berteriak saya tertembak sebelum meregang nyawa di Marosi.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM l KUPANG - Seprianus Djari, kerabat almarhun Poro Duka mengatakan, sebelum Poro Duka meregang nyawa, ia sempat berteriak memanggil namanya dan mengatakan dirinya tertembak.
Hal ini diungkapkannya dalam jumpa pers di kantor Yayasan Perkumpulan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR) Kelurahan Kayu Putih Kota Kupang, Selasa (1/5/2018) malam.
Baca: Dua Anggota DPRD NTT, Kotan dan Pati Bicara Hal Ini ke Solidaritas untuk Marosi
Baca: VIDEO: Lihat Kedatangan Massa Solidaritas untuk Marosi ke Kantor Gubernur NTT
Baca: Solidaritas untuk Marosi Tuntut DPRD NTT Panggil Forkopimda Sumba Barat
Baca: Sadis! Usai Membunuh 2 Suaminya, Perempuan Ini Membakar Anak dan Pembantunya
Seprianus tidak datang sendiri, ia datang bersama Marselinus B Halung dan Matius D Dapa Kuri.
Didampingi Komite Peduli Pelanggaaran Hak Asasi Manusia di Pantai Marosi (KPP HAM Pantai Marosi), Siprianus menjelaskan bahwa dirinya juga merupakan korban kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian saat pengukuran lahan.
Ia mengisahkan, saat pengukuran diakhir bidang lima, petugas ukur melakukan pengukuran diatas tanah leluhur yang diklaim oleh perusahaan sebagai kepemilikannya, masyarakat yang ada pada waktu itu, lanjut Seprianus, tidak terima akan hal tersebut dan melarang petugas untuk melakukan pengukuran.
Lanjut Seprianus, tanpa banyak pertanyaan, aparat kepolisian langsung melakukan penganiayaan kepada masyarakat, "anak kecil yang masih SD mereka pukul begitu."ungkapnya
Baca: Juana Barraza Membunuh Para Perempuan Tua Karena Dendam pada Ibunya, Kenapa?
Baca: Jengkol Baunya Ga Kuat, Tapi Manfaatnya Luar Biasa, Nomor 6 Penting Bagi Perempuan
Baca: Pasanganmu Mantan Peselingkuh, Cek Ini untuk Pastikan Dia Tak Mengulanginya
Baca: Hal Kecil Ini Bisa Bikin Pasangan Saling Berselingkuh Loh, Bagaimana Mengatasinya?
Ia menamahkan, penganiayaan oleh aparat kepolisian tidak direspon oleh masyarakat. Melihat kejadian itu, dirinya langsung mengambil telepon selulernya dan merekam kejadian tersebut. Akan tetapi datanglah aparat kepolisian dan menganiayanya.
Bukan hanya itu, telephone genggamgnya direbut dan rekaman videonya dihapus aparat. Melihat kejadian itu, masyarakat
