Derita Pedagang di Larantuka, Seminggu Tak Pulang Rumah hingga Minta Anak Tunda Kuliah

Mama Regina yang datang dari Riangkroko, Kecamatan Tanjung Bunga harus bertahan sampai satu minggu di Larantuka baru bisa pulang kampung.

Penulis: Felix Janggu | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS KUPANG/FELIKS JANGGU
Mama Vero dan Mama Margaretha karena tiada pembeli memilih ngobrol satu sama lain Rabu (11/4/2018). 

Kalau tawar turun sekali, lebih baik saya kasih tetangga saya saja karena besok pasti mereka bantu saya," kata Mama Regina.

Baca: Truk Seruduk Mobil Ambulans Puskesmas Banibani Malaka, Begini Kondisinya

Pasar Inpres Larantuka tampak sepi Rabu (11/4/2018).
Pasar Inpres Larantuka tampak sepi Rabu (11/4/2018). (POS KUPANG/FELIKS JANGGU)

Mama Vero mengaku hingga Pukul 13.00 wita Rabu (11/4/2018) baru satu sisir saja pisang jualannya laku.

"Saya baru dapat Rp 5.000 hari ini. Hidup kami tambah sulit. Saya minta anak saya tunda dulu kuliah, kita makin susah cari uang," cerita Mama Vero.

Cerita yang sama disampaikan mama Margaretha Hailitik (61).

Mama Margaretha berjalan dari satu stand ke stand lain membujuk sesama pedagang untuk membeli beras miliknya.

Mama Margaretha menceritakan keluhan para PNS ketika ke pasar.

"Mereka cerita kalau sekarang ke kantor saja mereka bawa nasi dari rumah. Bawa air minum dari rumah.

Baca: Jalani Perawatan Selama 12 Hari, Korban Penembakan Ferdinandus Taruk Akhirnya Meninggal Dunia

Dulu mereka biasa makan di warung jam 09.00 pagi di dekat kantor," kata Mama Margaretha.

"Kalau tahun lalu pembeli PNS itu banyak sekali. Sekarang sepi. Biasanya kalau jam 11.00 itu PNS banyak datang beli, sekarang tidak ada lagi," kata Mama Margaretha.

Mama Margaretha khawatir dengan bulan-bulan ke depan jika situasi masih sama di pasar.

"Kami bisa mati tidak makan ini ke sana. Kami tidak tahu mengapa tahun ini pembeli tidak ada. Kalau PNS saja mengeluh, aduh apalagi kami pedagang kecil," kata Mama Margaretha.

Baca: Korupsi Pembangunan Rumah Pengungsi, Mantan Kepala BPBD Sikka Silvanus Tibo Dibui Empat Tahun

Mama Margaretha mengungkapkan semua pedagang di Kota Larantuka sudah pasti mengalami nasib yang sama.

"Kalau membeli sembako saja sulit, apalagi beli barang-barang di toko. Lihat saja di pertokoan itu sepi semua," kata Mama Margaretha.

Mama Margaretha mengungkapkan keluarganya yang PNS bahkan mengeluhkan karena harus berhutang saat berbelanja di kios

"Kalau sekelas PNS bon di kios, mana kita tidak khawatir," kata Mama Margaretha asal Lebao Larantuka itu. (*)

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved