Misa Minggu Paskah di Katedral Atambua, Uskup Dominikus: Bertobat Agar Bisa Paskah
Tokoh-tokoh penting dalam Kitab Suci dapat menjadi teladan dalam usaha mencari dan menemukan Tuhan.
Laporan Seksi Dokumentasi dan Publikasi Paroki Katedral Atambua, Eustachius Mali
POS-KUPANG.COM | ATAMBUA - Merayakan Paskah tahun ini, Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr menjelaskan penyertaan Allah dalam kehidupan umat manusia. Kristus yang bangkit dengan jaya senantiasa hadir di tengah umatNya.
Dalam kotbahnya pada Misa Minggu Paskah di Gereja Katedral Sta. Maria Immaculata Atambua, Timor, NTT pada Minggu (1/4/2018), Uskup Domi mengatakan, penyertaan Allah itu ada dalam kerangka teologi terkait dengan iman Paskah. Bahwa Allah yang transenden diam bertakhta di surga, tapi imanen, yang hadir dan tinggal bersama kita.
Allah Mahabesar yang disegani adalah juga Allah Mahakasih yang sangat dekat dengan umatNya. Krristus yang mengadakan perjamuan terakhirr dengan para rasulNya, mencuci kaki mereka; Kristus yang saat setelah berdoa di Taman Getsemani dicium, ditangkap, disiksa, dipaku pada salib hingga wafat di kayu salib. Kristus yang ditururnkan dari salib dan dimakamkan.
”Pagi hari ini perhatian kita pada misterri kuburrNya yang kosong. Gereja membantu kita untuk merenungkan bahwa hidup kita merupakan sebuah perjalanan bersama Tuhan. Baik hidup maupun mati kita tetap bersama Tuhan,,” kata Uskup.
Tokoh-tokoh penting dalam Kitab Suci dapat menjadi teladan dalam usaha mencari dan menemukan Tuhan.
Petrus nyatakan sikap membela Yesus, kemudian sebaliknya menyangkal Yesus, namun pada akhirnya memberi kesaksian tentang perjumpaan dengan Yesus yang bangkit.
Demikian pun Musa dalam Perrjanjian Lama selalu bertemu Allah sebagai bukti imanensi Allah yang kita imani. Ketika ada upaya keras mencari dan hendak menemukan Allah, biasanya Allah sendiri menjadikan usaha pencarian itu bermakna.
Tentang hal itu Maria Magdalena menjadi tokoh yang dibantu Allah. “Ia adalah orang yang paling besar cintanya kepada Tuhan, karena mengalami pembebasan dari kelemahannya, darri roh-roh yang membelenggu jiwanya, dari keterbatasan manusiawi ia dibantu Tuhan untuk membuka dirinya bagi Tuhan,” tandas sang Uskup.
” Ini menjadi pembelajaran sangat penting. Orang yang terkungkung dalam dosa, kalau membuka dirinya dan ditemukan Tuhan terjadilah paskah untuk dirinya. Paskah berarti Allah lewat, Allah datang, Allah turun untuk menyelamatkan,” kata Uskup.
Hal yang sama dialami oleh Petrus. Di hadapan Yesus, ia salah terus. Hebat omong tapi salah. Dan kita tiap hari imani Yesus, berbuat sepertri Petrus.
“Dengan mulut besar kita akui Tuhan, tapi dengan perbuatan, dengan sikap kita persis bertentangan dengan Allah. Mari kita bongkar semua itu, perbaiki cara pikir, cara sikap kita supaya makin berpadanan dengan Allah,” imbau Uskup Domi.
Mengakhiri kotbahnya, Uskup mengingatkan tentang dosa-dosa yang berhubungan dengan kematian. Kematian paling ngeri dari manusia adalah hidup tanpa Tuhan. Orang demikian telah mati jiwa.
Ia memberi contoh orangyang menyembah berhala, juga menggugurkan anak dan pembunuhan.
”Inilah 3 dosa yang membawa kematian. Paskah berarti hidup baru, karena Tuhan menyertai kita. Untuk itu, harus bertobat, mengakui dosa pribadi. Supaya Tuhan menjumpai kita sebagai sumber keselamatan. Supaya kita bisa mengalami arti Paskah yang sesungguhnya,” kata Uskup. (*)