Ribuan Warga Perbatasan RI-RDTL Hadiri Misa Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua

Diperkirakan sekitar 4.000-an umat katolik setempat, diiringi koor merdu 800-an siswa-siswi SMA Katolik Suria Atambua.

Editor: Fredrikus Royanto Bau
Eustachius Mali
Uskup Atambua, Mgr. Domi Saku didampingi imam konselebrantes memimpin misa minggu palma di Gereja Katedral Atambua, Minggu (25/3/2018). 

Laporan Eustachius Mali

POS-KUPANG.COM|ATAMBUA – Warga Perbatasan RI-RDTL di Kabupaten Belu hari ini mengikuti perayaan ekaristi minggu palma di Gereja Katedral Atambua, Minggu (25/3/2018).

Perayaan Ekaristi Suci mengenang peristiwa Yesus masuk ke kota Yerusalem sebagai Raja itu dipimpin langsung Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku didampingi imam konselebrantes, Romo Krist Falo, Pr dan Romo Moses Olin, Pr.

Diperkirakan sekitar 4.000-an umat katolik setempat, diiringi koor merdu 800-an siswa-siswi SMA Katolik Suria Atambua.

Sebelum misa, umat berarak ke dalam gereja dengan melambai-lambaikan daun palem di tangannya mengenang kedatangan Yesus disambut dengan daun palem.  

Baca: Soal Kekurangan SMA/SMK, Jimy Sianto Siap Bantu Pemda TTS Tapi Ada Syaratnya

Uskup Domi dalam kotbahnya menguraikan, perayaan Minggu Palem yang dirayakan sekali dalam satu tahun terfokus pada dua hal, yakni peristiwa Yesus masuk ke kota Yerusalen sebagai Raja dan kisah sengsara Yesus.

Menurut Sang Uskup yang menggembala umat katolik di wilayah tiga kabupaten yakni Belu, Timor Tengah Utara (TTU) dan Malaka ini, Perayaan Minggu Palem tahun bertitiktolak dari refleksi iman menurut Injil Markus.

Ada yang  menjadi pesan iman untuk dibangun dalam kehidupan umat katolik.

Suasana Misa Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua
Suasana Misa Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua (Eustachius Mali)

Baca: Kilas Tragedi Minggu Palma, Polisi Berhijab Tewas Bersama Putranya Saat Cegat Pembawa Bom

“Dalam rekfleksi iman gereja ada dua hal yang penting yaitu Yesus ditampilkan sebagai raja dan Yesus ditampilkan sebagai Tuhan tersalib,” ungkap Uskup Domi.

Untuk kita orang modern yang hidup pada jaman now, gelar raja seringkali kurang berbicara atau tidak menyentuh pikiran dan perasaan umat, dibanding dengan jabatan seorang presiden atau pemimpin perusahaan besar.

Walau demikian, entah Tuhan Yesus itu mau disebut dengan gelar apa saja, yang pasti bahwa Dia adalah pemimpin kita.

Dia adalah raja yang sekaligus menjadi pahlawan pembebasan umatNya dari belenggu dosa-dosa.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved