Pilkada Serentak 2018
Tonton Video Kapolda NTT Sebut Sumba Barat, Alor dan Ende Jadi Daerah Rawan
Kapolda NTT Irjen Polisi Raja Erizman berkunjung ke kantor Harian Pagi Pos Kupang, Selasa (20/2/2018).
Penulis: Eflin Rote | Editor: Agustinus Sape
Laporan Reporter Pos Kupang.com, Eflin Rote
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur, Inspektur Jenderal Polisi Raja Erizman berkunjung ke kantor Harian Pagi Pos Kupang, Selasa (20/2/2018).
Kapolda bersama Pejabat Utama Polda NTT diterima Pemimpin Redaksi Pos Kupang, Dion DB Putra.
Beberapa poin penting dibahas dalam pertemuan tersebut, diantaranya terkait pelaksanaan pilkada dan pilgub yang akan digelar tahun 2018 ini.
Kapolda menjelaskan, media memiliki peran penting dalam hal pemberitaan sehingga bisa meminimalisir terjadinya konflik di selama pelaksanaan pesta demokrasi.
Kapolda juga mengatakan, tiga daerah yang dinyatakan rawan konflik selama pelaksanaan pilkada adalah Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Ende dan Kabupaten Alor.
Penetapan daerah rawan ini, menurut Raja, bukan tanpa alasan. Kabupaten Sumba Barat, misalnya, memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda dan pada hajatan pilkada beberapa waktu lalu sempat jatuh korban.
Semua pihak, menurut Raja, tidak ingin kejadian serupa terulang kembali dalam pelaksanaan pilkada.
Pihaknya menyatakan siap mengamankan pilkada dengan bantuan dari TNI dan pemerintah daerah masing-masing.
Ancaman-ancaman seperti terorisme, sabotase, konflik sosial, intimidasi, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas harus mendapatkan perhatian serius.
Jenderal bintang dua ini juga menegaskan bahwa pihak kepolisian tetap menjaga netralitas anggotamya selama pelaksanaan pilkada.
"Saya sudah share ke group kami hal yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan. Anggota kami harus tetap netral," ucap Raja.
Kepada media, khususnya Pos Kupang, Raja berpesan agar tetap menjadi media yang memberitakan sesuatu yang sifatnya positif, tidak berbau SARA dan hoax.
Hal ini, menurut Raja, penting karena merupakan bagian dari upaya menjaga keamanan selama pelaksanaan pilkada.
"Pilkada ini moment yang bisa dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk memecah belah karena kepentingan. Untuk itu, saya harap media bisa tetap memberitakan sesuatu yang sifatnya positif dan meredam gejolak agar tidak terjadi gangguan kamtibmas nantinya," lanjut Raja.
Wakapolda NTT, Brigjen Pol Victor Manoppo mengatakan, salah satu pilar kebangsaan adalah media. Media diharapkan mampu menjadi kontrol sosial di masyarakat.
Dia juga menegaskan bahwa dalam isu pilkada media untuk tidak memberikan informasi hoax. Dan pihaknya tetap menegaskan bahwa polri tetap netral dan tugasnya hanya mengamankan.
Beberapa daerah seperti Kabupaten Sumba Barat Daya memang perlu mendapatkan perhatian. Untuk itu, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak khususnya media massa dalam hal pemberitaan.
Sementara Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol Rudi Kristanto mengatakan, berdasarkan pengalaman beberapa tahun lalu, berdasarkan karakteristik daerah, daerah yang berpotensi muncul konflik adalah Sumba Barat Daya.
Rudi mengatakan, pihaknya perlu memback up dan memperkuat personel di wilayah ini.
"Kita evaluasi kejadian tahun lalu, seperti pembakaran Kantor KPU, itu jangan sampai terjadi lagi. Kejadian tersebut harus kita atensi, nanti dianggap pembenaran. Kita perketat jangan sampai ke depan terulang lagi. Kalau anarkis kita ambil tindakan tegas. Kalau dia gunakan senjata api ya, kita tembak," lanjut Rudi.
Hingga saat ini Polda NTT sudah menyiapkan personel maupun sarana dan prasarana.
Selain itu, Polda NTT juga mengadakan pelatihan yang bertujuan menyiapkan anggota apabila dalam pelaksanaan pengamanan terjadi kegaduhan atau menghambat jalannya pilkada.
Pelatihan lain termasuk memberikan penyuluhan-penyuluhan. Selain penyuluhan ada kegiatan penggalangan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh politik.
"Kita ajak mereka untuk sama-sama menciptakan suasana yang kondusif dalam rangka pilkada di wilayah NTT sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan," tuturnya.
Pejabat utama Polda yang hadir saat itu adalah Wakapolda NTT, Brigjen Pol Victor Manoppo, Irwasda Kombes Pol Novi Ermansyah, Dir Intelkam Kombes Pil Joudy AA Mailoor, Karolog Kombes Pol Yadi Prariyadi, Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Jules A Abast, Dir Lantas Polda NTT Kombes Pol Pringadi Suparjan dan Karo Ops Kombes Pol Rudi Kristanto.
Selanjutnya, simak video berikut.
(*)