Terlibat dalam Proyek Soal Pembunuhan pada Anak, Gadis Ini Justru Temui Kenyataan yang Mengejutkan !

Dapatkah Anda membayangkan bagaimana rasanya mengetahui jika Anda tidak hanya terkait dengan seorang pembunuh, tapi Anda adalah anak mereka?

Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: Salma Fenty Irlanda
viralnova
Bryan semasa kecil bersama ibunya. (kiri) Foto yang ditemukan Bryan dan menguak identitas Ian Huntley. (kanan) 

POS-KUPANG.COM --Samantha Bryan tak pernah membayangkan jika keterlibatannya dalam sebuah proyek tentang kasus pembunuhan justru membuatnya mengetahui fakta yang tak pernah terlintas di benak siapa pun.

Usianya baru 14 tahun saat diriniya menemukan kenyataan jika ayahnya adalah seorang pembunuh.

Sekitar 15 tahun lalu, dua orang anak berusia 10 tahun bernama Holly Wells dan Jessica Chapman dinyatakan hilang setelah pesta barbekyu bersama keluarganya.

Baca: Bekas Luka Operasi Caesar Wanita Ini Meledak, Cairannya Basahi Ibu dan Dinding Rumah, Ini Sebabnya !

Kala itu, 4 Agustus 2002, ketika gadis-gadis kecil itu berada di rumah Wells Soham di kawasan Cambridgeshire, Inggris menikmati barbekyu.

Pukul 06.15 malam, keduanya dilaporkan pergi bersama untuk membeli permen dari toko terdekat.

Namun, siapa sangka hal itu adalah awal mula malapetaka yang merenggut nyawa keduanya.

Tiga setengah jam kemudian, keduanya dilaporkan menghilang, dan tragisnya tidak akan pernah terlihat hidup kembali.

Tiga belas hari telah berlalu hingga akhirnya mayat keduanya ditemukan di sebuah selokan, 12 mil dari kediaman Soham.

Dan misteri kematian mereka pun mulai terungkap.

Baca: Subtitle di Video Girlband Red Velvet Bikin Netizen Emosi, Ternyata Ini Maksudnya

Ketika Wells dan Chapman hendak kembali ke pesta barbekyu, mereka melewati rumah Ian Huntley, seorang juru kunci universitas setempat.

Huntley memikat mereka dengan mengatakan jika Maxine Carr yang merupakan asisten pengajar mereka di Sekolah Dasar St Andrew sekaligus kekasihnya, berada di sana.

Wells dan Chapman pun menuruti Huntley dan masuk ke dalam rumah.

Sesaat setelah menginjakkan kaki di rumah Huntley, mereka dibunuh secara tragis.

Pada 2003, Huntley dijatuhi hukuman atas perbuatannya tersebut.

Bryan dan ibunya kini. (kiri)
Ian Huntley kini. (kanan)
Bryan dan ibunya kini. (kiri) Ian Huntley kini. (kanan) (viralnova)

Ia dikenai hukuman kurungan selama 40 tahun.

Begitu pula kekasihnya, Carr, yang dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara setelah memberikan keterangan palsu pada polisi mengenai kasus Huntley.

Sepanjang persidangan, seorang gadis lain tumbuh besar dan sama sekali tak menyadari jika ayahnya adalah seorang monster, ialah Samantha Bryan.

Bryan memutuskan untuk turut ambil bagian dalam sebuah proyek mengenai kasus pembunuhan di sekolahnya.

Salah satu kasus yang menjadi bahan proyek tersebut adalah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Huntley.

Bryan sama sekali tak tahu menahu jika pembunuh keji tersebut adalah ayahnya, hingga ia menemukan sebuah foto di Google yang saat itu juga membuat wajahnya pucat pasi.

Menyadari hal itu, Bryan menanyakan hubungannya dengan Huntley kepada sang ibu, Katie Webber.

Webber pun menceritakan semuanya pada putrinya.

Ia mengakui jika Hentley adalah ayah kandung Bryan dan Webber meninggalkannya ketika tengah mengandung dirinya.

Webber mengaku tak tahan atas perlakuan Hentley yang selalu membuat dirinya menderita dengan segala tindak kekerasan yang dilakukannya.

"Kejutan ini benar-benar menyakitkan. Seribu pertanyaan terlintas di benakku, dan kenyatannya aku tak ingin dikaitkan dengan seorang pembunuh. Apakah ada monster di dalam diri ku?" ujar Bryan seperti dikutip dari viralnova, Selasa (5/12/2017).

Butuh waktu bertahun-tahun bagi Bryan untuk memahami kebenaran tentang ayahnya.

Baca: Hendak Diganti Popok oleh Sang Ibu, Bayi Malang Ini Justru Tewas Terlindas Mobil yang Akan Parkir

Ia mulai menerima dan tahu jika dirinya tak akan pernah sama dengan ayahnya.

Bryan kini telah berusia 19 tahun dan mengatakan jika sang ayah adalah Martin Bryan, suami ibunya yang sekarang.

Seorang pria baik yang rela mengadopsinya pada 2009.

Dapatkah Anda membayangkan bagaimana rasanya mengetahui jika diri Anda tidak hanya terkait dengan seorang pembunuh, tapi Anda adalah anak mereka?

Semoga tak akan pernah terjadi. (TRIBUNNEWS.COM/Salma Fenty Irlanda)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved