Setelah Banjir Terjang Mbay, Pemda Nagekeo Baru Gali Saluran, Aurelius: Bangun Embung di Hulu

Pemda Nagekeo baru menggali saluran setelah tiga malam banjir melanda Danga Au, pusat Kota Mbay, Senin (20/11/2017).

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/ADIANA AHMAD
Excavator milik Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nagekeo, Senin (20/11/2017, menggali saluran drainase di Danga Au-Mbay, ibukota Kabupaten Nageleo setelah tiga hari berturut-turut wilayah itu dilanda banjir. 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Adiana Ahmad

POS-KUPANG.COM | MBAY - Sedia payung sebelum hujan. Pepatah itu rupanya tidak berlaku di Nagekeo.

Bagaimana tidak, Pemda Nagekeo baru menggali saluran setelah tiga malam banjir melanda Danga Au, pusat Kota Mbay, Ibukota Kabupaten Nagekeo, Senin (20/11/2017).

Anggota Komisi B DPRD Nagekeo, Sambu Aurelius yang ditemui di Gedung DPRD Nagekeo, Senin (20/11/2017), mengatakan, drainase Kota Mbay tahun 2017 khususnya Danga Au, sebenarnya ada.

Baca: Elias-Vasi (Evas) Diusung Koalisi Besar

Namun, katanya, tidak dieksekusi dengan alasan ada persoalan sosial. Setelah banjir datang, lanjut Aurelius, semua orang berteriak.

"Ada anggaran Rp 400 juta. Belum dieksekusi dengan alasan ada persoalan sosial. Kalau sudah banjir seperti ini, baru teriak," demikian Aurelius.

Aurelius mengatakan, untuk mengurai banjir di Danga Au, tidak hanya sekedar drainase kota, tapi harus ada embung di hulu.

"Bangun embung di hulu untuk tangkap ait baku baru disalurkan ke drainase kota. Untuk urai banjir di Danga Au, bangun embung di Guri Aga. Demikian juga di Rewok Koli. Kalau tidak ada embung, tida akan selesai masalah banjir di dua daerah itu.

"Satu embung butuh Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar," lanjut Aurelius.

Baca: Jembatan Alorawe dan Jembatan Lari di Kabupaten Nagekeo Dibangun Tahun 2018

Aurelius menambahkan, menyelesaikan persoalan banjir di Mbay harus dari hulu sampai hilir.

Selain embung di hulu, katanya, saluran pembuangan terutama di sifon yang melintas di saluran primer menuju Kali Aesesa terlalu sempit.

Ia mengatakan, perencanaan dalam jangka panjang harus memperlebar sifon agar bisa menampung air dari drainase kota.

Baca: Tradisi Ritual Adat Minta Berkat Leluhur di Gunung Mandeu-Belu Punya Daya Tarik Wisata

Sementara beberapa warga di Danga Au berharap, ke depan pemerintah tidak lagi bertindak seperti pemadam kebakaran, setelah ada masalah baru bertindak. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved