Setiap Kenaikan Harga Beras Ciptakan 120 Ribu Orang Miskin Baru

Pasar keuangan dan wilayah Indonesia yang luas membutuhkan partisipasi masyarakat.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/EGINIUS
Peserta pelatihan wartawan daerah Bank Indonesia yang mengikuti pelatihan di Hotel Grand Sahid, Senin (20/11/2017). 

Laporan wartawan  Pos-Kupang.com, Eginius Mo’a

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Kenaikan  harga  bahan pangan terutama beras sebesar satu persen  menempati urutan  paling besar menciptakan  inflasi.  Ketika  terjadi  inflasi,  daya  beli  masyarakat menurun bahkan penduduk  yang berada di garis kemiskinan aka  menjadi  miskin sebesar  21.000 orang.

“Inflasi  harus dikendalikan,  karena menyebabkan daya beli masyarakat akan turun.  Semakin tinggi inflasi,  daya saing menjadi  turun.  Bahan  pangan terutama beras menyumbangkan 21,8 persen inflasi diikuti  rokok menyumbang  porsi 11 persen,” kata Direktur  Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank  Indonesia (BI), Yoga Affandi, dalam   pelatihan wartawan  daerah  BI  2017 di  Hotel Grand  Sahid  Jalan Jakarta, Senin  (20/1/2017).

Baca: Setya Novanto Sudah Tunjuk Idrus Marham Jadi Plt Ketua Umum Golkar

Yoga  mengharapkan semua  wartawan tidak membuat berita-berita yang memicu kepanikan publik. Buatlah berita yang seimbang, yang benar  katakan benar dan yang salah  katakan salah.

“Kritik  juga perlu  supaya  kami  tidak  terlena,” ujar Yoga  dalam  paparannya.

Menurut  Yoga,  pasar  keuangan dan wilayah  Indonesia  yang luas membutuhkan partisipasi  masyarakat. Media sebagai  salah satu pilar demokrasi  diharapkan dapat memainkan peran itu.

Ia  berharap  Tim Pengendali  Inflasi  Daerah  (TPID)  yang telah dibentuk  dengan Keputusan  Presiden (Keppres)  di semua  daerah  berperan lebih  intens. Sebab  setiap  terjadi inflasi,  rakyat terutama  yang berada pada garis kemiskinan  terkena  dampaknya.

Pelatihan di sesi pertama  menghadirkan Deputi  Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian,   Iskandar  Simorangkir,   Gubernur  Jawa Tengah Ganjar Pranowo,  Pengamat Ekonomi  Lana Solestyaningsih,   dipandu moderator  Pemimpin  Redaksi  Investor  Daily dan   Suara Pembaharauan,  Primus  Dorimulu.

Baca: Korupsi E-KTP - Deisti Astriani Tagor Diperiksa Penyidik KPK Sebagai Saksi Selama 8 Jam

Kepala  Departemen Komunikasi  BI, Agusman, mengatakan sebanyak  580  wartawan  dari seluruh Indonesia  hadir mengikuti pelatihan ini.  

Ia mengatakan peran wartawan membantu  BI menjalankan fungsi  sebagai otoritas moneter, sistem pembayaran serta menjaga stabilitas sistem keuangan, BI memandang komunikasi  merupakan hal penting.

Baca: Dorce Tandjung Menitipkan Empat Harapan Buat Para Penata Anestesi

Komunikasi   yang lancar, efektif, dan efisien akan membuat transmisi kebijakan BI  dapat diterima industri, pelaku usaha, dan  masyarakat secara  cepat dan tepat sasaran  termasuk mengendalikan ekspektasi  harga.

“Komunikasi  yang  lancar, efektif dan efisien membutuhkan peran serta  media massa sebagai institusi yang memiliki  tugas untuk menyebarluaskan berita  dan informasi yang obeyektif dan bermanfaat bagi  masyarakat.  Sebagai salah  satu pilar demokrasi, media  massa memiliki peran mengawal kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas,” kata Agusman.*

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved