Setiap Kenaikan Harga Beras Ciptakan 120 Ribu Orang Miskin Baru
Pasar keuangan dan wilayah Indonesia yang luas membutuhkan partisipasi masyarakat.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Agustinus Sape
Laporan wartawan Pos-Kupang.com, Eginius Mo’a
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Kenaikan harga bahan pangan terutama beras sebesar satu persen menempati urutan paling besar menciptakan inflasi. Ketika terjadi inflasi, daya beli masyarakat menurun bahkan penduduk yang berada di garis kemiskinan aka menjadi miskin sebesar 21.000 orang.
“Inflasi harus dikendalikan, karena menyebabkan daya beli masyarakat akan turun. Semakin tinggi inflasi, daya saing menjadi turun. Bahan pangan terutama beras menyumbangkan 21,8 persen inflasi diikuti rokok menyumbang porsi 11 persen,” kata Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Yoga Affandi, dalam pelatihan wartawan daerah BI 2017 di Hotel Grand Sahid Jalan Jakarta, Senin (20/1/2017).
Baca: Setya Novanto Sudah Tunjuk Idrus Marham Jadi Plt Ketua Umum Golkar
Yoga mengharapkan semua wartawan tidak membuat berita-berita yang memicu kepanikan publik. Buatlah berita yang seimbang, yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah.
“Kritik juga perlu supaya kami tidak terlena,” ujar Yoga dalam paparannya.
Menurut Yoga, pasar keuangan dan wilayah Indonesia yang luas membutuhkan partisipasi masyarakat. Media sebagai salah satu pilar demokrasi diharapkan dapat memainkan peran itu.
Ia berharap Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang telah dibentuk dengan Keputusan Presiden (Keppres) di semua daerah berperan lebih intens. Sebab setiap terjadi inflasi, rakyat terutama yang berada pada garis kemiskinan terkena dampaknya.
Pelatihan di sesi pertama menghadirkan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pengamat Ekonomi Lana Solestyaningsih, dipandu moderator Pemimpin Redaksi Investor Daily dan Suara Pembaharauan, Primus Dorimulu.
Baca: Korupsi E-KTP - Deisti Astriani Tagor Diperiksa Penyidik KPK Sebagai Saksi Selama 8 Jam
Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan sebanyak 580 wartawan dari seluruh Indonesia hadir mengikuti pelatihan ini.
Ia mengatakan peran wartawan membantu BI menjalankan fungsi sebagai otoritas moneter, sistem pembayaran serta menjaga stabilitas sistem keuangan, BI memandang komunikasi merupakan hal penting.
Baca: Dorce Tandjung Menitipkan Empat Harapan Buat Para Penata Anestesi
Komunikasi yang lancar, efektif, dan efisien akan membuat transmisi kebijakan BI dapat diterima industri, pelaku usaha, dan masyarakat secara cepat dan tepat sasaran termasuk mengendalikan ekspektasi harga.
“Komunikasi yang lancar, efektif dan efisien membutuhkan peran serta media massa sebagai institusi yang memiliki tugas untuk menyebarluaskan berita dan informasi yang obeyektif dan bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai salah satu pilar demokrasi, media massa memiliki peran mengawal kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas,” kata Agusman.*