Bakal Calon Gubernur NTT

Jelang Musim Tanam, Robert Soter Marut Beri Bantuan Ini kepada Warga Desa Taekas di TTU

Mengubah NTT hanya dengan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Saat ini alam sudah mulai bosan karena ulah kita sendiri.

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
ISTIMEWA
Marsda TNI (Purn) Robert Soter Marut, M.Sc 

KEFAMENANU, POS KUPANG.COM-Bakal Calon Gubernur NTT, Marsekal Muda (Pur) Robert Soter Marut, safarai ke Kampung Tuamese, Desa Taekas, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Sabtu (11//11/2017).

Masyarakat antusias menyambut kehadiran jenderal bintang dua TNI Angkatan Udara ini dan diskusi pun berjalan penuh persaudaraan.

Sebas Bana, warga setempat, curhat kepada Robert bahwa bantuan pemerintah yang masuk ke desa itu sering tidak tepat sasaran. Bahkan orang yang sudah meninggal masih terdaftar sebagai penerima bantuan. "Mungkin ada kebijakan pemerintah agar yang sudah meninggal dunia diganti dengan nama yang layak menerima bantuan," ujar Sebas.

Dia berharap, jika Robert terpilih menjadi gubernur agar tegas dan adil dalam hal memberi bantuan, diberikan kepada yang layak menerimanya.

Profil masyarakat Desa Taekas tercatat sebagai petani, tukang bangunan dan peternak. Warga desa ini juga mendapat bantuan benih dari pemerintah, namun diberikan setelah jadwal tanam selesai.

"Kami tanam hari ini dengan benih lokal kami. Setelah beberapa hari, bahkan satu minggu kemudian, pemerintah membantu benih kepada warga yang tergabung dalam kelompok tani," tutur Sebas.

Menurutnya, pembagian benih kepada petani setelah musim hujan. Kalau hujan turun awal November atau Desember, namun mereka (pemerintah) antar bibit bulan Januari. "Jika Pak Robert jadi gubernur, mohon perhatikan nasib para petani," harapnya.

Masalah lain yang sering dihadapi warga Taekas, khususnya para tukang bangunan, adalah tidak mendapat upah. Bahkan setelah pekerjaan selesai, mereka tidak mendapat bayaran. Alasannya, bos atau pemilik proyek yang memperkerjakan mereka pergi ke luar kota. "Kami berharap jika Pak Robert menjadi gubernur tolong perhatikan nasib buruh," Sebas meminta.

Menanggapi beberapa persoalan yang disampaikan warga Taekas, Robert mengatakan, penerima bantuan pemerintah harus selalu dievaluasi agar tidak terjadi lagi apa yang disebut salah sasaran dan atau salah peruntukan.

Pemimpin, kata Robert, harus tegas dan adil. Semua data penerima bantuan harus dimutakhirkan kembali, bila perlu setiap enam bulan, sehingga tidak ada lagi pendobelan nama. Bagi yang sudah meninggal, bantuannya harus dialihkan kepada orang lain.

"Harus ada ketegasan dari pimpinan daerah. Misalnya, gubernur tegaskan ke bupati sampai desa, kalau bisa data penduduk setiap enam bulan harus dimutakhir dan penerima bantuan selalu di evaluasi," tegas Robert.

Terkait benih, Robert mengapresiasi program pemerintah yang mendukung para petani dengan benih-benih unggul untuk meningkatkan hasil pertanian. "Kita perlu berterima kasih kepada pemerintah karena ada upaya untuk membantu petani untuk meningkatkan kualitas dan hasil pertanian," ujar jenderal bintang dua ini.

Apa yang dikeluhkan warga, diakuinya, harus dievaluasi oleh pemerintah, bisa jadi benihnya dibeli di provinsi lain sehingga terlambat diterima petani. Untuk mendapatkan benih lokal yang baik, kita perlu membangun klinik pertanian didampingi tenaga teknis atau ahli pertanian.

Menurut dia, PPL pertanian kadang kewalahan melayani permintaan petani. Oleh karena itu, dengan adanya klinik pertanian, perkebunan dan peternakan, para petani dan peternak bisa datang ke klinik untuk berkonsultasi dengan tenaga teknisnya.

"Solusinya bangun klinik pertanian dan peternakan, sehingga di sana ada pelatihan dan pendampingan yang dibutuhkan masyarakat," ungkap teknisi pesawat tempur tersebut.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved