70 Tahun GMIT dan 500 Tahun Reformasi, Ini Pesan Moralnya bagi Umat Katolik dan Protestan

Kehidupan bersama sudah sejak lama dijalankan oleh umat beragama khususnya Gereja Katolik dan Protestan yang percaya kepada Yesus.

Penulis: Andri Atagoran | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/ANDRI ATAGORAN
Vikjen Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka Pr dan Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Dr. Mery Kolimon menerima pengalungan selendang saat Seminar HUT ke-70 GMIT dan 500 Tahun Reformasi di Gereja Jemaat GMIT Koinonia Kupang, Sabtu (28/10/2017). 

Laporan Reporter Pos-Kupang.com, Andri Atagoran

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Vikjen Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka Pr mengatakan, 500 tahun Reformasi oleh Marthin Luther tidak saja dilihat sebagai momem peringatan Gereja Protestan.

"Tetapi ini juga menjadi momen eklesiologis yang terbuka bagi semua gereja termasuk Gereja Katolik," kata Romo Gerardus saat seminar HUT ke-70 dan 500 Tahun Reformasi di di Gereja Jemaat GMIT Koinonia  Kupang, Sabtu (28/10/2017).

Keterbukaan dan kehidupan bersama sudah sejak lama dijalankan oleh umat beragama khususnya Gereja Katolik dan Protestan yang percaya kepada Yesus.

Baca: Inilah yang Terjadi dengan Katolik dan Protestan Setelah 500 Tahun Reformasi Luther

"Pada momen HUT ke-70 GMIT dan 500 tahun Reformasi ini, saya mengimbau semua umat Kristen Protestan maupun Katolik, mari kita meninggalkan perbedaan-perbedaan yang sudah lama yang sebenarnya tidak memberikan sumber daya bagi kehidupan kita bersama," kata Romo Gerardus.

Vikjen Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka Pr dan Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Dr. Mery Kolimon menerima pengalungan selendang saat Seminar HUT ke-70 GMIT dan 500 Tahun Reformasi di Gereja Jemaat GMIT Koinonia  Kupang, Sabtu (28/10/2017)
Vikjen Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka Pr dan Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Dr. Mery Kolimon menerima pengalungan selendang saat Seminar HUT ke-70 GMIT dan 500 Tahun Reformasi di Gereja Jemaat GMIT Koinonia Kupang, Sabtu (28/10/2017) (POS KUPANG/ANDRI ATAGORAN)

Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Dr. Mery Kolimon mengatakan, para pendeta dan pastor juga terus memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk saling menghargai.

Baca: Inilah Catatan Menarik Tentang Katolik dan Protestan dari Katekis Keuskupan Agung Kupang

"Kecurigaan dan permusuhan yang kita warisi dari sejarah kolonial bahkan lebih jauh dari peristiwa Reformasi 1517 itu sudah harus berubah menjadi kesediaan untuk saling menerima sebagai anggota tubuh Kristus," kata Pdt. Mery. (*)

Sumber: Pos Kupang
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved