Pemerintah Kabupaten Lembata Beli Jagung dari Petani

Para petani yang lebih banyak menjual jagung kepada pemerintah adalah warga Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/FRANS KROWIN
Wakil Bupati (Wabup) Lembata, Thomas Ola Langoday (ketiga dari kiri) saat melaunching beras jagung melati mekar di Gereja St. Kristus Raja Wangatoa, Lewoleba-Lembata, Senin (16/10/2017). 

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA – Dinas Pertanian Kabupaten Lembata telah membeli sekitar 18 ton jagung dari petani.

Para petani yang lebih banyak menjual jagung kepada pemerintah adalah warga Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lembata, Kanis Tuaq melalui Kepala Bidang (Kabid) Pertanian, Ade Hasan, kepada Pos Kupang di Lewoleba, Senin (16/10/2017).

Ia mengemukakan itu di sela-sela launching beras jagung melati mekar di Gereja St. Kristus Raja Wangatoa.

“Sampai dengan saat ini, kami sudah membeli jagung dari petani sebanyak 18 ton. Jagung itu selanjutnya kami giling dan menjualnya kembali kepada konsumen dengan harga terjangkau. Ini salah terobosan untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Dia mengatakan, jagung 18 ton itu dibeli langsung dari petani melalui tenaga PPL (penyuluh pertanian lapangan) yang tersebar di desa-desa. Jagung itu dibeli dengan harga Rp 3.000-an/kg dan langsung di tangan petani.

Setelah terkumpul, lanjut Hasan, jagung pipilan itu selanjutnya diangkut ke Lembata. Saat ini, volume jagung yang terkumpul telah mencapai 18 ton lebih. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah, karena pemerintah masih berkeinginan untuk membeli jagung dari petani.

Selama ini, ungkap Hasan, petani mengeluhkan pemasaran jagung yang dihasilkan.

Pasalnya, mereka telah menanam jagung dengan hasil yang banyak, namun jagung yang dipanen tak bisa dijual dengan baik karena lemahnya pemasaran.

Keluhan masyarakat itu, lanjut dia, akhirnya terjawab.

Pasalnya, pemerintah telah membuat program untuk membeli jagung dari masyarakat.

Artinya, jagung yang sebelumnya hanya untuk konsumsi keluarga, kini berubah menjadi komoditi dengan nilai jual yang cukup menjanjikan.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap agar masyarakat semakin rajin menanam jagung. Lahan-lahan tidur yang selama ini tidak diolah, misalnya, mulai sekarang harus digarap dan ditanami jagung, bawang dan cabe.

Ade Hasan juga mengungkapkan, tekad pemerintah kabupaten adalah mewujudkan Lembata suprlus pangan melalui jagung, bawang dan cabe. Tiga komoditi ini bernilai ekonomi tinggi, sehingga jia dibudidayakan, maka akan berdampak riil terhadap kemaslahan hidup masyarakat.

Tentang beras jagung melati mekar, dia mengatakan, beras jagung itu telah dilaunching Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday pada Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Kabupaten Lembata, Senin (16/10/2017).

Beras jagung melati mekar tersebut dijual dalam dua rupa kemasan, yakni karung kecil berisi 5 kg dan karung besar berisi 20 kg. Beras jagung itu dijual dengan harga Rp 7.000/kg.

Olehnya masing-masing kemasan seharga Rp 35.000/karung 5 kg dan Rp 140.000/karung 20 kg. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved