HUT Kemerdekaan RI

VIDEO: ASN Unjuk Kebolehan Menari Foti

Tarian selamat datang ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu.

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Alfons Nedabang

Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Yeni Rachmawati

POS KUPANG. COM, KUPANG - Memperingati HUT ke-72 Kemerdekaan RI, Pemerintah Kota Kupang menggelar berbagai kegiatan, salah satunya perlombaan tari Foti.

Tari Foti merupakan tarian tradisional dari Rote Ndao, NTT.

Tarian ini biasanya ditampilkan oleh para penari wanita berbusana cantik dan menggunakan kain selimut sebagai atribut menarinya.

Dalam tarian ini biasanya juga terdapat penari pria yang menari dengan gerakan Tari Foti

Tarian selamat datang ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu.

Acara perlombaan yang berlangsung di lantai 1 Kantor Walikota Kupang, Kamis (10/8/2017) ini pesertanya aparatur sipil negara (ASN) yang merupakan perwakilan dari organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kota Kupang.

Sebanyak 30 ASN ambil bagian. Mengenakan busana adat Rote dipadu topi Ti'ilangga, setiap peserta unjuk kebolehan.

Menari Foti diiringi bunyi gong yang dimainkan oleh anggota sanggar Ti'i Langga.

Waktu pentas untuk setiap peserta berkisar 35 detik sampai 1 menit.

Peserta perwakilan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Kupang yang paling heboh dalam memberikan dukungan.

Sandrak Sera (41) dan Kaka Malelak (31) tampil percaya diri.

Kepiawaian keduanya mengundang pujian. Decak kagum disertai tepuk tangan diberikan para penonton.

"Saya dua kali ikut lomba antar OPD ini. Memang tidak menang tapi ikut ramai saja. Lomba ini lumayan bagus untuk mengangkat budaya. Tadi mau goyang itik tapi saya sudah capek. Sudah istirahat baru rasa capek. Tarian ini tidak pakai pemanasan lagi langsung kaget," kata Sandra Sera.

Peserta lainnya, Kaka Malelak mengeluh lutut dan kakinya sakit usai menari. Tapi sebagai anak muda dirinya senang bisa meramaikan perlombaan dalam rangka menyongsong Hut Kemerdekaan RI ke-72.

"Saya pemuda Rote, cinta budaya dan ingin melestarikan budaya," ujarnya.
Seorang penonton, Veronica Edon yang hadir khusus bersama teman-temannya untuk memberikan dukungan kepada rekan kerjanya ini mengaku senang dengan adanya perlombaan yang bernuansa budaya.

Lomba tarian adat ini semakin mendorong para pemuda/pemudi untuk mencintai budayanya, baik dari daerah masing-masing dan budaya bangsa ini.

Puluhan peserta ini telah berusaha menampilkan yang terbaik. Namun yang sesuai kriteria dewan juri yang diketuai oleh H E Lay dan sekretaris Aram ini dimenangkan oleh enam peserta.

Aram mengampaikan penilaian diberikan berdasarkan tiga kriteria penilian yaitu kelompok busana. Peserta harus menggunakan selimut, selimut pinggang, baju koko atau kemeja putij tangan panjang, topi ti'i langga. Kriteria berikut cara penghormatan baik pembuka dan penutup.

Keserasian irama dan gerak, keindahan gerak, penghayatan dan penjiwaan serta ketepatan waktu.

Para peserta memperoleh hadiah dengan total Rp 10.000.000.

Juara pertanam diraih Ismanto, pesertai nomor undian 30, juara dua Simon Salean, peserta nomor 20, juara tiga nomor 18, Yafeni Lede, juara harapan I peserta nomor undian 19 Oby Messakh, juara harapan II peserta nomor undian 4 Kanisius Deu dan juara harapan III Petrus Messakh, peserta nomor undian 3.

Senyum sumringah terpancar dari wajah Simon Salean.

Saat dirinya diumumkan meraih juara dua, jeritan dan tepuk tangan memecahkan suasana siang itu.

Simon Salean mengatakan dia sudah tiga kali mengikuti lomba dan pernah memperoleh juara tiga. Namun kali ini ia bisa mendapatkan juara II.

Perlombaan ini diramaikan dengan Tarian Tebe dan Kebalai. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved