El Tari Memorial Cup 2017
Final yang Ricuh, Bupati Ende Marsel Petu Bilang Ada Pihak yang Ingin Menjatuhkan Citra Dirinya
Melihat kericuhan, Marsel Petu tidak menampik adanya usaha-usaha pihak tertentu yang memang ingin menjatuhkan citra dirinya.
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Agustinus Sape
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Romualdus Pius
POS-KUPANG.COM, ENDE - Banyak pihak menyayangkan kericuhan saat berlangsung pertandingan final El Tari Memorial Cup 2017, antara Perse Ende dan PSN Ngada di Stadion Marilonga, Rabu (9/8/2017) malam.
Gara-gara kericuhan itu, pertandingan tidak dilanjutkan sampai selesai.
Tim PSN Ngada memilih meninggalkan lapangan demi keamanan
Karena itu, panitia dan pihak-pihak yang berkompeten memutuskan tim Perse Ende menang atas PSN Ngada dengan skor 1-0 dan berhak membawa trofi kejuaraan.
Meski demikian, komentar atas kericuhan dan motivasi di baliknya terus diungkap oleh berbagai pihak.
Bupati Ende, Ir Marsel Petu mengatakan bahwa konflik antarpemain dalam sepakbola adalah hal biasa.
Namun, tentu harus dalam batas-batas sportivitas karena sepakbola memang olahraga yang mengandalkan fisik dan otak.
Sebab kalau tak mau ada konflik atau benturan antar pemain, maka permainan itu akan datar saja.
Hal tersebut dikatakan Marsel Petu, Kamis (10/8/2017), ketika dimintai komentarnya terkait pelaksanaan laga final Liga 3 El Tari Memorial Cup 2017 yang berujung kericuhan.
Bupati Marsel mengatakan dalam pengamatan dirinya terlihat bahwa suporter kedua tim tetap memberikan dukungan kepada tim mereka dengan penuh sportivitas dan aman.
Oleh karena itu, pihaknya merasa heran bisa terjadi kericuhan pada saat laga final.
Melihat kericuhan, Marsel Petu tidak menampik adanya usaha-usaha pihak tertentu yang memang ingin menjatuhkan citra dirinya.
"Iya, sudah sering saya katakan, terkadang ada orang yang senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang. Hal ini seperti yang terjadi pada laga final El Tari Cup di Ende," kata Marsel Petu.
Bupati Marsel menyayangkan adanya kerusuhan itu karena pihaknya sudah bekerja keras selama satu tahun untuk menyukseskan pelaksanaan Liga 3 El Tari Memorial Cup 2017 di Ende.
Namun dalam waktu beberapa menit saja hasil kerja keras itu terhapus oleh ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Marsel menyebutkan kerja keras yang dilakukan oleh Pemda Ende dan panitia, antara lain merenovasi stadion dan menyelenggarakan pertandingan di malam hari.
Namun apa yang dilakukan itu ternoda oleh aksi tidak terpuji oknum tertentu.
Menurut Bupati Marsel secara umum pelaksanaan Liga 3 El Tari Memorial Cup 2017 berjalan dengan baik.
Bahkan, menurutnya, Kabupaten Ende tidak saja sukses dalam penyelenggaraan, namun juga sukses prestasi yang ditandai dengan keberhasilan Perse Ende menjuarai Liga 3 El Tari Memorial Cup 2017.
Secara terpisah Wakil Bupati Ende, Drs Djafar Achmad mengatakan bahwa soal kerusakan fasilitas Stadion Marilonga akan diperbaiki sehingga tetap menjadi tempat yang layak untuk menyelenggarakan pertandingan sepakbola di masa yang akan datang.
Sekretaris KONI Kabupaten Ende, Albertus Yani mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan berapa besar dan jenis kerugian yang diakibatkan oleh kerusuhan pada laga final El Tari Memorial Cup 2017.
Namun menurut Albert yang pasti kerusakan yang tampak adalah robohnya pagar pengaman penonton juga pagar stadion dan kursi. Khususnya untuk kursi bukan kursi stadion, namun kursi pinjaman.
Mengenai isu adanya korban yang meninggal pada laga final ETMC, Kapolres Ende, AKBP Ardiyan Mustaqim dengan tegas membantah.
Menurut dia, saat dicek ke RSUD Ende tidak ada suporeter yang meninggal. Yang ada hanya luka-luka dan pingsan karena lemparan batu dan juga sesak napas pada saat masuk ke stadion.
Pos Kupang yang mendatangi RSUD Ende untuk mencaritahu informasi tentang korban kerusuhan di laga final menemukan bahwa semua korban sudah pulang ke rumah masing-masing karena hanya menderita cedera ringan, juga tidak ditemukan adanya korban yang meninggal dunia. (*)