Bola Harapan Bola Persaudaraan, Catatan untuk El Tari Memorial Cup 2017

Malah lebih sering para pelatih tampil sebagai provokator dan ikut tawuran di lapangan. Tentang panitia pertandingan, juga menjadi kendala besar di NTT. Bukan saja kurang mempersiapkan terselenggaranya sebuah turnamen secara baik, tetapi panitia juga ikut campur dalam upaya menentukan siapa yang bakal juara.

Tentang para pemain, diakui daerah kita banyak menghasilkan pemain berbakat. Namun, tidak diasah, ditempa secara baik. Pemain kita masih mengandalkan bakat alam. Latihan rutin hampir jadi kendala. Yah, kita perlu belajar dari tontonan (learning by watching) demi semakin berkualitasnya sepakbola kita.

Bamain Bola
Setelah kita terlibat dalam aksi baomong bola dan banonton bola, tugas kita adalah bagaimana bamain bola secara baik dan berkualitas. Proses pembelajaran yang lahir ketika menonton piala dunia atau liga-liga Eropa dan Amerika Latin perlu diaktualisasikan pada ETMC 2017 ini.

Tim-tim yang bertanding diharapkan menampilkan pertandingan terbaik yang memuaskan para penonton. Tentu saja, dalam turnamen seperti ini kita berharap lahir Podolsky, Messi, Ronaldo, Iniesta, Rooney, Toti, Buffon, produk NTT yang baru. Kita mungkin berharap para penonton selama turnamen ini adalah orang-orang yang telah tercerahkan, penonton yang ramah dan santun. Kita berharap agar turnamen ETMC 2017 betul-betul menjadi miniatur piala dunia NTT, saat di mana harapan dan persaudaraan bertumbuh.

Sepakbola mesti mempersatukan kita. Dalam konteks ke-NTT-an kita yang mudah terpecah-pecah ini, turnamen ini bisa dijadikan sarana perekat kembali kebersatuan kita dalam wadah NTT. Turnamen apapun harus dikemas dalam nuansa persaudaraan. Gol-gol ke gawang lawan memang penting tetapi bukanlah yang esensial.

Keberhasilan para pemain mencetak gol persaudaraan, kedamaian, persahabatan adalah gol-gol spektakuler yang akan terus dikenang di setiap saat. ETMC 2017 is time to make friend. Bola yang melahirkan harapan dan persaudaraan. Selamat berjuang. *