Sejumlah Dosen Jatuh Cinta di Pulau Siput-Lembata

Sejumlah dosen yang menjadi tamu Pemerintah Kabupaten Lembata, jatuh cinta di Pulau Siput Kabupaten Lembata.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/FRANS KROWIN
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati, Thomas Ola Langoday saat bersama para dosen di Pulau Siput, Lewoleba, Rabu (19/7/2017) petang. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Frans Krowin

POS KUPANG.COM, LEWOLEBA – Sejumlah dosen yang menjadi tamu Pemerintah Kabupaten Lembata, jatuh cinta di Pulau Siput.

“Saat pertama kali saya menginjakkan kaki di pulau ini, saya langsung jatuh cinta. Pulaunya sungguh luar biasa, penuh siput.”

Demikian Dr. Bambang Sumedi dari Universitas Brawijaya, ketika mengemukakan kesannya saat mengunjungi Pulau Awololong atau biasa disebut Pulau Siput, Rabu (19/7/2017) petang.

Bambang bersama sejumlah dosen dari beberapa universitas di Indonesia mengunjungi pulau itu bersama Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday serta beberapa pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah) di daerah tersebut.

Bambang merupakan ahli kelautan dari universitas tersebut. Ia mengemukakan pendapatnya ketika dimintai komentar tentang eksistensi Pulau Siput yang letaknya di Teluk Lewoleba tersebut.

“Pulau ini luar biasa. Siput sebagai kekayaan utama pulau ini, sangat bersih, belum terkontaminasi oleh limbah apa pun. Itu yang membuat saya semakin jatuh cinta di pulau ini,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini laut di Teluk Lewoleba sangat bersih. Lautnya belum terkontaminasi limbah apa pun. Pulau itu juga banyak lamun yang merupakan makanan siput. Itu berarti siput di pulau ini yang bagus.

Pulau ini juga cocok jadi destinasi wisata. Olehnya, kalau pemerintah berencana mengembangkannya sebagai salah satu tempat wisata, hendaknya itu dilakukan dengan tetap memperhatikan lingkungan setempat.

Ia juga menyarankan, sebelum pulau siput dikembangkan sebagai destinasi wisata, sebaiknya didahului dengan kajian atau studi ilmiah. Dan, sebagai salah seorang ahli kelautan, dirinya siap membantu pemerintah untuk hal tersebut.

Hal senada disampaikan Prof Dr. I Gde Sunarya Pandit, M.P, guru besar dari Universitas Warma Dewa-Denpasar, Bali. Ia menyebutkan, pemerintah hendaknya menjaga kelestarian pulau itu dari aneka perilaku yang merusak.

“Kalau menurut saya, siput yang ada di pulau ini sebaiknya tidak diambil. Karena pada umur tertentu, siput itu akan meninggalkan cangkangnya lalu mencari yang baru. Nah, cangkang yang ditinggalkan itu akan tumbuh terumbu karang yang baru,” ujar Sunarya.

Terumbu karang itu, katanya, tumbuhnya perlahan. Butuh waktu cukup lama. Saat ini, katanya, di pulau siput itu ada terumbu karang. Terumbu karang yang ada itu mestinya tidak boleh diinjak-injak karena akan rusak.

Mengenai keinginan pemerintah menjadikan Pulau Siput sebagai destinasi wisata, lanjut Sunarya, hendaknya upaya itu dilakukan dalam semangat melestarikan lingkungan. Karena daya tarik pulau itu ada pada siputnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved