Kisah FK, Korban Kekerasan dari Panti Asuhan Pelita Hidup: Takut Oleng Naik Pesawat
Ia takut lantaran untuk pertama kalinya ia akan naik pesawat.FK yang berasal dari Kodi, Sumba Barat Daya mengaku takut mabuk.
Penulis: Eflin Rote | Editor: Agustinus Sape
Laporan Reporter Pos Kupang, Eflin Rote
POS-KUPANG.COM, KUPANG - FK (12) terlihat sibuk menyiapkan makan siang kala itu. Ia dan teman-temannya kemudian berkumpul bersama, melantunkan satu tembang rohani dan kemudian berdoa bersama untuk makan siang mereka.
FK menjadi satu dari korban kekerasan di Panti Asuhan Pelita Hidup sedang ketakutan. Ia takut lantaran untuk pertama kalinya ia akan naik pesawat. FK yang berasal dari Kodi, Sumba Barat Daya mengaku takut mengalami mabuk perjalanan.
“Saya belum pernah naik pesawat. Kalau besok pulang ke Sumba naik pesawat berarti ini pertama kali. Saya takut kalau pesawat goyang, nanti saya bisa mabuk,” ucap gadis berambut ikal ini ketika ditemui di Rumah Perlindungan Trauma Center di jalan Timor Raya Kupang, Kamis (29/6/2017).
Ia menuturkan, ketika dibawa Soni dari Sumba ke Kupang, FK bersama teman-temannya menggunakan kapal laut. Namun, ketika mendengar rencana kepulangan mereka menggunakan pesawat terbang, FK pun langsung menutup wajahnya.
SH (11) juga mengaku merasakan ketakutan yang sama. Ini menjadi pengalaman pertamanya menumpang pesawat terbang jika nanti rencana kepulangan mereka ke Sumba menggunakan pesawat terbang.
“Aduh, saya takut kalau pesawatnya jatuh. Saya tidak pernah naik pesawat,” ucap SH.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Drs Willem Foni mengatakan, 10 anak korban kekerasan Soni di Panti Asuhan Pelita Hidup akan dipulangkan menggunakan pesawat terbang. Kemungkinan mereka akan dipulangkan Juli mendatang. Pengurusan surat pindah dari sekolah lama menurut Willem masih diproses.
“Kita masih harus mengurus surat pindah mereka sehingga ketika pulang ke Sumba, mereka bisa melanjutkan sekolah. Jadi kita sangat berharap ketika mereka sudah bersama orangtua pun mereka bisa tetap bersekolah,” ujarnya. (*)