Sipir Wanita Ini Melarikan Diri, Ungkap Sisi Gelap Penjara di Korea Utara, Isinya Bikin Nangis
Pemberitaan mengenai Korea Utara memang tak pernah sepi untuk dibahas.Sensasi yang hadirkan Kim Jong Un selalu menarik minat netizen dunia.
POS KUPANG.COM - Pemberitaan mengenai Korea Utara memang tak pernah sepi untuk dibahas.
Sensasi yang hadirkan oleh sang pemimpin, Kim Jong Un selalu menarik minat netizen dunia.
Setelah sebelumnya memperbolehkan wisatawan dunia untuk mengunjungi negara itu, ternyata sisi gelap Korea Utara inilah yang lebih menarik untuk dikulik.
Satu rahasia yang berhasil dibongkar beberapa pekan terakhir ini adalah mengenai isi penjara Korea Utara.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thesun.co.uk, seorang wanita asal Korea Utara berhasil melarikan diri dari rezim tirani ini dan menggambarkan bagaimana kengerian yang dia saksikan ketika menjabat sebagai penjaga penjara.
Lim Hye Jin, berusia 20 tahun dipaksa menyaksikan bagaimana dua bersaudara yang melarikan diri dari kamp konsentrasi dipenggal setelah berhasil ditangkap.

Tujuannya sebagai bentuk peringatan bagi narapidana lain.
Biasanya tahanan yang dimasukkan kedalam Camp 12 adalah pengkhianat negara yang ingin melarikan diri menuju perbatasan China.
Banyak jal yang Hyejin alami selama menjabat sebagai penjaga.
Di sana dia melihat banyak pejabat politik yang diculik, disiksa, diperkosa, dan bahkan sampai dibunuh.

Bahkan ada wanita yang ditelanjangi dan dibakar hidup-hidup setelah mengganggu penjaga.
"Mereka bukan diperlakukan seperti manusia melainkan binatang," ujarnya.
Selain disiksa, tahanan juga dibiarkan kelaparan.
Mereka tak diberi makan sampai berhari-hari.

Akibatnya banyak tahanan yang terpaksa memakan ular, tikus, pakan babi, bahkan biji jagung yang mereka lihat pada kotoran sapi.
Mereka yang diketahui melarikan diri akan digantung atau ditembak tepat dihadapan tahanan lain.
Beberapa kasus lainnya ada yang dipukuli sampai mati.
Tindakan semacam ini tentu sangat tidak berkemanusiaan, namun tak ada yang bisa menyalahkan rezim ini. (tribuntravel.com)