Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Terus Mengalir, Membawa 'Berkah' Bagi Orang-orang ini
Kekalahan Ahok-Djarot dalam perhelatan pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 ternyata masih menjadi perhatian.
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG.COM, JAKARTA - Kekalahan calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, dalam perhelatan pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 ternyata masih menjadi perhatian.
Kekalahan pasangan Ahok-Djarot tersebut ternyata membawa kesedihan bagi beberapa orang.
Para simpatisan dan pendukungnya pun banyak mengirimkan karangan bunga untuk Ahok-Djarot ke Kantor Gubernur DKI Jakarta.
Dilansir dari Kompas.com, hingga Rabu (26/4/2017) pagi, karangan bunga untuk Ahok-Djarot semakin banyak.
Bahkan, menurut pantauan Kompas.com, ruang terbuka di Balai Kota DKI Jakarta sudah tidak cukup lagi menampung karangan bunga tersebut.
Akhirnya, beberapa karangan bunga diletakkan di sepanjang trotoar di depan Balai Kota DKI Jakarta.
Karena menarik perhatian, arus lalu lintas di depan Balai Kota pun sempat tersendat karena para pengendara memperlambat kendaraan mereka untuk menyaksikan karangan-karangan bunga tersebut.
Namun, banyaknya warga yang mengirimkan bunga kepada Ahok-Djarot, ternyata menjadi berkah tersendiri bagi beberapa pihak.
Seorang pedagang bunga di kawasan Kedoya mengaku ketiban rezeki sejak Selasa (25/4/2017) lalu.
Hal ini diungkap oleh seorang karyawan toko bunga Floris Lotus, Iksan, yang mengaku dibanjiri pesanan karangan bunga untuk Ahok-Djarot.
Ia mengaku bolak-balik ke Balai Kota DKI Jakarta.
"Aduh sudah berapa kali ya, sudah 50 kali bolak-balik ini sih kayaknya. Kita udah dari kemarin," ujar Iksan sambil menurunkan satu persatu karangan bunga dari mobil pikap yang dia bawa, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (26/4/2017).
Ia mengatakan bahwa kebanyakan pesanan karangan bunga datang dari perseorangan dengan ukuran 2x1,5 meter.
Harga dari karangan bunga ukuran tersebut adalah Rp 500 ribu.
Selain itu, pedagang bunga Karang Belong juga mengaku kewalahan melayani orderan papan bunga untuk Ahok-Djarot.
Dilansir dari Warta Kota, para pemilik toko bunga bahkan sampai terpaksa menambah pekerja untuk memenuhi pesanan tersebut.
Mereka juga mengaku bahwa pesanan bunga mulai ramai sejak tiga hari yang lalu.
Tuti (32) terpaksa menambah 8 karyawan di toko bunganya.
Ia sangat merasa bersyukur dengan membeludaknya pesanan bunga papan di pasar tersebut.
Hal ini disebabkan beberapa bulan terakhir, pesanan bunga papan di pasar tersebut sempat menurun.
Begitu pula yang dialami Menur (27).
Ia mengungkapkan bahwa tokonya sudah banyak menolak pesanan bunga papan untuk Ahok.
"Pesanan masih terus berdatangan dan sudah nggak kepegang ini," kata Menur.
Toko bunga lainnya, Didi Florist, bahkan menerima pesanan hingga seribu karangan bunga sejak Selasa (25/4/2017).
"Wah, ini paling banyak. Kalau untuk nikahan saja kita paling banyak 600, kalau ini lebih, ada kali 1.000. Pokoknya pesanan paling banyak selama saya kerja di sini," kata Agus, seorang petugas Didi Florist saat ditemui saat mengantar bunga di depan Balai Kota Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Ahok Bingung
Melihat tak henti-hentinya warga datang membarawa karangan bunga, Ahok, sapaan Basuki pun dibuat bingung.
"Ya aku juga enggak tahu bagaimana mau ngeremnya nih," ujar Ahok, Selasa (25/4/2017).
Ahok mengatakan, awalnya dia berniat untuk mengirim kembali bunga-bunga yang dia terima sebagai ucapan terima kasih.
Namun, kebanyakan karangan bunga tersebut datang tanpa disertai alamat pengirim.
Jumlahnya pun semakin banyak setiap harinya.
"Beberapa kita mau kirim terima kasih, tapi juga enggak tahu alamatnya di mana," ujar Ahok.
Belakangan, muncul isu jika karangan bunga tersebut merupakan hasil rekayasa para pendukung Ahok dan Djarot.
Betulkah demikian?
"Kamu coba tanya saja sama mereka (warga) sendiri," kata Ahok seraya menunjuk warga yang tengah mengerubutinya di pendopo Balai Kota, Rabu (26/4/2017).
Nada bicaranya meninggi ketika disinggung soal screenshot percakapan melalui WhatsApp.
Screenshot tersebut tersebar pada media sosial.
Di dalam screenshot tersebut seolah-olah tukang bunga sedang berbalas pesan WhatsApp dengan Ahok.
Ahok disebut memesan 1.200 karangan bunga dan dikirim ke Balai Kota DKI Jakarta secara bertahap agar terlihat alami.
Pada screenshot tersebut, Ahok disebut menginstruksikan bunga berasal dari semua kalangan, serta dapat dimuat media sosial.
"Lu baca aja, bikin capture-an palsu aja bodoh. Hijaunya (bagian percakapan berwarna hijau pada WhatsApp) kebaca ke siapa? Lo perhatiin betul-betul," kata Ahok.
Ahok merasa kesal kepada pihak yang merekayasa percakapan tersebut.
"Orang yang bikin itu ya, maunya apa dari gue gitu lho? Lu tanya maunya dia apa yang bikin itu," kata Ahok sambil menunjuk-nunjuk wartawan yang menanyakan hal itu.
Kendati Ahok membantah rekayasa, namun komentar negatif pada media sosial Facebook tetap tak terbendung.
Facebookers malah secara terang-terangan menuding adanya rekayasa.
Karangan bunga kabarnya dipesan kader partai pendukung Ahok dan Djarot seolah-olah dipesan oleh warga.
Berikut ini komentar facebookers yang disalin dari fanpage Tribunnews.com.
Pemilik akun Edy Poponk Poernawan menulis, "Ya mau ga mau bunga itu harus dianter, cuma tadinya itu pesanan bunga dipesan dari partai pendukung dan cukong untuk merayakan kemenangan Ahok...berhubung Ahok KO ya tetep aj dikirim cuma temanya udah lain!."
Pemilik akun Sobinta Hada menulis, "Orang be** juga tau kalau semua hasil rekayasa, mau tau alasannya
1. Masa pemerintahan ahok berakhir bulan oktober tapi deadflower dibuat bulan mei .....
2. Pemberian karangan bunga dalam waktu bersamaan dan pada toko yang sama.
3. Bukan rakyat kecil, jelas ga mampu beli karangan bunga, makan aja susah..
4. Yang hadir di Balai Kota juga waktunya bersamaan seperti pengerahaan masa.
Jadi kesimpulannya 90% bunga Itu dibeli oleh timses ahok.
Dari sisa dana kemenangan yang direncanakan di bunderan HI, Pulau Seribu, semua tidak jadi dilaksanakan karena hampir disemua wilayah ahok kalah. Yang ada sekarang warga Jakarta semua bersyukur punya gubernur baru."
Pemilik akun Thotho Murdianto DaengAco menulis, "Tadinya tu karangan bunga mw ditulis "selamat atas terpilihx sbg gubernur"
Tpi krna kalah trus tuh bunga terlanjur dipesan ya udah ganti tulisanx trus kirim dah..
Jgn kata bunga.. Sapi sja kebeli, sembako dah bejibun tuh belum sempat dibagi.."
Pemilik akun Adi Putra Taurus menulis, "Hahaha ternyata semua karangan bunga ini d pesan d 1 toko yg memesan kader PDIP biar seolah olah itu semua dr warga.. hahahaha beginilah cara ahoker menghibur diri nya..."
Pemilik akun Suryadi Yamin menulis, "Selamat atas karangan bunganya, bagus pesan karangan bunganya banyak-banyak, mungkin dananya ga sempat terbagi saat pilkada yang lalu."
Pemilik akun Ici Cibay menulis, "Pendukung ahok emang aneh, dari awal keluar uang, udah kalah masih juga keluar uang, ahok menangpun gak dapat apa apa."
Pemilik akun Ofik Billjag menulis, "Lha wong yg membuat "smua itu" hanya beberapa otak y mudah saja,untuk menghebatkan ahok."
Fadli Zon Menyesalkan
Menanggapi fenomena banyaknya karangan bunga untuk Ahok-Djarot, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengatakan, dana untuk membeli karangan bunga itu lebih baik disumbangkan kepada yang membutuhkan.
"Kalau satu karangan bunga saja seharga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta kalau dikali 1000 itu lumayan sekali," ujarnya saat ditemui di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017), dikutip dari Tribunnews.com.
Fadli Zon juga menyesalkan jika fenomena tersebut direkayasa untuk memberi kesan pencitraan tertentu.
"Sayang sekali kalau digunakan untuk pencitraan karena saya dengar karangan bunga itu sebagian besar dipesan dari toko yang sama," katanya.
Fadli Zon yakin toko langganan untuk karangan bunga tersebut menuai untung.
"Saya kira juga tidak masalah karena toko yang menjadi langganan pasti untung besar," tegasnya. (tribunnews.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/ahok-dan-karangan-bunga_20170427_170953.jpg)