Minat Beternak Warga Sumba Timur Menurun

Selain masalah pakan, gangguan keamanan menjadi kendala bagi pengembangan ternak di Sumba Timur.

Penulis: John Taena | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG/JOHN TAENA
Ternak sapi Sumba ongole milik warga Desa Maubokul, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur. Rabu (12/4/2017) 

Laporan wartawan Pos Kupang, John Taena

POS KUPANG.COM, WAINGAPU -- Selain masalah pakan, gangguan keamanan menjadi kendala bagi pengembangan ternak di Sumba Timur.

Para peternak sering mengalami kecurian. Akibatnya minat beternak terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu.

"Akhir-akhir ini memang ada gangguan yakni pencurian ternak yang cukup timggi di beberapa tempat," demikian Kepala Dinas Peternakan Sumba Timur, Yohanis Radamuri, di Waingapu, Rabu (19/4/2017).

Kepada Pos Kupang.com, di Waingapu, Radamuri mengatakan, para pelaku pencurian ternak yang selama ini beroperasi di daerah itu, biasanya menggunakan dokumen ternak palsu.

Dijelaskannya, "Menurut yang ditangani oleh Polisi, ya itu ada penggunaan dokumen ternak palsu. Sehingga memang benar-benar ini suatu kendala besar sehingga minat masyarakat untuk beternak agak berkurang."

Dia menambahkan, mulai tahun ini pihak pemerintah akan mengupayakan untuk penggantian kartu baru yang menggunakan hologram.

Hal ini bertujuan untuk meminimalisir aksi pencurian ternak di daerah itu. "Tahun ini akan kita berlakukan. Ganti kartu ternak baru yang menggunakan hologram," tandasnya. *

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved