Rasakan Sensasi Melayang di Udara! Serunya Berfoto di 3D Interactive Art Museum
Mampirlah ke 3D Interactive Art Museum yang ada di basement Monumen Bajra Sandi, Renon, Denpasar, Bali.
POS KUPANG.COM, DENPASAR - Apakah Anda ingin merasakan sensasi berfoto yang beda dari biasanya?
Mampirlah ke 3D Interactive Art Museum yang ada di basement Monumen Bajra Sandi, Renon, Denpasar, Bali.
Sejak Agustus 2016 lalu, lantai dasar Monumen Bajra Sandi ini telah disulap menjadi museum interaktif yang menarik.
Tempat ini adalah surga bagi para pecinta swafoto.
Di museum ini terdapat 102 lukisan tiga dimensi yang sangat menarik untuk dijadikan objek foto.
Tema lukisan sangat beragam. Ada pemandangan alam, fantasi, kartun, horor, dan lainnya.
Pengambilan gambar dari sudut yang tepat, akan menghasilkan foto yang tak biasa.
Anda bisa merasakan sensasi menjadi penyihir ataupun manusia raksasa.
Bahkan Anda bisa membuat foto yang seolah-olah melayang di udara.
Selain lukisan tiga dimensi, spot foto yang berada di luar ruang galeri pun tak sangat menarik.
Di bagian depan, Anda bisa berkhayal seolah sedang berada di dunia sihir Harry Potter.
Anda bisa berpose sambil mendorong kereta, hendak melewati peron 9 3/4, pintu masuk ke Hogwarts.
Di dekat bagian lobi, Anda bisa menikmati sensasi berfoto di dekat air mancur yang didesain unik.
Menengok di atas, lukisan langit berbentuk diorama terlihat sangat nyata.
Anda pun bisa mengambil foto dengan latar belakang buku dan pensil raksasa yang terdapat di bagian depan ruang galeri.
Karena keunikannya, tempat ini telah menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Museum ini didirikan sebagai pilihan alternatif wisata di wilayah Kota Denpasar. Kami ingin menghadirkan konsep wisata yang menarik dan berbeda dengan tempat lainnya," ujar Charles Ariesutanto, Sales and Marketing Manager IAM Bali.
Untuk masuk ke museum ini, Anda tidak bisa menggunakan alas kaki.
Tujuannya, agar tidak mengotori lukisan yang ada di ruang galeri. Sebab lantai pun menjadi `kanvas' bagi seniman-seniman di sini.
Momen untuk berfoto di 3D Interactive Art Museum ini pun tak ingin dilewatkan oleh Mawar.
Senin (3/4/2017) sore, ia bersama tiga temannya, Ingkang, Diah, dan Sasmita datang ke museum ini untuk berfoto.
Empat anak muda anggota Youth Generation of Tobacco Control ini berfoto sambil mengampanyekan bahaya rokok bagi kesehatan.
Mereka berfoto sambil membawa poster imbauan agar anak muda menghindari rokok.
Museum ini sengaja dipilih sebagai lokasi foto agar bisa menghasilkan gambar yang menarik.
Harapannya, foto-foto ini akan menarik simpati masyarakat, terutama generasi muda untuk sadar akan bahaya merokok.
"Saat ini banyak anak muda Indonesia yang kecanduan merokok. Padahal seperti yang kita tahu, merokok itu justru sangat merugikan bagi diri mereka," ujar Mawar.
Selain digunakan sebagai lokasi foto, museum ini juga bisa menjadi sarana edukasi, terutama bagi anak-anak.
Setelah menyaksikan lukisan tiga dimensi yang beraneka ragam, diharapkan dapat menambah inspirasi serta menarik minat untuk mencoba melukis tiga dimensi.
Pihak pengelola menyediakan paket tur untuk grup sekolah.
Selain diajak berkeliling museum, anak-anak juga diajak untuk belajar mewarnai.
Selain ruang galeri, museum ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Tersedia free wifi jika Anda ingin berinternet ria.
Anda pun bisa menikmati aneka kudapan dan gellato yang tersedia di kafetaria.
Tak ketinggalan, terdapat juga toko penjualan suvenir sebagai tepat belanja oleh-oleh.
Mengunjungi 3D Interactive Art Museum merupakan pilihan tempat rekreasi yang tepat untuk melepas penat.
Hasil Garapan Seniman Bali
Semua lukisan tiga dimensi yang terdapat di 3D Interactive Art Museum dikerjakan oleh seniman asal Bali.
Menurut Charles Ariesutanto, ada sekitar belasan pelukis yang dilibatkan untuk pengerjaan gambar 3D.
Selain dikerjakan oleh pelukis profesional, terkadang seniman muda pun dilibatkan dalam pembuatan satu lukisan.
Wayan Suteja adalah satu di antaranya.
Pelukis asal Blahbatuh, Gianyar ini telah menggambar 13 lukisan tiga dimensi.
Satu lukisan tiga dimensi dikerjakannya dalam hitungan hari, paling lama satu minggu.
Menurutnya, mengerjakan lukisan tiga dimensi memiliki tingkat kesulitan sendiri.
"Tantangan terbesarnya adalah bagaimana menciptakan trik-nya. Tarikan garis dan kombinasi warna harus sangat diperhatikan. Selain itu, kami juga harus menyesuaikan komposisi gambar, supaya bisa menghasilkan efek tiga dimensi ketika difoto," tuturnya.
Ia mengungkapkan, bentuk tembok serta tata lampu juga sangat berpengaruh dalam menghasilkan efek tiga dimensi.
Agar pengunjung tidak bosan, pengelola 3D Interactive Art Museum juga kerap mengganti lukisan yang sudah ada.
Dengan demikian, pengunjung pun tidak akan bosan-bosannya datang.
Mereka selalu dibuat penasaran dengan lukisan dan trik foto yang baru. (*)