Sapi Induk di NTT Belum Berproduksi Secara Maksimal
Setiap sapi betina produktif di Nusa Tenggara Timur (NTT), belum mampu berproduksi secara maksimal.
Penulis: John Taena | Editor: Alfred Dama
Laporan wartawan Pos Kupang, John Taena
POS KUPANG.COM, WAINGAPU -- Setiap sapi betina produktif di Nusa Tenggara Timur (NTT), belum mampu berproduksi secara maksimal.
Rata-rata hanya mampu memiliki empat anak selama masa produktif.
Hal ini dinilai belum optimal dan mengurangi kemampuan, mensuplai daging guna memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya 146.965 ekor ternak sapi betina produktif harus kawinkan dan bunting di tahun 2017.

Kepala Dinas Peternakan Propinsi NTT, Danny Suhadi, kepada wartawan di Waingapu, Kamis (30/3/2017) menjelaskan, kemampuan reproduksi merupakan faktor penyebab rendahnya produksi ternak sapi di daerah ini.
Menurut setiap indukan hanya bisa berproduksi paling banyak lima ekor selama masa produksinya. Akibatnya terjadi kehilangan tiga hingga empat ekor dari setiap indukan produktif yang ada di daerah ini.
Dikatakannya, "Sebagai gambaran, di NTT ini satu indukan ternak sapi, itu dia hanya beproduksi selama masa produksinya tidak lebih dari lima ekor. Padahal ada kemampuan, yang kalau kita atur melalui perkawinan, dengan sistim reproduksi teknologi, bisa saja dia sampai delapan ekor."*