Nusron Pernah Bertemu KH Hasyim Muzadi Saat Terpilih Jadi Timses Ahok, Begini Pesannya

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Golkar Nusron Wahid memiliki kenangan dengan almarhum KH Hasyim Muzadi. Nusron mengaku terakhir kali bertemu Mant

Editor: Alfred Dama
Kompas.com/SABRINA ASRIL
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi 

POS KUPANG.COM, JAKARTA -- Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Golkar Nusron Wahid memiliki kenangan dengan almarhum KH Hasyim Muzadi. Nusron mengaku terakhir kali bertemu Mantan Ketum PBNU sekitar dua bulan lalu.

Nusron Wahid dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Nusron Wahid dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam sebuah video yang beredar di media sosial. (YouTube)

Saat itu, Nusron sowan ke Pondok Pesantren Al Hikam sebelum Hasyim dirawat di RS Lavalette, Malang, Jawa Timur. "Ngobrol-ngobrol panjang, saya ingat waktu itu, saya awal-awal masih hangat-hangatnya jadi Timses Ahok. Beliau pesan sama saya, kamu hati-hati," kata Nusron di Rumah Duka KH Hasyim Muzadi, Depok, Kamis (16/3/2017).

Hasyim mengingatkan Nusron agar tidak terlalu keras dengan orang yang berbeda dengan Ahok. Anggota Watimpres itu menuturkan mereka adalah sahabat yang harus dihargai perbedaannya.

"Beliau menghargai pendapat saya, kenapa saya jadi timses Ahok. Tidak boleh keras dengan saudara yang berbeda pendapat, karena bagaimanapun itu saudara kita sesama komponen bangsa perlu diajak berdialog bukan kemudian dimusuhi. Itu pesan beliau," kata Nusron.

Nusron mengatakan perkataan KH Hasyim Muzadi mengenai menghargai perbedaan pendapat merupakan pesan terakhir untuknya. Saat, Nusron dibully tampil di stasiun televisi swasta, KH Hasyim Muzadi juga menelponnya. "Ketika habis tampil di ILC, beliau kasih nasihat," tutur Kepala BNP2TKI itu.

Menurut Nusron, KH Hasyim Muzadi merupakan pejuang NU, Islam dan Kebangsaan. Ia mengakui banyak belajar dengan KH Hasyim Muzadi.

Nusron melihat KH Hasyim Muzadi merupakan sosok yang sangat konsisten dengan ucapannya serta tidak pernah ingkar janji.

"Mampu melakukan sebuah bingkai integrasi, diantara faksi-faksi Islam yang berbeda pendapat bahkan mampu mengintegrasikan elemen-elemen kebangsaan terutama Islam dengan nasionalis," kata Nusron. (Tribunnews.com, Ferdinand Waskita)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved