Mengenal Mandi Abalisi, Penghormatan kepada Ibu yang Meninggal Saat Melahirkan di Nunukan

Kabut pagi masih belum hilang di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.com/SUKOCO
Perempuan Dayak Agabag di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, melakukan tradisi mandi abalisi, Sabtu (11/3/2017). Mandi abalisi merupakan tradisi dari nenek moyang mereka untuk membersihkan diri agar terhindar dari mara bahaya setelah salah satu perempuan dari suku mereka meninggal ketika melahirkan. 

Perlu perjuangan besar untuk menuju pusat layanan kesehatan itu. Perempuan dari desa pedalaman harus menempuh jalur sungai terlebih dulu sebelum sampai ke Lumbis Ogong.

Itu berarti biaya transportasi dan waktu yang dibutuhkan menuju rumah sakit terdekat juga kian berlipat.

"Meski sudah ada jalan Trans Kalimantan, tapi kondisinya rusak parah," kata Muriono.

Warga Dayak Agabag memberikan perlakuan khusus kepada ibu yang wafat dalam proses melahirkan.

Mereka biasanya mengganti nama perempuan yang meninggal saat melahirkan tersebut dengan nama Natalan.

Dalam bahasa Dayak Agabag, nama Natalan berarti melahirkan dengan bertaruh nyawa.

Pada Jumat (10/3/2017), seorang wanita asal Desa Sebuku terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Umum Kabupaten Malinau karena kesulitan melahirkan.

Bayi yang dikandungnya sungsang sehingga membutuhkan penanganan medis secepatnya.

Meski sempat mendapatkan penanganan operasi cesar, nyawa sang ibu tidak bisa tertolong karena lamanya perjalanan dari Sebuku menuju Rumah Sakit Umum Kabupaten Malinau. Untunglah bayi yang dilahirkannya selamat. (Kompas.Com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved