Wow, SMART Grid Pertama di Indonesia Ada di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Ini Keunggulannya
AkunTwitter GoodNewsFrmIndonesia melalui kicauannya menyebutkan teknologi smart grid di Indonesia ternyata sudah ada sejak tahun 2012.
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG. COM - Smart grid adalah jaringan listrik pintar yang mampu mengintegrasikan aksi-aksi atau kegiatan dari semua pengguna, mulai dari pembangkit sampai ke konsumen dengan tujuan agar efisien, berkelanjutan, ekonomis dan supply listrik yang aman (IEC, 2010).
Demikian penjelasan laman smartgridindonesia.com dengan judul "Apa itu Smart Grid?", tanggal 24 Juli 2016.
Dijelaskan, melalui implementasi smart grid diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan sehingga mengurangi emisi karbon.
Akan tetapi smart grid tidak hanya fokus pada persoalan teknologi tetapi menyangkut kebijakan energi nasional – kebijakan harga, penghematan energi fosil, diversifikasi dan konservasi energi.
Demikian disampaikan Syamsir Abduh – anggota unsur pemangku kepentingan Dewan Energi Nasional, pada seminar nasional smart grid yang diselenggarakan oleh Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Puslitbangtek KEBTKE), Badan Litbang ESDM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Terjadinya kesenjangan yang besar antara produksi dan kebutuhan untuk komoditas minyak, gas dan batubara membuat DEN menganjurkan untuk mengurangi ekspor minyak dan gas.
Kebijakan yang diusulkan adalah memanfaatkannya sebagai modal dasar pembangunan. Indonesia kaya dengan potensi energi baru terbarukan yang beraneka ragam.
Tetapi potensi yang besar ini pemanfaatannya masih rendah.
Oleh karenanya dengan smart grid ini mampu mengoptimalkan keanekaragaman sumber daya energi baru kita.
Rasio elektrifikasi 2013 adalah 80,51%. Penyebaran tidak merata antara kawasan Barat dengan Timur Indonesia. Bahkan di Papua, rasionya adalah 36,41%.
Dengan menggunakan smart grid pada distributed generation dapat mendorong rasio elektrifikasi menjadi lebih tinggi.
Akses masyarakat terhadap energi masih susah. Beberapa warga membeli bbm dengan harga Rp. 20.000, dimana harga tersebut bahkan lebih tinggi dari harga internasiional.
Subsidi energi yang dilakukan sekarang ini, seharusnya dikembalikan lagi ke sektor energi yang dalam ini adalah untuk mengembangkan energi baru terbarukan, misalnya membangun infrastruktur energi.
Dewan Energi Nasional mendukung dan mendorong pemanfaatan teknologi Smart Grid yang merupakan basis Smart Energy untuk menjamin penggunaan energi yang efisien, ekonomis serta berkelanjutan.
Demikian penjelasan laman www.smartgridindonesia.com
Pertama di Sumba
Teknologi itu diterapkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pertama kali di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tahun 2012.
Penerapannya dilakukan untuk sistem Pembagkit Listrik Tenaga Diesel berkapasitas 500 kilowatt.
Pada kicauan beberapa jam sebelumnya, akun Twitter GoodNewsFrmIndonesia menjelaskan, sistem kelistrikan tradisional hanya menyalurkan listrik tanpa adanya informasi perilaku dan pola penggunaan konsumen menyebabkan penggunaan listrik tidak efisien.
"Itu sebabnya perlu diciptakan sistem "pintar" yang akan mampu memonitor, mencatat dan mengetahui aktivitas pengguna listrik dan listrik akan disalurkan secara efektif," demikian kicauan akun Twitter GoodNewsFrmIndonesia.
Disebutkan pula Smart Grid BPPT akan diujikan di Kawasan Puspiptek, Serpong. (*)