Betapa Indahnya Toleransi di Kampus-kampus Yogyakarta

Perbedaan yang ada di lingkungan kampus bukan menjadi penghalang untuk menimba ilmu, namun justru menjadi warna yang indah dalam bingkai toleransi.

Editor: Rosalina Woso
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma
Raras Ruming Melathi (20) Warga Magelang, Jawa Tengah yang saat ini masih menjadi mahasiswa aktif Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 

POS KUPANG.COM --Kampus, selain tempat belajar mahasiswa, juga merupakan miniatur Indonesia dengan bangsa dari berbagai latar belakang suku, agama, ras dan antargolongan.

Perbedaan yang ada di lingkungan kampus bukan menjadi penghalang untuk menimba ilmu, namun justru menjadi warna yang indah dalam bingkai toleransi.

Dari lingkungan kampus inilah, tangan yang selama ini tidak saling "mengenal" justru saling bergandengan, membantu dan memberikan dukungan satu sama lain demi meraih masa depan yang gemilang.

Canda dan tawa dalam menjalani aktivitas di lingkungan kampus menjadikan ikatan pertemanan, persahabatan dan bahkan persaudaraan.

Situasi itulah yang dirasakan oleh Raras Ruming Melathi (20), seorang muslimah asal Magelang, Jawa Tengah, yang saat ini masih menjadi mahasiswa aktif Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

"Saya masuk angkatan 2014. Di sini (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), teman, dosen, sampai karyawan dari berbagai daerah dan agama, tetapi kita tidak melihat perbedaan itu," ucapnya saat ditemui Kompas.com, Rabu (21/22/2016).

Selama kuliah di universitas yang dimiliki yayasan Katolik ini, Raras tidak pernah mendapat perlakukan yang berbeda. Selama kuliah di USD, tidak ada istilah mayoritas dan minoritas. Ia justru mendapat pelajaran cara memanusiakan manusia.

"Toleransinya menurut saya tinggi banget. Tidak ada mayoritas dan minoritas, tetapi intinya bagaimana memanusiakan manusia," ucapnya.

Raras menceritakan, misalnya, saat bulan puasa, teman-temanya yang nonmuslim selalu menghormati dengan tidak makan atau minum di depannya. Bahkan, beberapa temanya nonmuslim sampai ikut berpuasa.

"Mereka selalu bilang minta maaf kalau mau makan dan jauh-jauh, saya justru yang jadi tidak enak, orang saya tidak masalah. Teman-teman dekat saya juga ada yang ikut puasa," bebernya.

Saling mengingatkan

Pihak kampus, lanjutnya, juga memberikan waktu seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya. Misalnya, saat waktu salat zuhur, meski sedang kuliah, mahasiswa yang beragama Islam diperbolehkan meninggalkan kelas untuk menjalankan ibadahnya.

Bahkan, kalau hari Jumat, justru dosen sering mengingatkan para mahasiswa yang beragama Islam agar berangkat shalat jumat.

"Kalau waktu kuliah, mau shalat dosen mempersilakan. Justru dosen mengingatkan teman-teman di kelas agar berangkat shalat Jumat," tandasnya.

Pelajaran agama pun bersifat diskusi tanya jawab. Bagaimana mengenal agama- agama di Indonesia, bagaimana menjaga kebinekaan, dan saling menghormati.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved