Kopi Flores Mesti Bumingi Indonesia

Kopi Flores diharapkan tidak hanya dikenal oleh dunia internasional tetapi harus buming di wilayah Indonesia.

Editor: Alfred Dama
Kompas
Kompas Festival Kopi Flores di Bentara Budaya Jakarta 15-17 September 2016 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Teni Jenahas

POS KUPANG.COM, BAJAWA -- Kopi Flores diharapkan tidak hanya dikenal oleh dunia internasional tetapi harus buming di wilayah Indonesia.

Hal itu merupakan harapan dari sejumlah peserta talk show kopi Flores di Kompas

Strategi yang mesti dilakukan dalam memperluas pasaran kopi Flores di Indonesia adalah memperbanyak kafe-kafe kopi.

Pemerintah daerah mesti mendorong pemuda di daerah agar berkreatif dan inovatif dalam membuka kafe-kafe kopi.

Hal itu dikatakan Win Hasnawy, Profesional coffe farmer dalam acara talk show kopi Flores di Gedung Kompas, Jumat (16/9/2016).

Menurut Win, kopi Flores sudah sampai tahap ekspor ke dunia internasional, namun dalam wilayah Indonesia masih sulit mendapatkan kopi Flores.

Kondisi ini membuat kopi Flores tidak populer di daerah sendiri atau tidak merakyat. Padahal, kopi tidak terlepas dari petani.

Kafe-kafe yang menjual kopi Flores mesti buming di Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan peran dari stakeholde agar sama-sama membangun rasa kecintaan terhadap kopi.

Bupati Ngada, Marianus Sae dalam kesempatan itu mengatakan, pemerintah sudah berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas kopi Flores berupa bantuan dana. Hal ini juga untuk membantu Unit Pengelolaan Hasil (UPH) agar tidak lagi kekurangan modal dalam membeli kopi dari tangan petani.

Selain itu pemerintah Kabupaten Ngada mengajak masyarakat agar di Ngada tidak hanya loka tua (tempat nongkrong sambil menikmati tuak-Red) tetapi dibangun loka kopi.

"Kita coba ajak masyarakat di Ngada agar jangan hanya ada loka tua, tetapi loka kopi juga harus ada," kata Bupati Marianus.

Hal yang sama diutarakan Kadis Pertanian Provinsi NTT, Yohanes Tay Ruba. Dikatakannya, pemerintah Provinsi NTT mengajak para pelaku kopi di pulau Jawa untuk saling mendukung dalam mempromosikan kopi Flores. Pelaku usaha kopi di Pulau Jawa bisa membeli kopi Flores dalam jumlah banyak.

Tay Ruba juga mengharapkan pemerintah kabupaten agar sama mengangkat brand yang sama soal kopi Flores, meski di setiap kabupaten memiliki karakteristik tersendiri. Tujuannya, agar nama kopi Flores terus terangkat dan pihak lain tidak mudah mencuri merek kopi.

Menurut Tay Ruba, sampai saat ini, kabupaten yang sudah mendapat sertifikat Indikasi Geografis (IG) hanya Kabupaten Ngada yang diperoleh tahun 2012. Sedangkan kopi Manggarai masih dalam proses mendapatkan sertifikat.

Pemerhati kopi Flores, DR Surip Mawardi mengatakan, kopi Flores memiliki cita rasa tersendiri. Dalam pengamatannya, belasan tahun yang lalu kopi Flores masih terkendala di harga sehingga para pemerhati kopi melakukan intervensi sejak saat itu. Intervensi tersebut membawa dampak yang cukup bagus sehingga harga kopi Flores mulai meningkat dan mulai diekspor ke dunia internasional.*

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved