Kasus Human Trafficking NTT

Kapolres Kupang Begadang Sampai Pagi

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kupang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ajie Indra Widiatma, S.IK, mengatakan, sejak menangani kasus human traff

Editor: Alfred Dama
POSKUPANG.COM/HERMINA PELLO
Kapolda NTT, Brigjen Pol Drs E Widyo Sunaryo memberikan jumpa pers 

POS KUPANG.COM, KUPANG -- Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kupang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ajie Indra Widiatma, S.IK, mengatakan, sejak menangani kasus human trafficking (perdagangan manusia) ia dan anak buahnya begadang sampai pagi. Mereka cuma tidur tiga sampai empat jam sehari.

"Sejak tanggal 5 Agustus 2016, kami sudah mulai kerja sampai pagi. Sekitar jam 5 pagi baru kami pulang tidur di rumah. Praktis cuma bisa istirahat tiha sampai empat jam. Sebab jam delapanatau jam sembilan pagi sudah harus masuk kantor," jelas Adjie di Mapolres Kupang.

Adjie mengatakan, mereka bekerja sampai subuh untuk menganalisis dokumen-dokumen terkait mafia perdagangan manusia.

"Kejahatan apapun, termasuk penjualan manusia, pasti meninggalkan jejak dan bukti-bukti. Itu yang kini kami analisis setiap malam hingga subuh," kata pria yang sejak tahun 2007 membongkar sejumlah kasus human trafficking.

Ia mengungkapkan ada tujuh kelompok besar mafia perdagangan manusia yang stok logistiknya dipasok dari NTT. Mereka mengirim agen dan kaki tangan untuk mencari gadis-gadis dan tante-tante, bahkan anak-anak belum cukup umurpun diembat untuk diperjualbelikan di kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Medan dan Makassar.

"Bayangkan, satu kelompok mafia saja bisa 'bertelor' (jaringannya, Red) sampai 1.495 perusahaan dan agen pengerah tenaga kerja. Kalau tujuh kelompok mafia, coba hitung sudah berapa banyak," jelas Adjie, Rabu (24/8/2016).

Semua itu, kata Adjie, meninggalkan jejak dan bukti-bukti. Dan, itu yang membuat pihaknya setiap malam begadang sampai pagi untuk menganalisis dokumen. dan bukti-bukti itu.

"Ini pekerjaan sangat besar tantangannya dan juga berat. Ini sudah jadi penyakit yang mewabah. Dan, mereka yang terlibat kaya-kaya. Punya rumah mewah, mobil dan sepeda motor bermerek," kata Adjie. Ditanya kemungkinan keterlibatan anggota polisi aktif, Kapolres Adjie mengatakan, tidak tertutup kemungkinan.

"Kalau ada bukti, saya libas saja. Nggak pusing mikirnya. Sebab, yang dijual itu manusia, yang punya nyawa dan Tuhan. Kasihan kan? Nanti lihat saja," tegas Adjie.

Ia menambahkan, salah satu oknum purnawirawan polisi sudah dibekuk. Dan oknum tersebut sudah dikumpulkan beberapa bukti untuk dikembangkan. Adjie menyatakan, tetap bekerja berdasarkan bukti-bukti, fakta dan dokumen-dokumen yang disita tim satgas pemberantasan human trafficking.

"Kami kerja bukan berdasarkan asumsi. Tapi bukti-bukti dan analisa dokumen. Jadi, jelas ke mana arah penyidikannya," pungkasnya. (ade/yel)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved