Kakak Terduga Teroris Kebingungan

Pungki tak yakin adiknya terlibat jaringan teroris dan berhubungan dengan Bahrun Naim.

Editor: Agustinus Sape
Kristian Erdianto
Kapolri Tito Karnavian saat ditemui usai rapat penanganan terorisme di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2016). 

POS KUPANG. COM, BATAM - Penangkapan lima orang terduga teroris di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror, mendapat sorotan dari Pungki Berlianto (36), kakak kandung Gigih Rahmat Dewa. Pungki tak yakin adiknya terlibat jaringan teroris dan berhubungan dengan Bahrun Naim.

"Saya tidak yakin dia (Gigih) terlibat jaringan teroris, informasinya hanya sepihak saja dari kepolisian," ungkap Pungki ketika ditemui di Polda Kepri, Senin (8/8). Berbagai aktivitas yang mengindakasi Gigih bergabung dengan organisasi yang mencurigakan, seperti mengikuti pengajian-pengajian, menurut Pungki, merupakan informasi tidak benar.

"Tidak ada mengikuti pengajian-pengajian, keseharian dia normal-normal saja. Begitupun istrinya, dalam keseharian bekerja dan mengantar anak kesekolah," ungkapnya.

Namun soal Gigih pernah kuliah di Malaysia dibenarkan oleh Pungki. Dia mengungkapkan Gigih pernah kuliah di Universitas Teknologi Malaysia. " Iya pernah, tapi tidak selesai. Saya tidak tahu jurusannya apa," kata dia berlalu.

Pungki menangis saat bercerita tentang adiknya. Ia ingin sekali mengetahui keberadaan Gigih Rahmat Dewa. Sejak penggrebekan pada Kamis (4/8) lalu, Pungki yang datang ke Batam dari Yogyakarta, tidak mendapatkan informasi di mana Gigih sekarang.

"Saya hanya ingin bertemu dengan dia. Ingin tahu keberadaannya sekarang bagaimana. Apakah sehat atau tidak. Saya juga ingin membawakan dia baju," ungkapnya lirih sambil berkaca-kaca.

Pungki menjelaskan dia dan keluarganya syok mendengar berita penangkapan Gigih.

Namun Pungki mengaku sudah bertemu Ita, istri Gigih. Pungki menolak memberitahu keberadaan Ita. "Yang pasti Ita tidak ditahan. Ia sehat-sehat saja bersama anaknya. Ia sekarang ditempatkan di sebuah rumah warga. Ita masih syok akibat penangkapan suaminya," ungapnya.

Pungki merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Gigih merupakan anak ke tiga. Pria yang mengaku bekerja sebagai wiraswasta ini sempat tinggal di Batam sekitar 2002. Rumah Gigih di kompleks perumahan Mediterania dulunya merupakan miliiknya, lalu dibeli Gigih.

"Gigih sempat tinggal bersama saya sekitar 4 tahun, lalu dia membeli rumah saya. Setelah menikah 2013, saya tidak lagi bertemu dia, tapi masih telepon-teleponan," katanya.

Ketika tiba di Polda Kepri, Pungki Berlianto ditemui Kasubdit 1 Direktorat Reskrimum AKBP Robertus Hery. Namun AKBP Robertus Hery tidak bisa memberikan informasi. "Saya tidak tahu di mana keberadaan Gigih. Saya tidak punya wewenang menjawab, mungkin bisa dimaklumi," jelas Robertus. (tribunbatam)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved