7.000 Unit Koperasi Embrio dari DeMAM

7.000 Koperasi di NTT merupakan besutan kelompok sasaran Program DeMAM.

Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Gerardus Manyela
Thinkstock .
Ilustrasi rupiah 

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Alfon Nedabang

POS KUPANG.COM, WAINGAPU -Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM) yang dicanangkan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, menjadi embrio lahirnya koperasi.

Saat ini di NTT ada 7.707 unit koperasi, 7.000 di antaranya merupakan koperasi yang dibentuk anggota kelompok sasaran Program DeMAM.

Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTT, Yohanes Mau mengatakan hal ini saat menjadi pemateri dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Koperasi Bagi Kelompok Program Demam Rayon Sumba di Aula Hotel Elvin Waingapu, Senin (27/6/2016). Pemateri lainnya, Sekretaris Bappeda NTT, Agustinus MBP Fahik, SIP, MA.

Kegiatan selama tiga hari  akan berakhir Rabu (29/6),  dibuka Asisten Tata Praja Sekda Kabupaten Sumba Timur, Drs. Domu Warandoi.

Peserta Diklat sebanyak 100 orang, berasal dari Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Setiap kabupaten mengikutsertakan 25 orang.

Anis Mau demikian Yohanes Mau disapa menjelaskan, Program Demam dimulai tahun 2011. Pemerintah NTT menyalurkan Rp 250 juta per desa sasaran.

"Gubernur mengharapkan dana yang sudah disalurkan bisa dikelola dengan baik sehingga kesejahteraan di desa terwujud. Gubernur menginginkan kelompok penerima Program Demam didorong menjadi anggota koperasi, Koperasi Demam. Sampai tahun 2015 sudah ada 7.000 koperasi Desa Mandiri Anggur Merah," jelas Anis Mau.

Dikatakannya, pada tahun 2016 ini, pemerintah Propinsi NTT menambah anggaran untuk pengurusan akte koperasi Demam. Selama ini proses pengurusan badan hukum koperasi selalu terkendala sehingga pemerintah memberi perhatian khusus terhadap masalah dimaksud.

"Jadi ada program pembentukan koperasi Demam, ada 400 koperasi baru," katanya.

Selain pengurusan akte, aspek lain yang juga mendapat perhatian pemerintah NTT melalui Dinas Koperasi dan UKM yaitu peningkatan kapasitas pengurus koperasi.

"Pemerintah tidak hanya melihat itu. Tapi butuh tambahan pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas pengurus koperasi sehingga dilaksanakan diklat manajemen bagi penerima dana Deman," ujar Anis Mau.

Beberapa waktu sebelumnya, jelas Anis Mau, sudah dilaksanakan diklat pegelolaan keuangan untuk pengurus koperasi. "Pengurus koperasi diberi pengetahuan menata kelola koperasi dan keuangan supaya koperasi jika berkembang dan memberi manfaat bagi anggota," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, secara nasional ada kebijakan Presiden Jokowi mendorong koperasi dan UKM naik kelas. Oleh karena itu, pemerintah NTT melalui Dinas Koperasi dan UKM mendorong pelaksanaan diklat agar koperasi dan UKM di NTT naik kelas.

"Naik kelas bisa diterjemahkan, merubah penampilan, membuat kemasan menjadi lebih baik. Nilai rasa membaik. Menciptakan suasana yang baik agar mampu bertahan. Artinya pengurus dan anggota koperasi serta UKM ingin hidup lebih baik dan sejahterah," imbuhnya.

Sekretaris Bappeda Provinsi NTT, Agustinus MBP Fahik, SIP, MA mengatakan,  Program Demam dimulai tahun 2011. Dengan setiap desa/kelurahan sasaran menerima Rp 250 juta, maka semakin banyak uang yang beredar di desa.

Fahik mengatakan ada 3.252 desa/ kelurahan di NTT. Selama lima tahun (2011-2015), Program Demam sudah terealisasi di 2.069 desa/kelurahan, dengan 16.664 kelompok usaha. Ada aneka usaha, yaitu usaha budidaya ternak dan ikan serta koperasi. Anggaran yang sudah terealisasi Rp 517 miliar. "Sudah terlalu banyak uang. Uang ini ada di masyarakat," katanya.

Asisten Tata Praja Sekda Sumba Timur, Domu Warandoi mengharapkan agar koperasi sebagai usaha bersama tetap berjalan. Seiring dengan itu, upaya meningkatkan sumber daya koperasi juga terus dilakukan.

"Koperasi sebagai usaha bersama harus terus didorong untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya," kata Warandoi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved