Breaking News

PT Flobamor Mulai Menggeliat

Setelah Diagnosa Saya Ambil Terobosan

Ada begitu banyak usaha seperti mini mart, regency, foto kopi dan ternak babi.

Editor: Paul Burin
POS KUPANG/ENOLD AMAYARA
Hironimus Soriwutun di ruang kerjanya, Senin (23/5/2016) 

POS KUPANG.COM, KUPANG - KINERJA Perusahaan Daerah (PD) PT Flobamor NTT terbilang bagus setidaknya untuk dua tahun terakhir. Di bawah kepemimpinan Direktur Utama (Dirut) Drs. Hironimus Soriwutun, perusahaan ini mulai berjalan "di atas rel" dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan perusahaan itu. Riak-riak yang sebelumnya terdengar santer, kini sayup-sayup pergi bahkan mulai menghilang. Seperti apakah progress perusahaan ini? Berikut petikan wawancara Pos Kupang dengan Dirut Hironimus di ruang kerjanya, Senin (23/5/2016):

Selama ini PT Flobamor dinilai hanya membebankan pemerintah dan masyarakat. Apa saja upaya yang sudah Anda lakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan ini?
Setelah saya diberi kepercayaan oleh pemegang saham tahun 2014, pembenahan mulai berjalan. Langkah-langkah penting dan strategis saya ambil terutama agar lebih fokus pada salah satu usaha.

Bisa Anda jelaskan usaha apa saja yang dilakukan PT Flobamor sebelumnya?
Ada begitu banyak usaha seperti mini mart, regency, foto kopi dan ternak babi. Usaha-usaha itu sebetulnya baik hanya saja tak memberi efek yang positif bagi perkembangan usaha. Karena itu, melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2014 memutuskan untuk fokus pada pengelolaan jasa penyeberangan kapal feri. Dari keputusan itu saya jabarkan di lapangan meski mendapat tantangan yang luar biasa. Ada yang mengatakan mengapa kita harus stopkan usaha peternakan babi dan lain sebagainya. Bagi saya, keputusan ini bagus dan sangat berprospek karena perusahaan akan lebih fokus pada salah satu usaha (core bisnis). Mengapa peternakan babi kita stopkan karena kucuran dana yang digunakan untuk pos ternak babi itu diambil dari usaha kapal. Jika tetap menggunakan dana itu, maka suatu ketika kami ramai-ramai masuk penjara karena salah kelola. Saya tak mau ambil resiko.

Selanjutnya apa yang Anda lakukan?
Saya fokus membenahi sumber-sumber pendapatan di perkapalan. Misalnya, penjualan tiket dan banyak hal lainnya. Sekitar tiga bulan pada tahun 2014 itu, persoalan-persoalan seperti usulan agar perusahaan ini dibubarkan, karyawan tak terima gaji selama delapan bulan, operasional kapal yang tak diurus dengan baik bisa diatasi. Utang-utang perusahaan berupa gaji karyawan bisa kita bayar dan operasional kapal berjalan dengan baik.

Seperti apa progress secara finansial?
Saya mau katakan bahwa pada Desember 2014 kita mendapat keuntungan Rp 385 juta dari yang sebelumnya nihil. Masuk tahun 2015, saya, direksi dan semua karyawan habis-habisan membenahinya. Kami sampai mengirim orang untuk mengikuti pendidikan formal untuk mendapatkan ijazah di bidang perkapalan, membenahi manajemen keuangan sehingga seluruh hutang perusahaan sebesar Rp 2 miliar lebih dituntaskan. Perizinan kapal feri juga kita bereskan. Dalam waktu enam bulan prospek usaha kita berjalan baik. Salah satu indikator perusahaan mulai sehat ketika saya menaikkan gaji karyawan sebesar Rp 20 persen. Ini saya lakukan setelah enam bulan bekerja. Saya merasakan dengan terobosan-terobosan yang kecil itu di tengah keraguan akan kemampuan saya--karena basic saya lain-- tak ada lagi riak-riak. Kalau pun ada kita bisa atasi.

Ada yang meragukan kemampuan Anda?
Waktu saya dilantik, ada wartawan yang meragukan kemampuan saya. Sebuah tugas yang jauh dari latar belakang saya sebagai politisi. Itu memang tantangan berat dan saya menerimanya sebagai lecutan. Keraguan akan kemampuan saya itu akhirnya mendorong saya untuk surfive. Bekerja dengan penuh tanggung jawab, bekerja dengan cerdas dan bekerja dengan tuntas. Hasilnya saya puas karena ada peningkatan yang luar biasa. Perusahaan juga mengadakan tiga kendaraan bagi direksi dan pengadaan motor bagi agen-agen penjualan tiket di Ende, Alor dan Lembata. Ini bukan kisah gagah-gagahan, tapi semata menunjukkan bahwa perusahaan ini mulai sehat secara finansial.

Seberapa besar keuntungan setelah terobosan-terobosan itu dilakukan?
Terus terang, hingga 31 Desember 2015 kami mencatat laba perusahaan Rp 1,3 miliar. Sedangkan target tahun 2016 sebesar Rp 1,8 miliar. Trend perolehan keuntungan harus naik dari tahun ke tahun. Karena itu saya minta karyawan untuk memberikan input bahkan mempresentasekannya. Kalau bagus kita pakai. Iklim ini sudah mulai tumbuh. Karyawan sudah bekerja lebih inovatif, sudah muncul kreativitas dan mereka tanpa didikte sana-sini. Mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab. Karena perkapalan menjadi usaha utama kita maka saya juga membenahi pelayanan di atas kapal dan dilakukan secara terus-menerus. Orang kapal itu harus menjadi pelayan yang baik karena kapal feri menawarkan jasa. Pengelola kapal wajib menempatkan penumpang sebagai raja sebagaimana misi yang saya terapkan, yakni Prima dalam Pelayanan, Cerdas dan Produktif. Saya juga menanamkan nilai-nilai kejujuran, cinta tugas dan beretika.

Apakah Anda berencana melakukan ekspansi usaha?
Kami rencanakan melakukan ekspansi usaha penyediaan anergi listrik dan pengiriman sapi menggunakan KM Camara Nusantara I milik pemerintah pusat itu. Tapi, usaha ini akan ditangani anak perusahaan PT Flobamora. Perusahaan itu, yakni PT Flobamora Mandiri Jaya yang akan menangani pengiriman sapi dan PT Flobamora Daya Perkasa akan menangani energi listrik.

Menurut Anda titik soal mengapa perusahaan ini gagal membangun bisnis di era kepemimpinan sebelumnya?
Saya tak mau melihat ke belakang. Saya ingin menatap masa depan perusahaan ini. Yang ingin saya tunjukkan sekarang adalah kinerja dalam memajukan perusahaan ini. Ketika saya sudah diganti (masa tugas sampai 2018) saya sudah berbuat sesuatu pada perusahaan ini. (paul burin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved