LIPSUS

Fony Mella Menjadi Agen SPAK di NTT

Seorang Fony Mella nyaris identik dengan busana ini. Mengenakan baju kaos putih dan tas warna hitam bertuliskan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK).

PK/VEL
Fony Mella 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Seorang Fony Mella nyaris identik dengan busana ini. Mengenakan baju kaos putih dan tas warna hitam bertuliskan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK).

Di dalam tasnya berisi sejumlah kartu permainan, papan permainan, pin SPAK serta buku petunjuk dan kertas-kertas yang sudah dililit seperti kertas arisan yang berada dalam botol.

Bila bersua Fony seperti itu, sudah pasti perempuan kelahiran Kupang pada 28 November 1974 itu akan melakukan sosialisasi anti korupsi kepada masyarakat di berbagai tempat. Fony adalah satu dari puluhan agen SPAK di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Fony senang dan bangga menjadi agen SPAK dan bertemu dengan banyak orang untuk melakukan sosialisasi anti korupsi. Suka duka dialami alumni SMAN 1 Kupang ini saat menjalankan tugasnya. Sukanya, Fony memberi andil dalam mengubah mental dan perilaku masyarakat untuk bersikap anti korupsi.

"Saya senang karena bisa mengajak anak-anak dan orang dewasa untuk menjauhi praktik korupsi dalam kehidupan sehari-hari," kata istri dari Yantonius Henuk, S.Th.

Namun dukanya, demikian ibu dari Warner Henuk (Kenzie) dan Wilsam Henuk (Brand), belum ada jadwal tetap bagi agen SPAK untuk mensosialisaikan anti korupsi secara maksimal di berbagai tempat, khususnya di sekolah-sekolah.

"Saya berharap ke depan, pemerintah dalam hal ini dinas PPO bekerja sama dengan SPAK untuk membuat jadwal sosialisasi ke setiap sekolah, baik PAUD, SD, SMP maupun SMA. Karena sering kami harus melalui serangkaian birokrasi panjang sebelum masuk ke sekolah untuk sosialisasi anti korupsi," kata alumni SDN Oetete 3 Kupang.

Koordinator LSM Obor Timur Ministri Pelayanan untuk anak-anak jalanan dan PAUD ini mengatakan, selama dua tahun terakhir ini ia sering mengunjungi sejumlah sekolah dan komunitas masyarakat. Juga kelompok arisan dan mengikuti Car Free Day setiap Sabtu pagi untuk mensosialisaskan anti korupsi.

"Tak ada dana, namun saya bahagia karena bisa memberikan pengetahuan tambahan bagi masyarakat untuk tahu dan sadar agar tidak melakukan korupsi sejak dini. Semoga saat anak-anak tumbuh dewasa, mereka mengamalkan nilai-nilai anti korupsi dalam kehidupan dan dalam menjalani perkerjaannya," kata alumni SMPN 2 Kupang dan STT Injili Abdi Allah, Pacet-Mojoketa, Jawa Timur ini. (novemy leo)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved