Pilgub DKI Jakarta
Pernyataan Yusril Dikhawatirkan Picu Sentimen Agama di Priok
Politisasi SARA terhadap wacana relokasi Luar Batang ini menurutnya sebagai langkah yang keterlaluan.
Ditulis oleh : Fraksi Nasdem
POS KUPANG.COM -- Tokoh muda Tanjung Priok, Jakarta, Ahmad Sahroni mengecam keras pihak-pihak yang menggunakan isu SARA dalam kasus relokasi di Luar Batang.
Menurutnya tuduhan Yusril Ihza Mahendra terhadap Gubernur DKI Jakarta Ahok yang akan menggusur Masjid Luar Batang berikut makam Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus akan menyulut sentimen agama.
Politisasi SARA terhadap wacana relokasi Luar Batang ini menurutnya sebagai langkah yang keterlaluan.
Terlebih hal ini dilakukan disaat menghangatnya proses pencalonan Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada Serentak 2017 mendatang yang akan dimulai pada pertengahan tahun ini.
“Sungguh keterlaluan kalau menggunakan isu sara untuk membunuh karakter seseorang. Lagian itu tidak faktanya. Surat dari kecamatan tentang relokasi itu tidak menyebutkan akan menggusur makam,” tutur Anggota DPR dari Fraksi NasDem ini.
Dalam pengamatannya, kasus relokasi Luar Batang ini sudah melebar kemana-mana.
Pada awalnya yang dipersoalkan adalah relokasi warga di di Luar Batang untuk kepentingan revitalisasi Kawasan wisata Sunda Kelapa.
Hal ini sendiri sudah dibantah Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seperti dimuat di berbagai media massa.
Roni berujar ada pihak yang seolah nampak tidak puas dengan bantahan langsung dari Ahok.
Masalah rencana penggusuran di geser menjadi membongkar makam keramat Luar Batang.
Hal ini menurutnya sengaja dilakukan untuk menaikan sentiment SARA yang justru akan berdampak panjang dan buruk bagi warga.
“Bisa-bisa isu tersebut blunder dan sentimen agama kembali merebak,” sesalnya.
Ia menyadari bahwa memanasnya suhu politik di antara Yusril dan Ahok ini untuk kepentingan Pilkada 2017.
Namun demikian dia sama sekali tidak menyetujui segala bentuk tindakan yang berhubungan dengan SARA dipolitisasi.
Dia mengingatkan bahwa isu SARA di Indonesia sangat sensitif dan bisa berujung konflik seperti pernah terjadi di Maluku dan Poso yang mengaitkan persoalan sosial menjadi persoalan keyakinan.
Menurutnya hal ini merupakan pengalaman pahit berbangsa dalam rekatan kebangsaan Indonesia.
“Semuanya sudah jelas saya kira bahwa isu SARA ini tidak boleh menjadi mainan politik. Masyarakat sekarang juga sudah sangat pintar untuk bisa membedakan antara kepemimpinan dengan agama seseorang. Dan yang pasti masyarakat juga tahu pemimpin yang otentik seperti apa," katanya.
Perang pernyataan ini dimulai dari pernyataan Yusril yang menuding Gubernur DKI Jakarta Ahok akan menggusur semua wilayah yang terkena proyek revitalisasi Kawasan wisata Sunda Kelapa yang berikut masjid yang di dalamnya ada makam yang dikeramatkan.
Padahal dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Kecamatan Penjaringan, areal yang terkena relokasi adalah perkampungan warga yang mendirikan bangunan tanpa izin.*
kuti terus berita-berita terkini dan menarik dari http://pos-kupang.com atau http://kupang.tribunnews.com
Like Facebook www.facebook.com/poskupang
Follow Twitter https://twitter.com/poskupang