Usai Tanam Padi, Ternyata Air Tidak Ada, Petani Sawah di Noelbaki Mengeluh
Sekitar 300 Ha sawah di Noelbaki, Kupang Tengah terancam gagal tanam dan gagal panen. Pasalnya, usai menanam anakan padi, air dari Bendungan Tilong ti
Penulis: Julius Akoit | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
POS KUPANG.COM, OELAMASI -- Sekitar 300 Ha sawah di Noelbaki, Kupang Tengah terancam gagal tanam dan gagal panen. Pasalnya, usai menanam anakan padi, air dari Bendungan Tilong tidak mengalir. Dan hujan pun tidak turun.
"Pak lihat saja dengan mata kepala sendiri khan? Kami sudah selesai menanam. Tapi ternyata tidak ada air. Dan air dari Bendungan juga Tilong tidak ada. Hujan pun tidak turun. Kalau ada hujan, paling lama 30 menit," keluh Ny. Selfiana Tallo-Manafe, saat ditemui di areal persawahannya, Senin (22/2/2016).
Kondisi ini, kata Ny. Tallo, jika berlangsung selama 3 minggu ke depan, maka bencana gagal tanam dan gagal panen sudah membayang di depan mata.
"Kalau hujan cuma begini-begini saja sampai tiga minggu ke depan, maka pasti padi akan kering dan mati," kata Ny. Tallo sedih.
Semuel Tallo, salah satu anggota Poktan Rindu Sejahtera di Noelbaki, mengatakan Senin (22/2/2016) siang, seluruh anggota mengikuti rapat bersama.
"Kami para petani sawah yang tergabung dalam Poktan Rindu Sejahtera sepakat agar memberlakukan kebijakan mete (begadang, Red) karena air yang dialirkan digilir setiap malam. Ini malam saya punya giliran, jadi saya sedang siap-siap ke sawah untuk mete air," jelas Semuel.
Dengan cara ini, air yang sangat sedikit itu, tidak saja dinikmati di petani di bagian hulu, tetapi juga bisa dinikmati oleh petani di bagian hilir.
"Air digilir empat hari sekali. Artinya air masuk areal persawahan hanya sekali dalam empat hari. Dan itu terjadi di malam hari," jelas Semuel.
Ketua Poktan Rindu Sejahtera di Noelbaki, Moses Nuban, yang dihubungi terpisah Senin sore, membenarkan kondisi ketiadaan air di areal persawahan.
Ia menjelaskan ada sekitar 300 Ha sawah khusus di Poktan Rindu Sejahtera yang bergantung kepada pasokan air dari Bendungan Tilong.
"Air di Bendungan Tilong juga sekarat. Sementara hujan pun tidak lancar. Cuma sebentar hujan lalu panas berhari-hari," kata Nuban.
Sedangkan sisa 250 Ha sawah lainnya di sebelah barat, kata Nuban, masih bisa tertolong oleh pasokan air dari Sumber Mata Air Sagu.
"Sekarang sistem jatah malam. Tiap malam baru air masuk sawah. Jadi petani setiap malam mete air di sawahnya," kata Nuban.
Menurut rencana, hari Kamis (25/2/2016) pagi, ratusan petani Noelbaki akan mengadu kasus kelangkaan air di sawah kepada Bupati Kupang untuk dicarikan solusinya.*
Ikuti terus berita-berita terkini dan menarik dari http://pos-kupang.com atau http://kupang.tribunnews.com
Like Facebook www.facebook.com/poskupang
Follow Twitter https://twitter.com/poskupang