NTT Menuju PON XIX 2016 di Jabar

Tak Cukup Andalkan Intensitas Latihan

Usaha pelatih untuk meningkatkan prestasi atlet hanya mengandalkan intensitas latihan, frekwensi latihan, lamanya latihan, belum cukup.

Penulis: Felix Janggu | Editor: Ferry Ndoen
Ist
Drs. Lukas Boleng, M.Kes, Wakil Bidang Sport Science KONI NTT 

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Ferry Ndoen

POS KUPANG.COM, KUPANG - Melatih seorang diperlukan pengetahuan, pengalaman melatih dan memiliki skill yang baik untuk menerapkannya dalam pelatihan.

Usaha pelatih untuk meningkatkan prestasi atlet hanya mengandalkan intensitas latihan, frekwensi latihan, lamanya latihan, belum cukup.

Hal ini ditegaskan, Wakil Ketua Bidang Sport Science KONI NTT, Drs. Lukas Boleng, M.Kes, saat diwawancarai Pos Kupang berkaitan latihan atlet atletik NTT menuju PON XIX/2016, Sabtu (20/2/2016)

Menurut Lukas, seorang pelatih atletik harus menggabungan metode dan teknik melatih yang sudah dimilikinya dengan mempelajari ilmu yang berhubungan dengan kedokteran olahraga, faal, psikologi, biomekanika, gizi dan lain sebagainya.

Hal ini agar bisa menggabungkan semua ilmu yang berhubungan dengan Ipteks demi keberhasilan prestasi yang akan diraih atletnya.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan selama beberapa tahun sebelumnya, kata Lukas, banyak pelatih sudah mengadakan latihan, secara teratur, kontinyu dan sudah menghasilkan beberapa atlit yang memiliki prestasi pada tingkat regional dan nasional.

"Memang latihan teknik sudah dijalankan setiap hari, hanya kekurangannya antara lain, untuk latihan weigh training dan latihan mental belum terlihat pada program latihan yang mereka jalani," ujar kandidat doktor olahraga ini.

Secara keseluruhan, kata Lukas, empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara saksama, yaitu latihan fisik, teknik, taktik dan mental.

Untuk latihan fisik para pelatih lebih banyak melatih endurance, dengan menugaskan atlitnya lari mengelilingi lintasan atau lari di jalan raya, sementara latihan kekuatan otot kaki dan tangan yang menjadi unsur-unsur fisik yang paling dominan dalam atletik kurang sekali dilakukan.

"Kondisi fisik yang dikembangkan lewat persiapan umum (general physical fitness), persiapan fisik khusus (specific physical fitness) dan persiapan fisik yang paling spesial diperlukan," tambahnya.

Dia menjelaskan, komponen latihan daya tahan kardovasculer sudah dilakukan, komponen latihan daya tahan kekuatan, dan kekuatan otot (strength) belum banyak dilaksanakan.
Latihan kelentukan (flexibility) hanya dilakukan pada saat selesai mereka melakukan latihan, pada hal yang selama ini mereka lakukan adalah latihan colling down (pendinginan), guna mencapai recovery yang cepat. Untuk latihan khusus kelentukan belum secara khusus dilakukan.

"Latihan kondisi fisik khusus sebaiknya menggunakan alat-alat yang ada di tempat fitness atau dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana atau dimodifikasi oleh pelatih yang memiliki tujuan yang sama untuk melatih unsur-unsur fisik tersebut.

Latihan kecepatan secara umum sudah dilaksanakan, sementara latihan daya ledak otot tungkai masih banyak yang belum mereka lakukan. Hal ini karena berguna pada saat melakukan start bagi sprinter, untuk pelompat dan pelempar (lembing.cakram,peluru dan martil), juga bagi para atletik lari gawang," paparnya.

Kekurangan terlihat dari program latihan yang sudah disusun belum dilaksanakan secara tertib, karena jika program latihan disusun agar mencapai titik puncak pada saat berlomba, tidak berjalan, karena setiap ada kejuaraan regional atau nasional yang memberi iming-iming bonus, atlet tersebut akan mengikuti kejuaran tersebut, sementara program latihan belum mencapai puncaknya.

Kadang kalah kejuaraan terlalu pendek waktu selangnya, sehingga atlit yang bersangkutan belum pulih atau masih memiliki kelelahan yang berat. Hal ini dapat menghambat atlit dan meningkatkan prestasi disaat kejuaraan yang terjadwal secara nasional. (fen)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved