Ayu Dewi Gelar Mandi Lemon Lunasi Utang Janji ke Mendiang Ibu

Pembawa acara Ayu Dewi (31) dan suaminya, Regi Datau

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.COM/ANDI MUTTYA KETENG PANGERANG
Ayu Dewi (kiri) dan suaminya (kanan), Regi Datau, mengadakan acara adat Gorontalo Mo Polihu Lo Limu atau mandi lemon untuk putri mereka, Aqilah Dewi Humairah (tengah),di kediaman keluarga mereka di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (7/2/2016). 

POS KUPANG.COM, JAKARTA -- Pembawa acara Ayu Dewi (31) dan suaminya, Regi Datau, menggelar acara adat Gorontalo bernama Mo Polihu Lo Limu atau mandi lemon untuk sang anak yang berusia hampir tiga tahun, Aqilah Dewi Humairah, Minggu (7/2/2016) siang.

Ayu mengatakan, selain demi memenuhi kewajiban adat, upacara mandi air perasan jeruk lemon itu juga sekaligus untuk melunasi utang janji kepada mendiang ibunya.

"Almarhum Mama pernah pengin bikin mandi lemon buat Aqilah pas di Singapura, waktu beliau sakit. Tapi, enggak bisa. Alhamdulilalh baru bisa sekarang," ucap Ayu di sela acara adat tersebut di kediaman keluarganya di Tebet, Jakarta Selatan.

"Sebenarnya kami kayak ada utang sama Mama. Makanya, waktu persiapan semalam, sedih. Karena, beliau kalau ada acara adat begini, paling nomor satu. Paling rapi bikin acara," kisahnya.

Warna yang dipilih untuk dekorasi hingga busana dalam acara itu adalah kuning. Itu juga untuk menghormati mendiang ibunya.

"Kenapa kuning, karena kami masih berkabung. Almarhumah belum setahun berpulang. Turut berempati lah," tuturnya.

Ia menjelaskan pula, mandi lemon umumnya dilakukan terhadap anak perempuan berdarah Gorontalo yang menginjak usia dua tahun.

Awalnya, Aqilah didoakan sambil ditutupi kain putih sebagai simbol seolah-olah dikhitan. Barulah kemudian ia dimandikan dengan air perasan jeruk lemon yang dituang dari tujuh batang bambu.

"Tujuh bambu itu lambang menghilangkan tujuh sifat jelek dari anak. Kami mencoba melestarikan adat yang penting ini, karena penuh doa dan pesan moril. Sekarang kan anak-anak kebule-bulean ya," katanya.

Mengapa lemon? Lemon melambangkan kesegaran, tujuannya membersihkan sifat-sifat tak baik, agar ketika beranjak dewasa anak yang bersangkutan bisa mengendalikan hawa napsunya serta menghindari hal-hal yang bertentangan dengan agama dan adat.

"Kayak napsu belanja atau bolos sekolah. Tadi, Aqilah malah minta enggak mau lemon, maunya apel. Ini sekali seumur hidup," tuturnya. (Kompas.Com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved