Daun Jagung Seperti Gulungan Tembakau Joker
Ia mengaku menanam bibit jagung pada tanggal 22 Desember 2015 lalu. Jika tidak ada hujan dalam pekan depan, maka ia sudah pasrah jagungnya mati kekeri
Penulis: Julius Akoit | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
POS KUPANG.COM, OELAMASI -- Ayub Costa (49) salah satu petani jagung yang ditemui di Dusun Kuannoah, Desa Noelbaki, Kupang Tengah, mengeluh karena jagungnya yang berumur tiga minggu nyaris mati kekeringan.
"Pak lihat sendiri, daun jagung sudah tergulung seperti guluangan rokok tembakau joker. Sebab sudah tiga minggu tidak ada hujan," jelas Costa, Jumat (8/1/2016).
Ia mengaku menanam bibit jagung pada tanggal 22 Desember 2015 lalu. Jika tidak ada hujan dalam pekan depan, maka ia sudah pasrah jagungnya mati kekeringan.
"Sejak saya tanam bibit jagung lalu tumbuh hingga sampai sekarang belum hujan. Minggu depan mungkin sudah mati kering," kata Costa yang ditemui wartawan sedang menyiangi rumput di kebun jagungnya
Keluhan senada disampaikan Markus Ndoen, warga Desa Tanah Merah. Ia mengatakan jagungnya cepat layu dan bergulung sebab ditanam pada tanah berbatu.
"Tanah merah dan berbatu. Jadi tidak ada air. Kalau ditanam di tanah hitam liat, pasti daunnya hijau subur. Sebab tanah hitam menyimpan air," katanya sedih.
Pantauan Pos Kupang sepanjang Jalan Timor Raya, mulai dari Desa Oebelo hingga Naibonat, umumnya kondisi jagung masih hijau segar. Sebab jagung ditanam di tanah hitam liat.
Kondisi berbeda ketika memasuki Desa Tanah Putih dan Tuatuka. Wilayah bertanah kapur ini, jagung mati meranggas. Umumnya di dua desa ini, warga belum menanam.
"Kalau hujan lari-lari 10 menit sampai setengah jam saja, kami belum berani tanam. Percuma saja. Apalagi tanah kapur begini," keluh Ny. Lina Hetmina-Adoe.
Penjelasan yang sama disampaikan Kepala Kantor Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang, Paulus Ati. Ia menyebutkan belum semua wilayah di Kabupaten Kupang yang sudah menanam.
"Selain itu kondisi jagung umumnya masih bagus, bila ditanam pada tanah hitam liat. Sebab tanah ini menyimpan air. Kalau ditanam di lahan berbatu dan tanah merah, kondisinya memprihatinkan," jelas Ati.
Ia mengaku tim yang dibentuknya sedang ke desa-desa untuk mendata kondisi kekeringan.
"Satu minggu ini, tim turun ke arah Amfoang. Dan ada lima kecamatan belum menanam sama sekali. Karena memang belum ada hujan di sana. Yaitu Amfoang Barat, Amfoang Barat Daya, Amfoang Tengah, Amfoang Utara dan Amfoang Timur," beber Ati.
Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kupang, Arnold Saubaki, belum berhasil ditemui untuk dimintai tanggapan soal program antisipasi dampak kekeringan.
Telepon genggamnya tidak aktif saat dihubungi beberapa kali. Pertanyaan lewat pesan singkat, belum direspons.*
Ikuti terus berita-berita terkini dan menarik dari http://pos-kupang.com atau http://kupang.tribunnews.com
Like Facebook www.facebook.com/poskupang
Follow Twitter https://twitter.com/poskupang