Liputan Khusus

Anggota Kowal Kupang Curhat ke Istri KSAL soal Jumlah Kowal

Tiga anggota Kowal di Lantamal VII Kupang mengungkapkan curhat kepada istri KSAL Laksmana TNI AL, Ade Supandi Selasa (5/1/2016)

POS KUPANG/NOVEMY LEO
Tiga anggota Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) Lantamal VII Kupang, Serda Apm/K Ririn Risnindyatira (kiri), Kapten Laut (K/W) Yani Tri Lestari (tengah), Letda Laut (K/W) Eti Nurhayati (kanan), di Rumkital Samuel J Moeda Kupang, Senin (4/1/2016). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Tiga anggota Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) yang bertugas di Lantamal VII Kupang mengungkapkan curahan hatinya (curhat) kepada istri Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksmana TNI AL, Ade Supandi SE, MAP, Selasa (5/1/2016). Mereka curhat mengenai minimnya kuantitas Kowal di Kupang saat ini.

Kepada ibu kami juga curhat tentang kekurangan Kowal di sini. Kalau bisa beri tambahan Kowal di Kupang. Dan ibu Kasal berjanji akan membicarakannya dengan Pak Kasal.

Kata ibu, kondisi tersebut sedang dicari jalan keluarnya dan kami diminta bersabar,” kata Kapten Laut (K/W) Yani Tri Lestari saat teleconverence dengan usai upacara hari Kowal ke-53 tahun, di Lantamal VII Kupang, Selasa (5/1/2016).

Tiga Kowal yang bertugas di Lantamal VIII Kupang-NTT yakni Kapten Laut (K/W) Yani Tri Lestari, Lettu Laut (K/W) Etik Nurhayati dan Serda Apm/K Ririn Risnindyatira. Ketiganya bertugas di Rumah Sakit AL (Rumkital) Samuel J Moeda Kupang.

Menurut Yani, yang sudah terobsesi menjadi tentara perempuan sejak masih di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini, curhat yang sama juga pernah disampaikan mereka kepada Kasal Ade saat mengujungi Lantamal Kupang akhir Desember 2015 lalu. Saat itu Kasal Ade berjanji akan menindaklanjuti permintaan itu.

Dalam wawancara khusus Pos Kupang dengan ketiga Kowal tersebut di Rumah Sakit AL (Rumkital) Samuel J Moeda Kupang, Sabtu dan Senin (2-4/1/2016) banyak pengalaman yang mereka ungkapkan.

Kapten Yani mengatakan, saat ini peran Kowal di bagian operasional atau lapangan memang minim karena Kowal lebih eksis pada tugas pendukung di bidang kesehatan, keuangan dan komputer.

Kesehariannya, Yani menjabat sebagai kepala gudang obat Lantamal sementara Lettu Etik sebagai staf Lantamal dan Serda Ririn di bagian keuangan Rumkital Samuel J Moeda Kupang.

Namun selain mengerjakan tugas pokoknya, tiga perempuan perkasa ini mesti gesit, cekatan untuk ikut membantu melancarkan segala sesuatu jika ada kegiatan atau acara di Lantamal VII Kupang.

Apalagi jika ada tamu penting dari pusat yang datang ke Kupang. Otomatis, ketiganya harus bisa menjadi protokoler, mengurus administrasi hingga urusan konsumsi bagi tamu. Hal ini belum termasuk kegiatan Jalasenastri Korcab VII Dcat, yang membutuhkan keterlibatan ketiganya.

Bahkan Lettu Etik pun harus menyiapkan tenaga ekstra mendukung suaminya yang menjabat sebagai Danlanudal Kupang, Mayor Laut (P) Muhammad Masabi sehingga harus juga mengurus kegiatan lain di Lanudal Kupang.

Jadi Kowal harus gesit dan cekatan. Kerja rangkap sana-sini harus bisa dilakukan. Tapi memang jika ada banyak Kowal, tentu pekerjaan yang ada bisa lebih mudah dan maksimal dilakukan,” kata Etik yang pernah bertugas mengawaki komunikasi pada kapal perang Perang KRI Arun 903.

Etik menambahkan, dalam melaksanakan tugas, tak ada beda perlakuan antara prajurit laki-laki dan perempuan. "Setiap anggota TNI, perempuan atau laki-laki, adalah prajurit yang wajib menjalankan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI. Tak ada beda perlakuan. Sebagai tentara perempuan, kami senantiasa menjalankan motto yakni Pengabdian dan Kehormatan adalah Jiwaku,” tegas perempuan yang hoby memasak ini,

Bagi Serda Ririn, tak soal mengerjakan tugas-tugas lain di luar pekerjaannya sebagai staf keuangan. Namun jika ada lebih banyak Kowal tentunya tugas yang dikerjakan menjadi lebih ringan. "Kami harap ke depan ada penambahan personil Kowal di Lantamal VII Kupang," harapnya.

Yani mengaku, tiga tahun lalu, Lantamal Kupang pernah memiliki sekitar 10 Kowal namun satu persatu pindah mengikuti kepindahan suaminya ke daerah lain, sehingga kini hanya tersisa tiga Kowal saja.

"Hanya ada tiga Kowal di sini sehingga kami bertiga agak kesulitan menjalankan tugas pokok kami dan kegiatan lainnya. Meski demikian kami harus terus berusaha maksimal menjalankan setiap tugas yang ada,” tegas Yani.

Lebih lanjut Yani menambahkan, tugas penting lain yang tidak boleh ditinggalkan para Kowal adalah mengurus rumah tangga, suami dan anak-anak. Hal itu harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

Yani mengaku, sebelum menikah dengan Mayor Laut (K) Muhammad Haris dan punya dua anak, dia lebih memprioritaskan kariernya. Namun setelah menikah, dia harus melakukan pilihan bijaksana antara karier atau keluarga.

"Saat ini saya lebih memprioritaskan keluarga ketimbang karier. Apalagi anak-anak saya masih kecil, saya harus lebih banyak memperhatikannya. Tapi saya tetap menjalankan tugas sebagai Kowal secara maksimal,” aku Yani, ibu dari Muhamad Farid Chandra (8) dan Muhammad Farhan (2,6) ini.

Selama beberapa tahun di Kupang, Yani sudah menyelesaikan kuliah S1-nya di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana tahun 2013 lalu dan kini menempuh pendidikan S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat di Undana Kupang.

"Dengan gelar S2, pangkat saya bisa naik menjadi mayor hanya dengan menempuh pendidikan selama 2,5 bulan saja nanti setelah anak-anak agak besar,” kata perempuan dengan tinggi 160 cm dan berat badan 55 kg ini.

Untuk HUT Kowal, Yani berpesan agar para Kowal dimana saja mereka berada, bisa menjalankan dwifungsi tugas atau peran gandanya dengan baik. Yakni sebagai seorang prajurit matra laut dan sebagai perempuan yakni istri bagi suami dan ibu bagi anak-anak.

"Saya harap dua tugas ini bisa dilaksanakannya secara konsisten, simultan dan profesional. Jagalah keseimbangan antara tugas kedinasan dan tugas keluarga sehingga bisa menjadi prajurit wanita yang tangguh. Tentukan pilihan dan jalani pilihan dengan baik, ingin fokus ke keluarga atau karier. Boleh kejar karier namun ingatlah keluarga,” pesan Yani diaminkan yuniornya, Etik dan Ririn.

Sementara itu Etik menyatakan sangat beryukur bisa menjadi Kowal dan ibu rumah tangga. "Meski berat, saya mampu menjalankan tugas pengabdian pada bangsa dan negara sebagai Kowal dan ibu rumah tangga. Itu adalah kebanggaan kami, seluruh Kowal di republik ini,” kata Etik.

Menurut Etik, semua tugas kowal yang berat itu bisa dijalankan secara baik dan maksimal berkat adanya tempaan yang keras saat selama mengikuti pendidikan owal di tingkat bintara maupun perwira.

"Apa yang kami dapat selama pendidikan Kowal, menjadi modal kami untuk bisa terus tegar, tangguh dan gesit melaksanakan tugas kami baik sebagai kowal maupn sebagai ibu rumah tangga," kata Etik diaminkan Yani dan Ririn. (novemy leo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved